- Rabu, 5 November 2025
Ustaz Kompol Syafrizen Ajak Umat Kembali Ke Al-Qur’an: Seimbangkan Iman Dengan Logika Akal Sehat
Padang (Minangsatu) — Membaca dan memahami Al-Qur’an dengan baik akan membuka tabir kebenaran hidup. Keimanan yang kokoh, kata Ustaz Kompol H. Syafrizen SH Datuk Rang Batuah (UZH), harus selaras dengan kemampuan berpikir logis dan akal sehat. Hal itu disampaikan Ustaz Syafrizen dalam Kultum Zuhur di Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Sumbar, Selasa (4/11/2025).
Dalam ceramah bertema “Belajar Al-Qur’an dengan Baik dan Benar Membuka Tabir Kebenaran”, Ustaz Syafrizen mengingatkan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki warisan nilai luhur melalui falsafah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Menurutnya, jika nilai ini diamalkan secara konsisten, maka segala bentuk kemaksiatan dan kejahatan dapat dicegah bersama.
“Allah sudah menegaskan dalam Surah Al-A’raf ayat 96, bahwa jika penduduk negeri beriman dan bertakwa, Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. Tapi jika mendustakan ayat-Nya, maka datanglah azab,” ujar Ustaz Syafrizen di hadapan jamaah.
Ia menyoroti fenomena sosial yang mengkhawatirkan, seperti meningkatnya kenakalan remaja, tawuran pelajar, narkoba, serta perilaku menyimpang di kalangan generasi muda. Menurutnya, kondisi ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk kembali memperkuat pondasi keimanan dan pengawasan sosial.
“Amar makruf nahi mungkar bukan tanggung jawab ustaz atau ulama saja. Semua pihak, baik guru, aparat, ASN, TNI-Polri, maupun masyarakat umum punya tanggung jawab moral untuk mengingatkan dan menegakkan nilai kebaikan,” tegasnya.
Ia kemudian mengutip Surah Al-Maidah ayat 78–79, bahwa kebinasaan suatu kaum terjadi karena mereka tidak lagi saling menegur ketika melihat kemungkaran. “Kalau kita membiarkan kemaksiatan di depan mata tanpa berusaha mencegahnya, maka Allah akan menurunkan musibah sebagai peringatan,” ujarnya dengan nada menekankan.
Ustaz Syafrizen menekankan pentingnya Tungku Tigo Sajarangan — Ninik Mamak, Alim Ulama, dan Cadiak Pandai — sebagai kekuatan lokal Minangkabau untuk menggerakkan perubahan sosial. Ketiga unsur itu, katanya, harus berperan aktif dalam membina generasi muda dan memperkuat nilai-nilai moral di tengah masyarakat.
Mengutip Surah Ali Imran ayat 104, ia menyerukan agar umat Islam menjadi bagian dari golongan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
“Di sinilah peran Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup yang membedakan mana yang benar dan mana yang batil. Dengan belajar Al-Qur’an, manusia mampu berpikir dengan logika akal sehat,” tutur Ustaz Zen Hoki — sapaan akrabnya.
Ia juga menegaskan bahwa dengan memahami dan mengamalkan Al-Qur’an, seseorang akan mampu menjaga ketaatan kepada Allah, menjalankan salat berjemaah, serta hidup penuh syukur dan kesabaran. “Generasi yang tumbuh dengan nilai Al-Qur’an akan jujur dalam berbuat dan lurus dalam berniat,” tambahnya.
“Jika masyarakat beriman, bertakwa, dan beramal saleh, niscaya negeri ini akan menjadi Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur — negeri yang makmur, penuh keberkahan, dan mendapat ampunan Allah,” tutup Ustaz Syafrizen yang juga menjabat di Dirbimas Polda Sumbar itu. (*)
Editor : Benk123
Tag :#ceramahagama
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
TERSENTUH DAN BANGGA, SECARA SPONTAN, H. ARISAL AZIZ BERI HADIAH UMRAH 11 ORANG PADA ACARA CERDAS QUR'AN SUMBAR 2025
-
RENUNGAN UMAT ISLAM: SOLUSI KONTROVERSIAL UNTUK KRISIS MORAL BANGSA – POLIGAMI KEMULIAAN DAN PENOLAKAN LGBT
-
SEMANGAT BERBAGI DI HARI RAYA IDUL ADHA, PLN UID SUMATERA BARAT SALURKAN DAGING KURBAN KE MASYARAKAT
-
GUBERNUR SUMATERA BARAT APRESIASI PROGRAM "BANK NAGARI BERQURBAN 2025" UNTUK DORONG KEBERSAMAAN DAN EKONOMI LOKAL
-
PWI SUMBAR BAGIKAN DAGING KURBAN, ANDRE ROSIADE BANTU 1 EKOR SAPI
-
PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA FURNITURE BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
-
DIMANA MUSEUM KOTA BUKITTINGGI?
-
"ANAK DARO" DIKLAIM KOPI KERINCI JAMBI OLEH ROEMAH KOFFIE, POTENSI PENCAPLOKAN BUDAYA MINANG PICU KONTROVERSI
-
MEMBUMIKAN KOPI MINANG: DARI SEJARAH 1840 HINGGA GERAKAN MENANAM KAUM
-
FWK MEMBISIKKAN KEBANGSAAN DARI DISKUSI-DISKUSI KECIL