HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Kamis, 11 November 2021

HAKIKAT GURU DALAM FILSAFAT

Opini Imelda Indah Lestari
Opini Imelda Indah Lestari

HAKIKAT GURU DALAM FILSAFAT

IMELDA INDAH LESTARI

“Berapa jumlah guru yang tersisa?”, itu adalah pertanyaan yang ucapkan oleh Kaisar Hirohito kepada para Jendral setelah Jepang hancur oleh bom Amerika dan sekutunya di penghujung perang dunia kedua. Hirohito sadar tidak akan mungkin mengalahkan Amerika dan sekutunya sehingga ia fokus untuk membangun Jepang melalui pendidikan dengan menjadikan guru sebagai landasan Jepang untuk bangkit saat itu. Pemikiran Kaisar Hirohito ini menunjukan bahwa guru memiliki status dan peran yang sangat penting dalam membangun sebuah bangsa. Hal ini sejalan dengan apa yang pernah disampaikan oleh Presiden Amerika periode (1963-1969) Lyndon B Johson yaitu: “all the problem can be solved with one word is education. Pertanyaan Kaisar Hirohito dan pernyataan Presiden Lyndon B Johson yang sarat dengan filsafat, membuat kita bertanya-tanya apa hakikat guru dalam pendidikan.

Dalam filsafat identik disiplin kajian yang membahas tema-tema tertentu dengan tiga pendekatan yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Dari ketiga pendekatan tersebut ontologi adalah kajian paling tua di dalam filsafat. Ontologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata onthos ‘keberadaa’ dan logos berasal dari kata logi berarti sabda sebagai buah dari nalar pikiran manusia yang secara sederhana disebut bahasan. Sehingga ontologi berarti bahasan-bahasan tentang keberadaan. Dalam ontologi ini bahasan terdalamnya adalah hakikat segala sesuatu.

Menurut KBBI guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, tenaga pengajar adalah  tenaga  pendidik  yang  khusus  dengan  tugas  mengajar,  yang  pada jenjang   pendidikan   dasar   dan   menengah  disebut   guru,   dan   pada   jenjang perguruan tinggi disebut dosen (pasal 27 ayat 3 Nomor 2 Tahun 1989). Dan dalam UU No. 14 Tahun 2005 disebutkan guru adalah tenaga pengajar profesional yang bertugas untuk mengajar, mendidik, mengarahkan, membimbing, menilai, melatih, dan mengevaluasi murid melalui lembaga pendidikan formal pada tingkat dasar dan menengah. Guru adalah pendidik profesional yang mendidik, mengajar suatu ilmu, membimbing, melatih, serta mengevaluasi atas apa yang sudah diberikan kepada siswanya.

Guru  adalah orang yang  bertanggung  jawab  terhadap  perkembangan  siswanya   dengan mengupayakan seluruh potensi siswa, baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotorik.  Secara tradisional tugas guru adalah mengajar di kelas, menurut Usman (2006:6) mengajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan kegiatan belajar siswa yang menyebabkankan adanya perubahan perubahan tingkah laku pada diri siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Guru mempersiapkan siswanya untuk menjadi SDM yang mampu menyongsong perubahan dengan atau usaha-usaha pembangunan dengan mentransferkan ilmu pengetahuan yang dimiliknya.  

Disamping mengajar tugas guru yang sangat penting adalah mendidik. Mendidik bertujuan mengubah tingkah laku murid menjadi lebih baik. Dalam mendidik guru merupakan tauladan yang akan memberikan contoh bagi muridnya sehingga agar para siswa dapat memiliki karakter dan kepribadian yang baik sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat dalam rangka menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) untuk kemajuan negara dan bangsa. Dapat disimpulkan seorang guru   bukan   hanya   sekedar   pemberi   ilmu   pengetahuan   kepada   siswanya, tetapi guru juga seseorang yang dapat menjadikan siswanya berkarakter dan mampu menjawab  masalah yang dihadapi. Tugas seorang guru tidaklah ringan, guru tidak hanya mengajar, mendidik, melatih, dan membimbing, tapi juga harus bisa menginspirasi. Dengan menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, karakter serta kepribadian yang tangguh membuat suatu bangsa dapat berkompetisi di dunia Internasional.

Saat ini hampir seluruh negara berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya. Hal itu terjadi sebab pendidikan merupakan sebuah kebutuhan yang penting dan tidak boleh dianggap sebagai suatu pelengkap dalam kehidupan manusia. Pendidikan, maka manusia dapat membuat suatu peradaban baru yang dinilai mampu mengubah pola dan pandangan hidup manusia. Negara yang mengejar pendidikan dan menjadikannya sebagai suatu hal yang penting, maka negara tersebut akan memiliki kualitas sebab pendidikan merupakan jalan yang dapat menaikkan taraf dan kualitas sumber daya manusia. Kualitas pendidikan yang baik tentu saja menunjukkan kualitas guru yang baik.

Kembali pada pertanyaan kaisar Hirohito, tidak dapat kita pungkiri bahwa pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan jangka panjang. Dan ini sudah terbukti pada Jepang. Kemajuan Jepang saat ini, tentu tidak lepas dari pengaruh dan campur tangan guru. Keputusan Kaisar Hirohito untuk bangkit kembali melalui pendidikan bukanlah pilihan yang salah, Jepang bisa keluar dari keterpurukan setelah perang dunia ke II dan menjadi salah satu negara yang maju saat ini oleh negara lain. Kemajuan Jepang tersebut menyadarkan kita tentang pentingnya sosok guru dalam pendidikan. Pendidikan akan menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu bangsa. Kemajuan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kemapuan generasi mudanya, kemampuan generasi muda suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya, pendidikan suatu bangsa ditentukan oleh guru.


Tag :#Opini #didaktika #Imelda

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com