- Sabtu, 4 Juni 2022
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID UNTUK 21ST CENTURY SKILL
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID
UNTUK 21ST CENTURY SKILL
Oleh: Vina Fathira*
Pembelajaran bahasa Inggris, pengajar tetkadang kesulitan dalam mencari informasi, strategi, dan aplikasi terkini yang mendukung kebutuhan perngajaran di kelas. Pada saat ini, perkembangan teknologi berbasis android sangat menjadi hal yang tak dalam pengajaran di era 21 ini atau untuk mendukung pembelajaran keterampilan abad 21. Media pembelajaran berbasis android/teknologi merupakan bagian dari ICT (Information, Communication, and Technology). ICT merupakan kepanjangan dari Information and Communication Technology, yang menyatakan bahwa teknologi yang memiliki aplikasi yang berkaitan dengan penyebaran informasi dan komunikasi dari individu atau organisasi yang menembus waktu dan ruang. ICT yang menitikberatkan kepada diri mahasiswa, komunitas di kelas, kreasi dan penyampaian materi yang lebih tepat sasaran dengan implementasi media pembelajaran berbasis ICT.
Penerapan yang tepat pada implementasi media pembelajaran berbasis ICT atau teknologi ini, ada 5 prinsip dalam penggunaan teknologi tersebut, yakni memberikan banyak kesempatan kepada anak didik untuk membaca, menulis dan berdiskusi secara lisan dan tertulis dalam bahasa Inggris; membuat suatu fokus ajar kepada pola bahasa Inggris dengan menggunakan struktur yang baik; memberikan waktu yang cukup kepada anak didik dalam menggunakan bahasa Inggris secara baik; memberikan kesempatan mereka ikut berperan aktif untuk melihat kesalahan yang dibuat dan memberikan koreksian terhadap bahasa Inggris yang mereka hasilkan; dan ciptakan kegiatan yang memberikan banyak kesempatan kepada anak didik untuk berinteraksi dengan yang lain dalam penggunaan bahasa Inggris, khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Terlebih lagi pada pembelajaran bahasa Inggris yang memerlukan active skill, seperti speaking salah satunya. In speaking, kecakapan dan pemahaman dalam phonetic dan phonology berkaitan dengan kemampuan berbicara oral proficiency. Oleh karena itu, kemampuan oral proficiency dilihat dari kemampuan mengucapkan yang baik dalam mengucapkan setiap kosakata bahasa Inggris. Walaupun variasi bunyi dari suatu kosakata akan berbeda-beda disebabkan adanya perbedaan latar belakang budaya. Seiring dengan permasalahan yang terjadi ketika proses belajar mengajar, yakni permasalahan pronunciation, mahasiswa masih takut mengucapkan kosakata dalam bahasa Inggris yang tidak familiar dengan yang mereka dengar, ending –d/ed, ending –s/es dan lain sebagainya. Mahasiswa tersebut merasa sulit membedakan mana pengucapan yang seharusnya diucapkan dengan pengucapan yang tepat.
Untuk membantu masalah pengucapan mahasiswa (pronunciation) dalam pembelajaran bahasa Inggris, implementasi media pembelajaran berbasis android ini dianggap efektif dalam meningkatkan minat dan perhatian mahasiswa terhadap pronunciation yang mereka ujarkan. Terdapat beberapa sumber yang mengatakan implementasi media pembelajaran dengan aplikasi yang berupa games menjadi lebih menarik, mudah diingat serta akan menggali kecerdasan otak dan mental murid dengan penggunaan aplikasi yang tepat sasaran. Untuk menerapkan games tersebut tidak hanya asal pilih, akan tetapi penggunaan games haruslah dikembangkan secara kreatif dan efektif.
Selanjutnya, implementasi media pembelajaran berbasis android dengan fokus pronunciation, diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam pengembangan android yang bernilai positif demi peningkatan bahasa Inggris sekaligus juga dapat bermanfaat bagi dosen lainnya yang mengajar mata kuliah lain di program studi bahasa Inggris sebagai media pembelajaran yang baik dan efektif dalam proses belajar mengajar. Selain itu, dampak negatif dengan pengimplementasian media pembelajaran berbasis android ini juga banyak mempengaruhi karakter dari peserta didik yang terkait dengan ICT yang digunakan. Untuk mencegah hal-hal tersebut, lakukan dan cermati langkah-langkah berikut ini. Langkah pertama, selalu cek teknologi yang digunakan baik hardware maupun software-nya sebelum masuk ke dalam kelas. Kedua, terdapat perbedaan dalam manajemen sekolah yang berhubungan dengan penggunaan teknologi ini ketika mengajar. Misalkan saja terdapat beberapa kata yang diblok atau bahkan tidak diblok sama sekali. Hal ini berpeluang kepada masalah yang akan diakses oleh para siswanya. Selanjutnya, ajarkan untuk berpikir kritis terhadap apapun yang dibaca secara online. Misalkan saja mengakses youtube ketika mengajar. Berpikir kritis mampu mencegah hal-hal negatif dalam mengklik video yang terdapat pada laman tersebut.
