HOME EKONOMI KABUPATEN SOLOK

  • Selasa, 21 Juli 2020

Teknologi Mutakhir Diterapkan Dalam Perkembangbiakan Sapi Oleh Moosa Farm

Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, meresmikan peternakan Sapi Moosa Edufarm, di kabupaten Solok, Selasa (21/7/2020).
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, meresmikan peternakan Sapi Moosa Edufarm, di kabupaten Solok, Selasa (21/7/2020).

Kabupaten Solok - Kebutuhan daging sapi di Sumatera Barat (Sumbar) sangat besar. Hampir semua masyarakat Sumbar mengkomsumsi daging. Untuk memenuhi kebutuhan daging ini umumnya dibeli di pasaran biasa. Peluang inilah yang diincar PT Moosa Genetika Farmindo (Moosa Farm).

"Orang Sumbar terkenal dengan komsumsi daging sapi, makanya daerah kita dikenal dengan penghasil makanan Rendang," ucap Irwan Prayitno saat memberi sambutan pada acara peresmian peternakan sapi Moosa Edufarm Solok, Selasa (21/7/2020).

Kebudayaan masyarakat tradisional di Minangkabau lebih mengenal makan daging ketiban minum susu. Selain perhelatan adat, rendang menjadi sajian utama dalam tradisi keagamaan. Setiap menjelang Ramadhan, orang Minang berlomba-lomba membeli daging untuk membuat rendang.

Selain itu Gubernur Irwan Prayitno mengatakan pemerintah menaruh perhatian kepada investor untuk membangun kebutuhan masyarakat, seperti daging dan susu.

"Pemerintah pemprov Sumbar memberikan apresiasi kepada pengusaha Dr. Ivan Rizal Sini, Direktur Utama Moosa Edufarm, yang mau berinvestasi membangun peternakan sapi di lokasi dengan pemandangan alam yang indah di daerah pedalaman tepatnya di Alahan Panjang, Kabupaten Solok," kata gubernur Sumbar.

"Kita bersyukur karena seorang dr. Ivan Rizal Sini, ahli bayi tabung terkemuka yang juga seorang pengusaha ternama di industri kesehatan dan bioscience (ilmu hayati-red), melakukan inovasi dengan mendirikan Moosa Farm seluas 28 hektar disini," imbuhnya. 

Irwan Prayitno mengatakan, peternakan sapi itu bisa meningkatkan populasi. Ini berarti juga mengurangi ketergantungan dari daging impor dan sekaligus mendukung Indonesia menjadi Lumbung Pangan Dunia. 

"Untuk menyukseskannya, maka kita perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan peran aktif dari semua pihak termasuk masyarakat," kata Irwan.

Sementara itu, Dirut Moosa Edufarm Dr. Ivan Rizal Sini, merupakan grup bisnis yang mengelola jaringan RS Bunda ini menyebutkan ketertarikan berkontribusi di Solok, karena daerahnya ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut, merupakan tempat yang ideal untuk resipien sapi susu dan sapi Wagyu yang membutuhkan udara dingin.

Peternakan ini mengombinasikan teknologi termutakhir dalam industri perkembangbiakan, MOET (Multiple Ovulation Embryo Transfer) dan Genetic Screening. Teknologi tersebut memberikan tingkat kehamilan yang lebih tinggi dari donor pilihan (sperma dan telur) yang memberikan keturunan dengan kualitas tertinggi.

"Lokasi peternakan ini memang sudah diperhitungkan. Kami akan mengembangkan pembibitan sapi Wagyu dengan Program Bayi Tabung. Mudah-mudahan program MOET berhasil disini," ungkapnya.

Program MOET merupakan teknologi yang paling canggih dalam program perkembangbiakan sapi, dengan memilih sapi terbaik secara fisik dan genetik. Sementara untuk di daerah Sungkai, Padang yang luasnya 10 hektar, merupakan lahan peternakan ideal untuk penggemukan dan pembibitan sapi lokal.

"Metode ini terbukti berhasil di berbagai negara terutama untuk mengembangkan ternak premium. Untuk itu kami perlu dukungan pemerintah dan masyarakat Sumbar," ujarnya.

 


Wartawan : Relis Hms-Sumbar
Editor : ranof

Tag :#produksi daging sapi tinggi#peternakan sapi moosa farm#bahan utama rendang#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com