- Minggu, 16 Maret 2025
Tradisi Maanta Pabukoan Ke Rumah Mintuo Di Pesisir Selatan: Warisan Budaya Ramadan Minangkabau

Tradisi Maanta Pabukoan ke Rumah Mintuo di Pesisir Selatan: Warisan Budaya Ramadan Minangkabau
Pendahulun
Ramadan selalu merupakan peristiwa istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Bulan suci ini tidak hanya digunakan untuk menjalankan ibadah puasa, tetapi juga dipenuhi dengan tradisi dan budaya lokal yang meningkatkan nilai spiritual dan sosial masyarakat. Di Minangkabau, Sumatera Barat, terutama di daerah pesisir selatan, terdapat tradisi tertentu yang disebut maanta pabukoan atau manjalang mintuo. Menantu membawa hidangan berbuka puasa ke rumah mertua mereka sebagai cara untuk menghormati mereka, bersilaturahmi, dan mempererat ikatan keluarga. Maanta pabukoan berasal dari kata "maanta", yang berarti "mengantarkan", dan "pabukoan," yang berarti "hidangan berbuka puasa". Namun, dalam bahasa Minangkabau, mintuo berarti "mertua". Oleh karena itu, tradisi ini secara harfiah berarti membawa makanan berbuka puasa ke rumah mertua. Tradisi ini memiliki arti yang lebih dalam daripada sekadar membawa makanan. Maanta pabukoan menunjukkan adat dan kebiasaan orang Minangkabau yang menghormati orang tua dan mertua. Tradisi ini juga digunakan untuk menunjukkan keharmonisan dalam hubungan keluarga besar.
Pelaksanaan Tradisi Maanta Pabukoan
Menjelang berbuka puasa, maanta pabukoan biasanya dilakukan di pesisir selatan. Menantu, terutama menantu perempuan, akan bekerja sama dengan suaminya untuk menyiapkan berbagai makanan khas Minangkabau untuk dibawa ke rumah mertua.
Beberapa hal yang menjadi bagian dari tradisi ini antara lain:
1. Persiapan Hidangan
Hidangan yang disiapkan bukan sekadar makanan biasa, tetapi biasanya merupakan makanan khas dan istimewa. Beberapa jenis makanan yang sering dibawa antara lain:
• Lemang: Beras ketan yang dimasak dalam bambu, menghasilkan aroma khas dan tekstur yang legit.
• Rendang: Masakan daging sapi yang dimasak dalam waktu lama dengan bumbu khas Minangkabau.
• Lapek Bugih: Kue tradisional dari tepung ketan yang berisi kelapa manis.
• Katupek Tapai Katan: Ketupat yang disajikan dengan tapai ketan manis.
• Onde-onde: Kue bulat berisi gula merah, dibalut dengan kelapa parut.
• Takjil khas seperti kolak, es campur, atau es buah juga menjadi pelengkap yang umum dibawa.
2. Pengemasan dan Penyajian
Biasanya, makanan ini dikemas dalam rantang, yang merupakan wadah logam bertingkat, atau wadah lain yang dikemas dengan baik dan bersih. Cara penyajian yang rapi juga merupakan cara untuk menunjukkan rasa hormat dan niat baik dari pemberi.
3. Pengantaran ke Rumah Mertua
Menantu dan suami akan berangkat ke rumah mertua setelah hidangan selesai. Untuk memungkinkan Anda menikmati hidangan bersama segera, biasanya dilakukan menjelang waktu berbuka.
4. Momen Berbuka Puasa Bersama
Keluarga akan berbuka puasa bersama saat mereka tiba di rumah mertua. Tidak hanya Anda dapat menikmati makanan yang lezat, tetapi acara ini juga membantu orang berkumpul satu sama lain dan memperkuat ikatan keluarga.
Makna dan Filosofi Tradisi Maanta Pabukoan
Tradisi maanta pabukoan bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi memiliki makna mendalam yang merefleksikan nilai-nilai budaya Minangkabau.
1. Wujud Bakti dan Penghormatan
Menghormati orang tua dan mertua adalah bagian dari adat istiadat Minangkabau yang sangat dijunjung tinggi. Mengirimkan makanan sebagai tanda penghormatan menunjukkan rasa terima kasih dan penghormatan kepada mertua.
2. Menjalin dan Mempererat Silaturahmi
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah untuk mempererat hubungan keluarga. Keluarga dapat berbuka puasa bersama, berbagi cerita, mempererat keakraban, dan memperkuat hubungan yang mungkin telah renggang sebelumnya.
