HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Selasa, 28 Mei 2024

Tiga Surau Dengan Ratusan Naskah Kuno Di Sijunjung

oponi
oponi

Tiga Surau dengan Ratusan Naskah Kuno di Sijunjung

(Bagian Ketiga dari Tiga Tulisan)

Pramono*

*Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas & Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) Komisariat Sumba

Koleksi Surau Syekh Yasin

Surau Syekh Yasin, terletak di Tanjung Ampalu, Koto VII, Sijunjung, tidak hanya menjadi tempat ziarah bagi jemaah Tarekat Syattariyah dari berbagai wilayah, tetapi juga menyimpan khazanah intelektual yang tak ternilai. Di rumah ahli waris Syekh Muhammad Yasin, berdekatan dengan makam beliau, tersimpan dengan baik sekitar dua puluhan naskah yang merupakan warisan keagamaan dan intelektual dari Syekh Yasin dan murid-muridnya.

Naskah-naskah tersebut sebagian besar berisi teks-teks keagamaan dalam bahasa Arab, mencakup berbagai disiplin ilmu seperti tafsir, fikih, nahwu, sharaf, dan tasawuf. Naskah-naskah ini tidak hanya berfungsi sebagai dokumen sejarah, tetapi juga sebagai sumber kearifan lokal yang mencerminkan kehidupan sosial, budaya, dan keagamaan masyarakat pada zamannya. Keberadaan naskah-naskah ini memungkinkan kita untuk mengungkap nilai-nilai dan tradisi keberagamaan yang masih relevan dengan kehidupan kontemporer.

Potensi Pengembangan dan Pemanfaatan Naskah

Upaya pelestarian naskah-naskah ini harus menjadi prioritas. Digitalisasi naskah-naskah tersebut dapat memastikan bahwa teks-teks berharga ini terlindungi dari kerusakan fisik akibat usia. Digitalisasi juga akan memudahkan akses bagi peneliti dan akademisi yang tertarik mempelajari isi naskah tanpa merusak dokumen aslinya.

Surau Syekh Yasin dapat dikembangkan menjadi pusat studi naskah keagamaan dan tradisi intelektual lokal. Pusat studi ini dapat menjadi tempat berkumpulnya para peneliti, baik lokal maupun internasional, yang tertarik mendalami sejarah dan ajaran Tarekat Syattariyah serta kontribusi intelektual Syekh Muhammad Yasin.

Penziarah yang datang ke makam Syekh Muhammad Yasin juga dapat diberikan kesempatan untuk melihat dan mempelajari naskah-naskah tersebut. Dengan menyediakan pameran naskah yang informatif, Surau Syekh Yasin dapat menjadi destinasi wisata edukasi yang menggabungkan aspek spiritual dan intelektual.

Hasil penelitian dari naskah-naskah ini dapat dipublikasikan dalam bentuk buku, jurnal, atau artikel ilmiah. Publikasi tersebut tidak hanya akan memperkaya literatur akademis tentang sejarah Islam di Indonesia, tetapi juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan pemikiran keagamaan yang moderat dan inklusif.

Manfaat Akademis dan Kultural

Secara akademis, naskah-naskah ini menawarkan wawasan mendalam tentang berbagai aspek keagamaan dan sosial dari perspektif masyarakat Tarekat Syattariyah. Penelitian terhadap naskah-naskah ini dapat mengungkap berbagai solusi dan pendekatan dalam menghadapi masalah keagamaan dan sosial yang masih relevan hingga kini.

Secara kultural, naskah-naskah ini adalah bagian penting dari identitas dan kebanggaan masyarakat lokal. Mereka mencerminkan kegiatan intelektual dan spiritual masa lalu yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi sekarang dan mendatang. Dengan memanfaatkan naskah-naskah ini, kita dapat terus melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal yang telah diwariskan oleh para pendahulu.

Naskah-naskah peninggalan Syekh Muhammad Yasin merupakan khazanah intelektual yang sangat berharga. Pelestarian dan pemanfaatan naskah-naskah ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan pemahaman kita tentang sejarah, tradisi, dan kearifan lokal masyarakat Tarekat Syattariyah. Melalui digitalisasi, pengembangan pusat studi, wisata edukasi, dan publikasi ilmiah, naskah-naskah ini dapat terus memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya.

Dengan demikian, Surau Syekh Yasin tidak hanya berfungsi sebagai tempat ziarah, tetapi juga sebagai pusat intelektual yang memancarkan cahaya pengetahuan dan kearifan bagi semua yang datang untuk belajar dan menghargai warisan intelektual Syekh Muhammad Yasin. Upaya ini akan memastikan bahwa nilai-nilai dan pengetahuan yang terkandung dalam naskah-naskah tersebut tetap hidup dan bermanfaat bagi generasi mendatang.


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com