HOME BIROKRASI NASIONAL

  • Jumat, 22 September 2023

Punya Potensi Besar, PLN Kembangkan Biomassa Berbasis Keterlibatan Masyarakat

Dari kiri ke kanan: Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia Antonius Aris Sudjatmiko, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani, Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bambang Permadi Soe
Dari kiri ke kanan: Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia Antonius Aris Sudjatmiko, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perum Perhutani, Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bambang Permadi Soe

Jakarta, ( Minangsatu ) - PT PLN (Persero) mengembangkan ekosistem biomassa sebagai bahan baku alternatif pengganti batu bara secara _end to to end_ berbasis keterlibatan masyarakat. Selain untuk meningkatkan pemanfaatan energi bersih menuju _Net Zero Emissions_ (NZE) di 2060, pengembangan biomassa melalui program _co-firing_ pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ini sekaligus  membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. 

Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menilai, pengembangan biomassa atau bioenergi tidak hanya berfokus untuk energi semata tetapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena itu, pengembangan biomassa sebagai salah satu upaya mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan harus dirasakan seluruh pihak.

"Jangan kita bicara biomassa atau bioenergi hanya untuk kepentingan energi, tetapi kita harus melihat kepentingan yang lebih luas, kepentingan pembangunan yang dampaknya buat masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun masyarakat dalam arti luas," ujar Bambang dalam Talkshow Festival LIKE bertajuk Potensi Bahan Bakar Nabati dalam Optimalisasi Energi Baru Terbarukan, Minggu (17/9).

Bambang menekankan, pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) juga harus bersifat inklusif dan sirkular yang mendatangkan kemaslahatan bagi seluruh pihak. 

"Jadi pengembangaan biomassa ini tidak hanya dia _sustainable_ tetapi dia juga harus _affordable_ dan _reliable_, serta kita ingin energi terbarukan ini juga inklusif," ujarnya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan komitmen PLN untuk memimpin program-program inisiatif transisi energi demi mendukung pemerintah mencapai NZE 2060. Salah satu upayanya, PLN memulai implementasi program _co-firing_ di puluhan pembangkit PLN sejak 2021.

Dalam proses _co-firing_ tersebut, PLN melalui _subholding_ PLN Energi Primer Indonesia (EPI) memenuhi kebutuhan biomassa melalui keterlibatan masyarakat.

"Komitmen PLN dalam transisi energi melalui program _co-firing_ ini, tidak hanya untuk menekan emisi tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai upaya membangun ekosistem energi berbasis ekonomi kerakyatan,” ucap Darmawan.

Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan, strategi pemenuhan volume rantai pasokan biomassa saat ini mengoptimalkan sumber daya setempat dan keterlibatan masyarakat. Hal ini untuk menggali besarnya potensi biomassa Indonesia mencapai 500 juta ton per tahun yang tersebar di berbagai wilayah. Sedangkan, pemenuhan target pasokan biomassa PLN EPI sekitar 10,2 juta ton per tahun pada 2025.

"Jadi pemberdayaan masyarakat itu suatu keharusan. Bahkan kita tidak menyebutnya pemberdayaan masyarakat tapi memang keterlibatan masyarakat. Sekarang kita menjadikan masyarakat sebagai objek, sebagai pengguna energi tapi sekarang mereka menjadi produsen energi, mereka sebagai pengelola energi. Itulah yang menjadi mitra utama kami untuk biomassa," ujar Aris.

Selain itu, PLN EPI dalam pengembangan biomassa ini tak hanya berfokus untuk rantai pasok energi tetapi juga bertujuan menyerap lapangan kerja selaras dengan prinsip _Environmental, Social and Governance_ (ESG). Aris menyebutkan pengembangan biomassa untuk _co-firing_ PLTU terbukti mampu menyerap tenaga kerja masyarakat baik wilayah sekitar pembangkit maupun kaum marginal di berbagai daerah. Menurutnya, untuk satu ton biomassa mampu menyerap sekitar 10 orang tenaga kerja.

"Contoh di Aceh kami menggerakkan masyarakat lokal, kebanyakan yang direkrut adalah warga dan petani lokal setempat, lalu di Lampung dari petani-petani karet itu yang mengumpulkan biomassa, termasuk bonggol jagung untuk di Sumbawa, di Jawa Barat itu adalah sekam, di Kupang itu per bulan 100 ton mampu menyerap 530 orang mulai dari pengumpulan, pemrosesan, transportasi, _loading on loading,"_ tutup Aris.


Wartawan : Rilis/*
Editor : boing

Tag :#Pln #Bumn #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com