HOME SOSIAL BUDAYA RANTAU

  • Senin, 8 Oktober 2018

Randang Padang, Pembuka Selera Makan Bagi Korban Bencana Sulawesi Tengah

Kuliner khas Minang, Randang, telah sampai di Sulawesi Tengah, Minggu (7/10/2018). Foto Zardi.
Kuliner khas Minang, Randang, telah sampai di Sulawesi Tengah, Minggu (7/10/2018). Foto Zardi.

Palu (Minangsatu) - Randang Padang menjadi menu makan yang enak bagi masyarakat korban gempa, tsunami dan likuifaksi Palu, Sigi dan Donggala Provinsi Sulawesi Selatan (Sulteng).

"Kami atas nama pemerintah dan masyarakat Sulteng amat berterima kasih atas kepedulian pemprov dan masyarakat Sumatera Barat terhadap cobaan gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang menimpa daerah kami," Kepala Dinas Sosial Sulteng di Palu kepada Tim dari Sumbar. 

Tim Penanggulangan Bencana Sumbar didampingi pengurus Ikatan Keluarga Minang (IKM) Sulawesi Tengah saat itu berkunjung ke Dapur Umum Bencana Alam di Kantor Dinas Sosial Prov. Sulteng, Minggu siang (7/10/2018). 

Ridwan Mumu lebih lanjut menyampaikan, kamarin kami telah terima kiriman Randang Padang dari pesawat Hercules. Walau catatan ada 39 koli, namun kami hanya menerima 36 koli. "Ini sudah cukup membahagiakan kami disaat masyarakat kesulitan makanan dan minuman dimasa pasca bencana alam ini," ungkapnya.

Dikatakan, sesuai arahan pimpinan, randang ini akan dibagi dalam tiga lokasi,  sepertiga pertama untuk posko dapur umum, kemudian sepertiga kedua untuk dapur umum rumah jabatan dan sepertiganya lagi untuk IKM masyarakat minang yang ada Sulawesi Tengah. 

Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Sulawesi Tengah, Jhon Marshal, menyampaikan kiriman makanan randang ini telah menjadi sesuatu yang hebat disaat kami belum bisa menikmati makan yang enak pasca bencana alam ini.  

Beberapa hari ini masyarakat Minang Sulteng cukup dihebohkan  dengan kirima 1,5 ton makanan randang Padang,  menjadi kebanggaan daerah, kampung terasa lebih dekat. Apalagi ada respon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, yang begitu peduli. 

Ini karena sebahagian kami, telah tergadai mahal, berkeluarga dengan orang Palu, sehingga anak-anak telah menjadi orang Palu dan susah pulang kampung. 

"Kerinduan akan kampung halaman,  menjadi sesuatu kenangan yang tak mungkin dilupakan," ujar Jhon Marshal. 

Nasrul Zain, pegawai PLN PLTU Palu yang perantau Minang,  juga menyampaikan, rencana kedatangan Wakil Gubernur dalam lawat kerja meninjau masyarakat Minang di Palu, menjadi penambah semangat dan kebanggaan kami keluarga IKM Sulteng. 

Persiapan dan koordinasi dengan Tim PB Sumbar tentang kegiatan Wagub selama di Sulteng,  akan kami sampaikan juga ke pemda Sulteng.  

"Direncanakan, selama Wagub Nasrul Abit di Sulteng, akan ada pertemuan umum dengan warga IKM Sulteng, berdialog dalam menyikapi segala tantangan dan bencana saat ini. Mudah-mudah ini dapat terlaksana dengan baik," harap Nasrul Zain.  

Uni Yulmartini,  pengusaha makanan dan hotel Andalas, jl Raden Saleh,  Ralise Kota Palu,  keluarga yang terdampak korban bencana alam, tsunami, dan likuifaksi, masih sedih jika mengingat anak laki-lakinya Herianto, belum ditemukan hingga saat ini. 

 

(Rel)


Wartawan : Rel/Batuah
Editor :

Tag :#RandangPadang#SampaidiSulteng#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com