HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Kamis, 15 Juni 2023

Pembaca Dan Karya Sastra

Opini Sahel Ahksa
Opini Sahel Ahksa

Pembaca dan Karya Sastra

Sahel Aksa Muslimin*

 

Pembaca memiliki peran penting dalam dunia sastra. Adanya pembaca, dunia sastra mengalami perkembangan, baik dalam produksi karya ataupun segi keilmuan. Tanpa pembaca, fungi sastra tidak memiliki perannya dalam karya. Jadi karya tanpa ada pembaca tidak lebih dari sekedar kumpulan naskah.

Dewasa ini, kemunculan karya sastra semakin banyak. Beberapa media cetak, seperti koran, setiap minggu ada yang memuat karya sastra. Lahirnya karya sastra, tidak terlepas dari kepiawaian seorang penulis dalam mengeksplorasikan idenya. Kemudian dipublikasi, ada penulis yang langsung mempublikasikannya sendiri, seperti pada blog atau webside pribadinya. Namun ada pula dengan mengirimkannya pada media cetak, seperti koran, majalah dan buletin. Keberadaan karya sastra sampai pada pembaca, tidak terlepas dari keberadaan penerbit atau media. Tujuan akhir dari penerbitan adalah mampu menjadikan karya sastra dapat dimiliki oleh publik.

Pembaca dapat dikatan sebagai raja pada kegiatan produksi sastra. Sehingga penerbitan selektif dalam memilih karya yang akan diterbitkan. Biasanya penerbit akan melihat kondisi pasar pembaca, kemana arah selera dari pembaca, jenis tema apa yang paling disukai oleh pembaca. Namun ada juga, tergantung dari selera redakturnya. Sehingga banyak media yang memuat karya sastra, seperti koran, memiliki kriteria masing-masing dalam karya yang akan dimuat.

 Kegiatan ini bertujuan agar karya sastra dapat dimiliki oleh pembaca. Dalam dunia sastra, penulis-karya-pembaca merupakan mata-rantai dalam menggerakkan perkembangan dunia sastra. Penulis merupakan titik awal dalam keberadaan karya. Karya inilah yang akan diterima oleh pembaca atau penikmat sastra. Pembaca memiliki kebebasan dalam menganalisa suatu karya. Setiap pembaca memiliki pemahaman dan penafsiran yang berbeda-beda, karena teks sastra merupakan kajian interpretasi.

Kehadiran pembaca, membantu perkembangan ilmu sastra. Kajian terhadap karya sastra, tidak sebatas teks saja, kajian yang menganalisa unsur-unsur yang membangun karya (unsur instrinsik). Padangan ini menjadikan karya sastra tidak hanya sebagai suatu teks. Beberapa kajian terhadap karya mengalami perkembangan. Bidang ilmu yang lahir karena adanya pembaca diantaranya seperti Psikologi Sastra dengan analisa reseptif-pragmatik, yaitu mengakaji aspek psikologi pembaca akibat pengaruh dari karya yang dibaca. Kemudian Sosiologi Sastra dengan analisa perspektif reseptif, yaitu menganalisis penerimaan masyarakat terhadap teks sastra. selanjutnya adalah Resepsi Sastra, yaitu menganalisis pemahaman pembaca terhadap teks. Perkembangan kajian teks sastra berdasarkan dari sifat ilmu pengetahuan. Bahwa ilmu pengetahuan harus mengalami perkembangan, karena ilmu pengetahuan bersifat akumulatif.

Menafsirkan pesan-pesan apa yang terkandung dalam karya, secara tidak langsung pembaca juga akan menilai karya. pembaca bagaikan ‘juri’ yang menentukan mana karya yang menarik dan karya yang tidak menarik untuk dibaca. Sesuai dengan selera masing-masing pembaca. Penilaian ini tentunya, tidak terlepas dari pemahaman dan wawasan berpikir dari pembaca.

Menilai karya sastra merupakan suatu pengkritikan terhadap karya sastra, karena kritik sastra adalah semacam pertimbangan untuk menunjukkan kekuatan atau kebagusan dan juga kekurangan yang terdapat dalam karya sastra (Fananie, 2000:20). Setiap pembaca karya sastra, pada dasarnya, ia telah bertindak sebagai ‘kritikus’, karena pembaca dapat menilai apakah karya sastra yang telah dibaca itu menarik atau tidak. Walau tidak ditulis dalam format tulisan, baik ilmiah atau non ilmiah.

Pembaca mendapat tempat penting dalam dunia sastra. Keberadaannya memberikan sumbangsih pada perkembangan dunia sastra. Kajian sastra tidak lagi terfokus pada teks, namun mampu merambah unsur ekstrenalnya (pembaca dan pengarang). Pembaca memiliki kebebasan untuk menafsirkan karya, itulah sebabnya teks sastra memiliki ragam tafsiran. Setiap pembaca memiliki pemahaman yang berbeda-beda didorong oleh latar berbagai latar-belakang . Selain itu, pembaca merupakan ‘juri’ dalam menilai suatu karya. Bayangkan, jika tidak ada yang membaca karya sastra, fungsi sastra tidak memiliki peran pada karya.

Pada domain perekonomian, pembaca memiliki peran. Pada proses distribusi karya memerlukan biaya. Tujuan dari memproduksi karyapun, agar karya dapat dipasarkan dan diterima oleh publik. Sasaran utamanya adalah pembaca, jika banyaknya pembaca yang membeli karya, maka akan banyak keuntungan yang diperoleh, namun begitupun sebaliknya. Sehingga penerbit harus melakukan kajian pasar pembaca dan melakukan sistim pendistribusian yang efisien.

*Mahasiswa Prodi Sastra Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Tag :#Opini #Didaktika #Sastra #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com