HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Minggu, 29 Oktober 2023

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Dan PENINGKATAN KINERJA

Berdayakan Mahasiswa
Berdayakan Mahasiswa

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI dan PENINGKATAN KINERJA

Perkembangan teknologi informasi menjadi penting karena akan meningkatkan penggunaan sistem informasi akuntansi (SIA) untuk mendukung kerja organisasi. SIA memainkan peran penting dalam manajemen bisnis perusahaan, SIA merupakan fungsi manajemen yang mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk perencanaan, manajemen, koordinasi, analisis, pengambilan keputusan, dan penggunaan sumber daya secara efektif (Soudani, 2012) dan (Borhan dan Bader, 2018). SIA yang handal dapat meningkatkan kinerja karyawan karena akan menghasilkan informasi keuangan yang baik yang dapat digunakan oleh pengguna untuk mengambil keputusan. Perusahaan yang menggunakan sistem informasi dalam kegiatan operasional bisnisnya agar karyawan dapat bekerja secara efektif dan dapat meningkatkan kinerjanya.

Perusahaan menyediakan sistem informasi akuntansi yang dirancang untuk membantu karyawan dalam bekerja, sehingga karyawan dapat melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, akurat dan tanpa kesalahan. Jika sistem informasi tersebut berdampak negatif terhadap kinerja karyawan, maka dianggap sistem informasi akuntansi tersebut tidak lengkap dan tidak memenuhi kebutuhan sistem informasi perusahaan. Sistem informasi akuntansi dianggap tepat adalah sistem informasi akuntansi yang dapat mendukung kebutuhan perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Sistem Informasi Akuntansi diperlukan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam bisnis karena keterbatasan sumber daya manusia. Sumber daya manusia memiliki keterbatasan tersendiri karena mungkin lelah, mungkin kurang jelas, dan mungkin kurang waspada dalam melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan kinerja perusahaan menurun. Oleh karena itu, perusahaan yang menggunakan teknologi informasi dengan membuat sistem informasi sendiri yang sesuai kebutuhannya, sehingga dapat mengurangi resiko kesalahan manusia. Sistem informasi akuntansi berdampak pada kinerja perusahaan dan karyawannya, karena sistem informasi akuntansi dapat membantu karyawan dan perusahaan bersatu padu untuk menyediakan informasi keuangan yang diperlukan, akurat dan pada saat dibutuhkan (Ria, 2015).

 

Pelaporan keuangan mencakup pemrosesan dan pembuatan informasi keuangan serta informasi non-keuangan untuk pengambilan keputusan. Informasi non-keuangan mencakup peristiwa internal dan eksternal serta situasi perusahaan yang diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan. Tampaknya ada hubungan antara sistem informasi akuntansi dan karyawan perusahaan, dimana sistem informasi akuntansi memberikan informasi kepada karyawan perusahaan. Fokus pada perilaku penerima untuk memastikan bahwa pesan yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan penerima. Perilaku karyawan merupakan faktor penting dalam perancangan, pengembangan, dan penggunaan sistem informasi akuntansi perusahaan (Linda, 2015).

Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh kinerja karyawan, karena kinerja karyawan merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan kontribusi terhadap kelangsungan kinerja perusahaan. Karyawan yang sukses mengembangkan dan mengimplementasikan strategi perusahaan yang dirancang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Perusahaan harus meningkatkan kinerja karyawan dengan berfokus pada pengelolaan kinerja karyawan yang sejalan dengan strategi dan tujuan perusahaan. Perusahaan dapat memaksimalkan kinerja karyawan melalui pendidikan, pelatihan, pengembangan karyawan, kompensasi dan menciptakan lingkungan kerja yang positif. Dengan bantuan sistem informasi dapat meningkatkan kinerja karyawan, risiko kesalahan dapat dikurangi dan memastikan karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat, akurat dan tepat. Hal ini berimplikasi pada penghematan biaya dan waktu.

 

Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan tindakan nyata dari setiap karyawan dalam bekerja yang sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Pengukuran kinerja adalah suatu pendekatan sistematis yang dirancang untuk mengevaluasi, mengukur, dan mempengaruhi karakteristik, perilaku, dan hasil yang berkaitan dengan pekerjaan (Rivai, 2011). Memiliki kinerja yang baik dapat ditentukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh karyawan. Ketika karyawan mencapai hasil yang baik di tempat kerja dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Mangkunegara (2011) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang diperoleh karyawan dengan melakukan pekerjaannya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Mangkunegara (2002) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja: (1) Karakteristik pribadi (faktor individu), yaitu fisik dan mental kerja seseorang yang memiliki integritas. Orang dapat setuju ketika mereka mencapai tingkat loyalitas yang tinggi. Integrasi merupakan ciri terpenting yang memungkinkan seseorang mencapai potensi maksimal dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik; (2) Lingkungan organisasi (faktor lingkungan), yaitu lokasi pembagian kerja, komunikasi dan hubungan kerja yang efektif, peralatan yang memadai, dan profesionalisme yang dirancang untuk membantu orang bekerja sebaik mungkin dalam persaingan.

Wirawan (2009) juga percaya bahwa kinerja karyawan merupakan hasil dari banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah: (1) Faktor Internal Pekerja, yaitu kondisi yang muncul dari pekerja itu sendiri, termasuk kondisi fisik dan faktor yang diterima selama bekerja. Contoh faktor bawaan termasuk keterampilan, kepribadian, tubuh, dan pikiran. Sementara itu, contoh faktor yang diterima selama bekerja meliputi pengetahuan, pendidikan, keterampilan, pekerjaan, moralitas, dan keinginan untuk bekerja; (2) Faktor Internal Lingkungan Organisasi. Karyawan membutuhkan dukungan dari organisasi dalam melakukan pekerjaannya. Dukungan ini berperan penting dalam menentukan jumlah karyawan; (3) Lingkungan eksternal organisasi mengacu pada peristiwa, situasi atau kejadian yang terjadi di luar organisasi dan mempengaruhi kinerja karyawan, seperti ekonomi, politik dan budaya.

Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja karyawan adalah proses mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan. Kegiatan ini dirancang untuk mengidentifikasi perbaikan-perbaikan dalam berbagai aspek pengambilan keputusan di kalangan karyawan untuk memberikan masukan kepada karyawan tentang bagaimana melaksanakan pekerjaan mereka. Terdapat enam indikator untuk mengevaluasi kinerja pribadi karyawan, yaitu: (1) Kualitas, yaitu pemahaman karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang diterima dan sejauh mana karyawan tersebut berhasil melakukan pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya, (2) Kuantitas, yaitu jumlah manfaat yang dinyatakan dalam berbagai istilah, seperti jumlah unit pekerjaan yang dilakukan, (3) Ketepatan Waktu, tingkat pekerjaan yang menunjukkan penggunaan waktu secara maksimal untuk koordinasi dan kegiatan lain pada awal periode, (4) Efisiensi, memastikan bahwa organisasi menggunakan energi, uang, teknologi dan bahan mentah secara efisien dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki organisasi, (5) Kemandirian bagi karyawan untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, (6) Komitmen kerja adalah komitmen karyawan terhadap pekerjaannya dan tanggung jawabnya terhadap organisasi (Robbins, 2006).

 

 


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com