HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Senin, 10 Juli 2023

Bahasa Dan Kampanye Politik

Opini Bahren
Opini Bahren

Bahasa dan Kampanye Politik

Oleh: Bahren*

Tahun ini kita memasuki tahun politik, tahun Pilitik ditandai dengan maraknya berbagai alat peraga yang disebar dan dipasang oleh setiap partai politik bahkan calon legislatif dari partai politik untuk sarana kampanye politik mereka. Kampanye politik merupakan arena di mana komunikasi menjadi alat utama bagi calon atau partai politik untuk mempengaruhi pandangan dan sikap publik. Dalam konteks ini, bahasa dan unsur-unsur kebahasaan memainkan peran sentral dalam membentuk narasi, membangun citra, dan menggerakkan massa. Fenomena kebahasaan dalam kampanye politik telah menjadi studi menarik yang mengungkap bagaimana bahasa digunakan sebagai instrumen kekuasaan dalam meraih dukungan masyarakat.

Retorika sebagai unsur bahasa yang dimainkan

Salah satu fenomena utama dalam kebahasaan kampanye politik adalah penggunaan retorika yang kuat. Calon legislatif dan partai politik sering kali menggunakan gaya bahasa yang persuasif dan berapi-api untuk menciptakan ikatan emosional dengan pemilih. Berbagai janji dan program mereka tawarkan jika mereka terpilih nantinya. Penggunaan kata-kata yang cermat, para politisi dan partai politik berusaha untuk menginspirasi, menggerakkan, dan memotivasi massa. Tidak lupa metafora, anekdot, dan simbol-simbol dengan harapan dapat memberikan pesan yang lebih melekat dalam pikiran pemilih.

Bahasa Sebagai Alat Manipulasi dan Pembingkai (Framing)

Bahasa juga acap kali digunakan sebagai sarana manipulasi dan pembinglai dalam membentukan kerangka berpikir. Para politisi cenderung memilih dan menggnakan kata-kata yang merubah cara pandang terhadap isu-isu tertentu. Dengan merubah kerangka berpikir masyarakat terkait suatu masalah, mereka dapat mengalihkan perhatian atau menggeser pandangan sehingga lebih sesuai dengan agenda kampanye mereka.

Pembingkai yang sering digunakan dalam masa kampanye adalah kata-kata pro wong cilik, pemimpin idaman, lanjutkan pembangunan, NKRI harga mati, pancasila dan menjadikan Indonsia bangsa besar di kawasan Asia.

Bahasa yang Cenderung Populis yang Berisi Serangan Sekaligus Pencitraan

Penggunaan bahasa populis juga menjadi ciri khas dalam kampanye politik. Calon politik berusaha untuk tampil lebih dekat dengan rakyat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan lebih merakyat. Tujuan dari strategi ini adalah agar pesan politik dapat lebih mudah diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.

Fenomena lainnya adalah penggunaan serangan verbal dan pencitraan negatif terhadap lawan politik. Calon politik sering kali menggunakan bahasa yang merendahkan lawan politik dengan tujuan merusak citra mereka. Pencitraan negatif ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap lawan politik dan pada gilirannya mempengaruhi dukungan pemilih.

Memperhatikan fenomena di atas agaknya perlu dan penting untuk memberikan Literasi Politik. Artinya Fenomena kebahasaan dalam kampanye politik menekankan perlunya literasi politik yang kuat di kalangan masyarakat. Pemilih perlu mampu mengenali retorika, framing, dan manipulasi bahasa yang digunakan oleh para politisi.

Selain itu, transparansi dan etika para politisi perlu mengingat bahwa penggunaan bahasa memiliki dampak yang besar pada masyarakat. Oleh karena itu, transparansi dalam komunikasi politik dan menjaga etika dalam penggunaan bahasa sangat penting. Halyang tidak kalah perlu adalah kritisisme. Studi tentang fenomena kebahasaan dalam kampanye politik memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kekuasaan dan persuasi bekerja dalam komunikasi politik. Kritik dan penelitian independen terhadap penggunaan bahasa dalam kampanye politik dapat membantu masyarakat memahami lebih baik konteks politik.

Fenomena kebahasaan dalam kampanye politik mencerminkan kompleksitas komunikasi politik dan peran bahasa sebagai alat utama dalam mempengaruhi opini publik. Memahami strategi kebahasaan dalam kampanye politik merupakan langkah penting dalam menjadi pemilih yang sadar dan kritis

*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand


Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com