3. Simbol Kekompakan dalam Rumah Tangga
Tradisi ini juga menjadi sarana untuk menunjukkan kekompakan suami dan istri. Keterlibatan mereka bersama dalam menyiapkan dan mengantarkan hidangan menunjukkan kerja sama dan harmoni dalam rumah tangga.
4. Pelestarian Budaya
Maanta pabukoan adalah komponen budaya Minangkabau yang harus dilestarikan. Tradisi ini mengajarkan anak-anak pentingnya adab, kebersamaan, dan nilai-nilai keluarga luhur.
5. Berbagi Rezeki
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, dan salah satu cara untuk berbagi rezeki kepada keluarga, khususnya mertua, adalah dengan berbagi makanan. Diharapkan keberkahan dan kebahagiaan tercipta dengan berbagi makanan ini.
Untuk menjaga agar tradisi maanta pabukoan tetap hidup dan tidak terlupakan, beberapa langkah pelestarian yang bisa dilakukan antara lain:
1. Mengajarkan kepada Generasi Muda
Penting bagi orang tua untuk mengenalkan dan mengajarkan makna serta pentingnya tradisi ini kepada anak-anak mereka.
2. Mengadakan Kegiatan Budaya
Pemerintah daerah dan komunitas budaya bisa mengadakan acara atau festival budaya yang mengangkat tradisi maanta pabukoan agar semakin dikenal dan diminati masyarakat.
3. Memanfaatkan Teknologi
Media sosial bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan informasi tentang tradisi ini, termasuk membagikan kisah-kisah inspiratif terkait pelaksanaan tradisi.
4. Membangun Kesadaran Kolektif
Masyarakat perlu menumbuhkan kesadaran bahwa tradisi ini bukan sekadar budaya lama, tetapi juga sarana mempererat silaturahmi dan memperkaya makna Ramadan.
kesimpulan
Tradisi maanta pabukoan ke rumah mintuo di Pesisir Selatan bukan hanya sekadar mengantarkan makanan, tetapi merupakan simbol penghormatan, kasih sayang, dan upaya menjaga keharmonisan dalam keluarga. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai luhur budaya Minangkabau yang sangat menghargai hubungan kekeluargaan dan adab terhadap orang tua. Dari suami dengan adanya tradisi ini bisa menjaga hubugan istri dan kelurga suami dan kelurga besar suami tardisi ini juga menjadi kegiatan rutin saat bulan puasa tradisi juga menjaga kekerabatan dua keluarga.
Meskipun zaman terus berubah, nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini tetap relevan untuk dijaga dan dilestarikan. Dengan menjaga tradisi maanta pabukoan, masyarakat Minangkabau tidak hanya mempertahankan budaya leluhur, tetapi juga mewariskan pesan-pesan moral yang sangat berarti bagi generasi masa depan.
(Penulis Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas Padang)
Tag :#Tradisi #Maanta Pabukoan
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
NGALAU BUNIAN DI LINTAU BUO UTARA: MISTERI GUA YANG MENGUNDANG MITOS,DUNIA GHAIB DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MAKHLUK HALUS ATAU ROH
-
BADAI PHK MASSAL DI SRITEX: PENYEBAB, DAMPAK, DAN TANGGAPAN PEMERINTAH
-
SAWAHLUNTO KOTA LAYAK ANAK DAN PENDAPATAN DAERAH
-
MEROSOTNYA KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP POLRI: ANTARA "KEBAPERAN" DAN REFORMASI YANG DIPERLUKAN
-
TRADISI PACU KUDO: AJANG SILATURAHMI DAN TRADISI BERKUDA DI PAYAKUMBUH
-
MERAJUT SILATURAHMI DAN GAYA HIDUP SEHAT: TURNAMEN BANK NAGARI HUT KE-63 MENGINSPIRASI SEMANGAT KERJA
-
NGALAU BUNIAN DI LINTAU BUO UTARA: MISTERI GUA YANG MENGUNDANG MITOS,DUNIA GHAIB DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MAKHLUK HALUS ATAU ROH
-
BADAI PHK MASSAL DI SRITEX: PENYEBAB, DAMPAK, DAN TANGGAPAN PEMERINTAH
-
SAWAHLUNTO KOTA LAYAK ANAK DAN PENDAPATAN DAERAH
-
MEROSOTNYA KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP POLRI: ANTARA "KEBAPERAN" DAN REFORMASI YANG DIPERLUKAN