HOME LANGKAN KATO

  • Rabu, 29 November 2023

Ibu Ku Guru Pertama Ku

Opini Bahren
Opini Bahren

Ibu Ku Guru Pertama Ku

Oleh: Bahren*

 

            Hari Guru telah berlalu, bahkan telah empat hari sudah meninggalkan kita, khususnya saat tulisan ini ditulis. Tapi, bagaimana pun itu, kenangan dan penghargaan terhadap guru tidak akan pernah hilang atau dihilangkan. Guru dalam bahasa Jawa yang disebut sebagai seorang yang digugu lan ditiru memiliki makna yang teramat sangat dalam yaitu seorang guru haruslah bisa menjadi seseorang yang daat dipercaya dan ditiru oleh murid-muridnya. Seorang guru yang baik akan mengashilkan murid-murid yang baik pula di kelak kemudian hari.

            Guru diidentikkan sebagai seseorang yang mengajarkan kita dari tidak bisa menjadi seseorang yang bisa. Jika makna itu tidak dibatasi pada jenjang pendidikan yang harus ditempuh oleh seorang guru, maka Ibu adalah guru pertama kita semua. Bukankah dalam agama (Islam) dikatakan bahwa rumah adalah madrasah (sekolah) pertama. Sebagai sekolah pertama, di rumah ada seorang Ibu yang senantiasa menunjuk dan mengajari kita tentang berbagai hal. Secara kebahasaan pemerolehan bahasa setidaknya akan melalui beberapa tahapan yaitu pertama tahapan babbling atau mengoceh, pada tahap ini Ibu menjadi orang yang paling paham dengan segala ocehan anaknya. Tahapan berikutnya adalah tahapan holofrastis, tahap ini seorang anak mulai diajarkan oleh ibu mereka untuk menyebutkan atau menyuarakan satu kata, seperti ma, ma,ma atau  pa, pa,pa dan lain sebagainya. Tahapan brikutnya yang akan dilalui seorang anak adalah tahapan dua kata, yang tadi nya berupa penggalan kata, ma, ma, ma. Menjadi mama atau pa,pa, menjadi papa. Dan terakhir adalah tahapan menyerupai telegram atau teleghraphic spech) bayi mulai mengeluarkan bunyi-bunyi dalam bentuk teriakan, rengekan, dekur. Bunyi yang dikeluarkan oleh bayi mirip dengan bunyi konsonan atau vokal.

            Tidak hanya itu, seorang Ibu juga menjadi orang pertama yang mengajarkan kita tentang kebersihan dengan mengajak kita rutin mandi 2 sampai tiga kali setiap harinya. Ibu juga mengajarkan kita untuk mengenal agama dan pendidikan akhlak serta budi pekerti. Ibu juga lah yang sesungguhnya mengajarkna kita untuk pertama kali membaca atau mengualngi bacaan. Ibu tidak bosan-bosannya mengajak kita untuk membaca berbagai macam do’a setiap ingin beraktivitas. Ibu juga yang mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga adab dan tingkah laku dalam berbagai kegiatan. Seorang Ibu adalah guru yang tidak pernah bosan untuk senantiasa menasehati dan mengingatkan kita tentang berbagai hal yang mungkin saja tidak akan pernah kita dapatkan di sekolah-sekolah formal. Hanya Ibu yang bisa mengulang sebuah nasehat berulang-ulangkali tanpa merasa jenuh dan bosan karena keinginannya agar agar anak-anaknya menjadi orang yang baik. Ibu juga adalah guru yang paling sabar dalam mendengar dan mengajarkan segala kesusahan anak-anaknya. Maka tidak salah agaknya dihari guru yang telah lewat empat hari ini, kita sempatkan mebgucapkan selamat hari guru untuk para guru pertama kita, beliau adalah Ibu kita masing-masibg. Selamat hari guru untuk semua ibu baik dan terbaik di dunia.

 

*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand


Wartawan : Bahren
Editor : bahren

Tag :#Langkan #Kato#Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com