HOME KESEHATAN KOTA SOLOK

  • Jumat, 26 Juli 2019

Viral Tentang Cuci Hidung Dengan Air Garam, Ini Pendapat Elfahmi Dokter Spesialis THT RSUDMN

Hidung (screenshot net)
Hidung (screenshot net)

Solok (Minangsatu) - Terkait sodium klorida 0,9 % (garam), sebagai pembersih hidung  yang sempat viral di tweeter, dibenarkan oleh dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Rumah Sakit Umum Daerah Mohammad Natsir (RSUDMN), dr Elfahmi, Sp THT.

Katanya kepada Minangsatu, Jumat (26/7), garam memang bisa digunakan untuk cuci hidung. "Dianjurkan cuci hidung mau tidur, dengan NaCl . Kalau ndak ada bisa dengan air hangat," tutur satu-satunya dokter spesialis THT di RSUDMN, rumah sakit milik Pemprov Sumbar.

Menurutnya, mamfaat cuci hidung adalah untuk membersihkan rongga hidung, sehingga fungsi hidung sebagai indera pengidu (pembau, pencium, atau pembeda aroma), serta sebagai jalan masuk oksigen ke paru-paru, harus selalu bersih. Karena itu, minimal dua kali sehari harus dibersihkan (sering disebut nasal toilet), sehingga rongga hidung, bulu hidung dan silia selalu bersih.

Dikatakan, hampir semua penyakit yang berkenaan dengan fungsi hidung terkait dengan normalitas silia--jaringan-jaringan kecil yang berfungsi seperti sapu. 

Seperti bulu hidung, silia berfungsi menangkap kotoran dan mendorongnya agar tidak turun ke saluran pernapasan yang lebih dalam. Bulu-bulu silia sangat sensitif terhadap zat berbahaya, misalnya polusi dan asap rokok. 

Elfahmi menjelaskan, mekanisme kerja silia adalah menangkap kotoran dalam bentuk gerakan dari depan ke belakang, dan mendorongnya ke tenggorokan. Akumulasi kotoran yang didorong oleh silia ke tenggorokan inilah yang kemudian diselimuti lendir dan menjadi dahak.

Kata Elfahmi, gerakan depan-belakang silia yang sering disebut transport mukosiliar itu harus bekerja dengan baik. "Terganggunya transport mukosiliar hidung mengakibatkan bakteri dan partikel yang terinhalasi menetap di saluran nafas," tukuknya.

Dikatakan, peran hidung dalam sistem pernapasan adalah pada proses masuknya oksigen ke paru-paru. Sedangkan bulu hidung dan silia adalah pembersih rongga hidung. "Ibaratnya, bulu hidung adalah filter untuk menyaring kotoran, dan silia adalah sapu untuk menyapu kotoran yang masih lolos dari filter, dan meneruskannya ke tenggorokan," imbuh Elfahmi.

Apabila hidung kotor, misalnya karena terjadi peningkatan sekresi mukus (keluarnya lendir, ingus), bisa memperlambat pergerakkan silia sehingga mengganggu transport mukosiliar hidung. Sedangkan peningkatan sekresi mukosa itu terjadi pada penderita penyakit asma dan sinusitis, serta bisa pula dipicu oleh debu dan kotoran.

Karena itu, Elfahmi menganjurkan agar mencuci hidung minimal dua kali sehari. Yakni malam sebelum tidur, dan pagi hari. Dengan menggunakan cairan fisiologis yang, sesuai seperti Na Cl, larutan salin (air garam), atau minimal air hangat. 

Manfaat cuci hidung, adalah untuk menjaga fisiologis normal silia, mencegah infeksi, menjaga penciuman tetap bagus dan mengurangi kejadian hidung berdarah.


Wartawan : te
Editor : T E

Tag :RSUDMN #Cuci Hidung

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com