Setelah proses di atas dilakukan, dalam artikel ini akan memperkenalkan dua aplikasi berbasis android yang bisa digunakan untuk 21st century skill yaitu untuk masalah pronunciation yang bisa diakses secara offline dan online setelah diunduh (lihat Gambar 2). Aplikasi offline adalah aplikasi yang bisa dipakai tanpa perlu akses internet. Sedangkan Aplikasi online adalah aplikasi yang dipakai dengan memerlukan akses internet. Setelah itu, pengajar meminta mahasiswa satu per satu untuk mengunduh aplikasi tersebut. Setelah semua mahasiswa dalam kelas tersebut mengunduh aplikasi offline tersebut, pengajar memberi arahan dan petunjuk yang terkait dengan penggunaan aplikasi tersebut dan akhirnya meminta mahasiswa untuk menggunakan aplikasi offline tersebut.
Selanjutnya, meminta lagi mahasiswa satu per satu untuk mengunduh aplikasi yang satunya lagi yang merupakan aplikasi online, yakni aplikasi yang apabila ingin mengaksesnya memerlukan akses internet. Kedua aplikasi ini masih menggunakan kuota yang diberikan oleh pengajar untuk mahasiswa per kelas. Setelah semua mahasiswa dalam kelas tersebut mengunduh aplikasi online ini, pengajar memberikan dan petunjuk yang terkait dengan penggunaan aplikasi tersebut. Lalu akhirnya meminta mahasiswa untuk menggunakan aplikasi online tersebut. Dan untuk melanjutkan ke pertemuan selanjutnya, pengajar memberikan tugas di rumah berkaitan dengan akhiran –s/es dan–d/ed dengan meminta mereka membaca konsep seputar akhiran –s/es dan–d/ed dari buku teori yang telah dipersiapkan sebelumya. Lalu mencoba memasukkan beberapa contoh kata-kata yang termasuk ke dalam contoh akhiran –s/es dan–d/ed dengan mengimplementasian aplikasi yang telah diberikan kepada mahasiswa tersebut.
Dalam implementasi media pembelajaran berbasis android ini, dengan memperhatikan hasil dari penelitian dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan mahasiswa dalam memahami pengucapan akhiran –s/es dan akhiran adalah mahasiswa senang mempraktekkan dan mendengarkan aplikasi pronunciation dan memahami teori yang berhubungan dengan istilah phonology seperti voiced, voiceless, dan sibilant sound. Lalu untuk faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan mahasiswa dalam memahami pengucapan akhiran –d/ed dan akhiran adalah mahasiswa senang mempraktekkan dan mendengarkan aplikasi pronunciation dan memahami teori yang berhubungan dengan istilah phonology seperti voiced, voiceless, dan bentuk present berbunyi /t/ dan /d/.
Akan tetapi terdapat mahasiswa yang memiliki nilai kurang baik. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka dalam memahami pengucapan akhiran –s/es dan akhiran –d/ed tergolong lemah dan jarangnya mereka menggunakan aplikasi tersebut di luar kelas. Dalam penelitian yang menggunakan aplikasi berbasis android ini, tidak semua teori phonology yang dijadikan topik penelitian sehingga perlu diadakannya penelitian serupa di luar topik yang sudah dibahas. Hasil penelitian yang paling dekat hasilnya dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah (2015). Selanjutnya, umumnya aplikasi berbasis Android sering bermasalah dengan akses internet jika menggunakan aplikasi online. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian. Sehubungan dengan hasil pada poin di atas, peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kualitatif yang menggunakan media pembelajaran yang lainnya yang bisa digunakan untuk 21st century skill.
*Mahasiswa Program Doktor Ilmu Keguruan Bahasa, Universitas Negeri Padang
Dosen Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persada Bunda
Tag :#Opini #Didaktika #Vina Fathira
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PANGAJARAN BAHASA MINANGKABAU
-
PENERAPAN MACHINE LEARNING DALAM SISTEM TELEKOMUNIKASI
-
PANTAI BARAT SUMATERA: PESONA ALAM, MAKANAN, DAN SITUS BERSEJARAH
-
PENERAPAN BIG DATA DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK
-
ETNOBIOLOGI
-
DAMPAK UJARAN KEBENCIAN DI MEDIA SOSIAL DAN SOLUSINYA
-
SARILAMAK, NAGARI ADAT LENGGANG 1000 TALAM
-
SARILAMAK, NAGARI ADAT LENGGANG 1000 TALAM
-
“BINGUNG”
-
NAGARI PASA DAN ICON MASJID RAYA PARIAMAN