HOME OPINI OPINI

  • Selasa, 19 November 2024

Sumando Kutu Dapua

Sumando Kutu Dapua
Sumando Kutu Dapua

Sumando Kutu Dapua

Oleh: Andika Putra Wardana

Olehi masyarakat Minangkabau, Peran sumando (suami) biasanya berada di luar rumah, berfungsi  sebagai pelindung dan pencari nafkah. Namun ada fenomena yang disebut sumando kutu dapua, dimana seorang sumando lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci piring dan tugas lainnya. Fenomena ini sering dianggap menyimpang dari norma adat Minangkabau yang menempatkan laki-laki sebagai pihak luar dalam struktur matrilineal.

“Sumando kutu dapua adalah Urang sumando yang sering bekerja di rumah daripada di luar, kerjanya seperti memasak, mencuci piring, seperti pekerjaan kaum perempuan.” ujar Agus Salim niniak mamak di Pariaman. Fenomena ini menarik perhatian karena peran tersebut kerap dianggap bertentangan dengan stereotip gender dalam adat Minangkabau.

Fenomena sumando kutu dapua menunjukkan adanya pergeseran peran gender dalam keluarga. Tradisi Minangkabau yang terkenal dengan sistem matrilineal menempatkan sumando sebagai “orang sumando ” atau tamu dalam keluarga istri. Tugasnya lebih bersifat simbolis sebagai penasehat dan pelindung. Namun seiring dengan modernisasi dan tuntutan ekonomi, peran-peran tersebut mulai berubah.

Misalnya, kondisi ekonomi atau faktor seperti pengangguran bisa menjadi alasan mengapa seorang sumando lebih banyak beraktivitas di rumah. Hal ini juga dipengaruhi oleh perubahan pola pikir yang semakin menerima pembagian kerja berdasarkan kesetaraan gender. Dalam hal ini, kutu sumando dapua bukan sekedar anomali, tapi juga cerminan fleksibilitas peran dalam rumah tangga modern.

Tanggapan Sosial terhadap Sumando Kutu Dapua

Masyarakat Minangkabau pada umumnya mempunyai pandangan yang beragam terhadap sumando kutu dapua. Ada pula yang menganggapnya sebagai bentuk “melemahkan” peran sumando. Menurut tradisi adat, laki-laki Minangkabau idealnya tidak terlalu terlibat dalam urusan dapur karena ini adalah tugas perempuan dalam keluarga matrilineal. Namun pandangan ini mulai bergeser di kalangan generasi muda.

Seperti yang sering dikatakan oleh tokoh adat, “Pekerjaan sumando di rumah sebaiknya hanya bersifat membantu, bukan menjadi pekerjaan utama. Namun, jika keadaan mengharuskan, adat harus bisa menyesuaikan.” Pendapat ini menunjukkan bahwa fleksibilitas peran dalam adat Minangkabau dapat diterima selama tidak merusak harmoni keluarga.

Sumando Kutu Dapua dalam Pandangan Modern

Dalam perspektif modern, peran Sumando Kutu Dapua dapat dilihat sebagai wujud kesetaraan gender. Pekerjaan rumah tangga tidak lagi dianggap sebagai tugas perempuan semata. Sebaliknya suami istri bisa berbagi tugas sesuai kebutuhan keluarga.

 

Namun, tantangan masih tetap ada. Konsep sumando kutu dapua mungkin bertentangan dengan harapan masyarakat adat. Seorang sumando yang terlalu banyak berada di rumah mungkin dianggap tidak bertanggung jawab, apalagi jika ia tidak mampu berkontribusi secara finansial.


Tag :#Sumando #Opini

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com