Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Berbasis Tatabahasa Pedagogis (Bagian II)

Pengembangan Modul Pembelajaran Bahasa Berbasis Tatabahasa Pedagogis (Bagian II)

Oleh: Bahren*

Jika pada bagaian satu telah dijelaskan enam langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan modul pembelajaran bahasa berbasis tatabahasa pedagogis yang meliputi penentuan tujuan pembelajaran yang baik,  mengidentifikasi sasaran pembelajar, merancang desain kurikulum, menetapkan model dan mateti pembelajaran serta memulai merancang struktur modul yang akan dikembangkan. Pada bagian dua ini akan dilanjutkan pada langkah berikutnya yaitu:

Tujuh, melakukan pengembangan daln mempertimbangkan Aspek Visual, kegiatan ini perlu dilakukan untuk mendapatkan tampilan modul yang menarik dan menyenangkan sewaktu digunakan. Ada kalanya kiita perlu menggunakan grafis, gambar, dan ilustrasi jika diperlukan untuk membantu pemahaman. Pastikan desain visual modul menarik dan mudah dipahami. Sebuah modul yang menarik tentunya dapat menjadi pengganti guru di dalam kelas, dengan kata lain jika tidak ada guru dalam kelas maka dengan menggunakan modul yang telah kita rancang siswa dapat belajar secara mandiri.

Delapan, Perhatikan aktivitas selama pembelajaran. Kegiatan ini perlu dilakukan agar kegiatan pembelajaran tidak monoton dan berjalan satu arah. Pada sebuah modul yang baik sedpat mungkin menyertakan latihan-latihan yang memungkinkan peserta didik untuk menerapkan tata bahasa yang mereka pelajari. Ini bisa berupa latihan menulis, berbicara, atau mendengarkan. Dengan adanya latihan-latihan yang berkaitan dengan kecakapan tata bahasa tersebut pada akhirnya kita dapat mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang kita sajikan dalam modul yang dirancang.

Sembilan, Langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba terhadap modul pembelajaran bahasa berbasis tata bahasa pedagogis yang telah kita rancang. Uji coba terhadap modul bisa kita lakukan terhadap beberapa peserta didik untuk mendapatkan umpan balik. Hal ini diharapka dapat membantu pengembang modul dalam mengidentifikasi masalah potensial yang ada dalam modul serta kemungkinan untuk memperbaikinya sesegera mungkin, sehimgga pada akhirnya modul yang dikembangkan bisa dan layak untuk digunakan secara berkelanjutan.

Sepuluh, melakukan pemeriksaan dan perbaikan atas modul yang telah diuji coba. Hal ini dapat dilakukan setelah kita mendapat umpan balik dan tanggapan dari siswa yang dimintai untuk menggunakan modul saat uji coba pada langkah sebelumnya. Dengan melakukan perbaikan dan koreksi terhadap modul , penyusun modukl sedapat mungkin harus memastikan bahwa modul yang telah diperbaiki dan koreksi tersebut adalah modul yang sudah efektif dan efisien dalam pembelajaran yang akan dilakukan khususnya dalam mengajarkan tata bahasa.

Sebelas, Ketika kita (penyususn modul merasa modul yang diikembangkan itu telah melalui tahapan koreksi dan perbaikan dan efektif untuk digunakan maka langkah berikutnya adalah mempublikasikan serta mendistribusikan modul itu secara lebih luas kepada terget pengguna modul yang telah ditetapkan.  Ini bisa dilakukan dalam bentuk cetak atau dalam format digital, seperti PDF atau platform pembelajaran online.

Dua Belas, Langkah akhir yang perlu dilakukan bagi pengembang moduk sebagai bahan ajar bahasa berbasis tatabahasa pedagogis adalah tahapan evaluasi pembelajaran: artinya setelah modul digunakan, lakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran. Apakah peserta didik berhasil memahami tata bahasa yang diajarkan? Dapatkah mereka mengaplikasikannya dalam situasi nyata?

Pengembangan modul berbasis tata bahasa pedagogis membutuhkan perencanaan yang matang dan pemahaman mendalam tentang materi yang diajarkan serta metode pengajaran yang efektif. Dengan demikian, modul tersebut dapat menjadi alat yang berharga dalam proses pembelajaran tata bahasa yang efektif. Semoga bermanfaat.

*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand