HOME OPINI FEATURE

  • Minggu, 16 Oktober 2022

Di SEA Games 1997, Indonesia Kalah Dari Thailand Lewat Adu Pinalti. "Ribuan Suporter Ngamuk Ke Dalam Stadion Tanpa Ada Korban Jiwa"

Goresan : Asril/Wartawan Minangsatu.com


TAHUN 1997, saya melakukan liputan dipinggir lapangan partai final Indonesia lawan Thailand ajang Sea Games. Setelah main seri dan dilanjutkan pertambahan waktu, skor berakhir dengan kemenangan kubu Thailand. 

Atas kekalahan tim Merah Putih, stadion Gelora  Senayan dipenuhi lebih kurang 120 ribu penonton riuh dan membuat petugas berjaga dilapangan bersiaga. Tak terima Indonesia kalah, suporter mulai melempar batu, botol minuman dan benda lain ke dalam lapangan. Benda yang dilempar penonton ke dalam lapangan, bagaikan hujan turun yang cukup deras. 

Melihat situasi mulai mencekam, petugas langsung amankan pemain ke lokasi aman. Termasuk jurnalis bertugas dilapangan. Bahkan, ribuan penonton pun mulai berhamburan masuk lapangan bagaikan babi yang terluka. Disaat genting itu, petinggi PSSI Azwar Anas didamping Kapolda Metro Hamami Natta, Pangdam Jaya Syafri Syamsoedin, Panpel, Ketua KONI Wismoyo Arismunandar, dan beberapa petugas masuk ke dalam lapangan coba untuk menenanjan penonton dengan cara melambai lambai kan tangan je arah tribun meminta penonton untuk tenang. 

Meski berbagai upaya telah dilakukan petinggi olahraga dan pihak ke amanan untuk tenangkan masa. Justru, batu masih tetap beterbangan kelapangan. Kami jurnalis disuruh untuk berlindung. Hebatnya disini, penonton akhirnya bisa ditenangkan setelah petugas semprotkan air dari mobil waterr cannon dan bukan gas air mata. Lebih kurang satu jam, situasi dapat dikendalikan petugas dan acara ditutup dengan penyerahan piala ke  timnas Thailand. 

Intinya, di partai final Sea Games 97 itu tidak ada terjadi korban jiwa dari penonton maupun petugas meski usai pertandingan terjadi kerusuhan. Diluar stadion atau komplek Gelora Senayan, bunga taman  kota hancur sebagai pelampiasan emosi penonton atas kekalahan timnas Merah Putih malam itu. Bahkan, dari pantauan saya sebagai wartawan malam itu, baik di luar maupun dalam lapangan tak terdengar ada korban jiwa atau mobil yang dibakar 

Apa yang saya lihat dan pantau sebagai wartawan Sea Games_97, ketika kerusuhan mulai tidak terkendali, semua petinggi PSSI, KONI, Panpel dan petinggi keamanan langsung terjun kelapangan untuk menenangkan penonton tanpa ada penembakan gas air mata  maupun pemukulan dari petugas kepada perusuh. Hebat, meski pertandingan sepakbola Sea Games ditutup kerusuhan. Tetapi, korban jiwa tidak ada. (salam olahraga). 

(Pengalaman Yang Masih Berbekas Sebagai Journalist di Sea Games 97 Jakarta).


Tag :#bola

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com