HOME POLITIK PROVINSI SUMATERA BARAT
- Selasa, 14 Mei 2019
Persentase Suara Terbanyak: Mulyadi, Ade Rizki Dan Andre Rosiade

Padang (Minangsatu) – Jika diurutkan secara persentase perolehan suara pribadi terhadap total suara sah pada satu daerah Pemilihan (Dapil), ternyata Mulyadi tetap menempati posisi teratas. Sedangkan posisi kedua adalah Ade Rizki Pratama, dan disusul Andre Rosiade.
Sesuai hasil rekapitulasi suara oleh KPU Sumbar, Minggu (12/5), Mulyadi, caleg Partai Demokrat untuk DPR dari Dapil Sumbar 2 ini membukukan 144.954 suara. Dari 81 caleg yang bertarung (dari 14 parpol, minus Hanura dan PKPI), perolehan suara Mulyadi memang amat fenomenal, sekaligus mengukir sejarah pencalegan di daerah ini lantaran bila dikalkulasikan dengan total suara sah di Dapil Sumbar 2 sebanyak 1.176. 224 suara, maka politisi ini mendapat dukungan 12,3 persen.
Capaian Mulyadi diikuti oleh Ade Rizki Pratama. Politisi Gerindra yang meraih suara pribadi sebanyak 104.740 ini, bila dibandingkan dengan total suara di dapil 2 Sumbar (1.176. 224), maka Ade mencapai angka 8,9 persen. Sementara Andre Rosiade, meskipun mengantongi suara pribadi melebihi Ade, yakni sebanyak 133.994 suara, namun jika dibandingkan dengan suara sah di dapil Sumbar 1, politisi Gerindra yang juga adalah salah seorang juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-sandi ini hanya mencapai angka 8,6 persen.
Mulyadi yang Fenomenal
Sebagaimana hasil rekapitulasi suara oleh KPU sumbar itu, maka dilihat dari total keseluruhan suara yang diraih parpol pada pileg 17 April lalu, Demokrat hanya menempati kursi ketiga, setelah Partai Gerindra yang mendapat sekitar 223.891 suara dan PKS sekitar 199.737 suara. Adapun Demokrat hanya meraup 198. 834 suara, dan sebanyak 144.954 di antaranya disumbangkan oleh Mulyadi.
Kursi keempat direbut PAN dengan raihan suara total sekitar 151.476 suara, kursi kelima Partai Golkar dengan raihan suara total 79.023 dan kursi keenam, PPP dengan total raihan 78.378 suara.
Fenomena Mulyadi ini memang cukup mencengangkan. Bayangkan, seorang diri dia bisa meraup suara sebanyak 144.954. Sementara akumulasi suara seluruh caleg pada partai lain masih kalah dengan jumlah suara yang diraih Mulyadi seorang diri!
Perolehan suara Mulyadi tersebut, juga meningkat siginifikan dibanding Pileg 2014. Ketika itu, Mulyadi hanya meraup suara dukungan pribadi tak sampai 100 ribu suara, tepatnya 84.563 suara. Artinya, selisih peningkatan suara Mulyadi antara Pemilu tahun 2014 dengan Pemilu 2019 silam mencapai 60.447 suara.
Menurut catatan, pada Pileg 2014, dengan raihan 84.563 suara, Mulyadi peraih suara tertinggi dari 14 caleg yang lolos ke Senayan. Padahal raihan secara partai, Demokrat berada di bawah Partai Golkar dan Partai Gerindra. Sama dengan Pileg 2019, Mulyadi juga terbanyak meraup suara dari 14 caleg yang lolos ke Senayan, sedangkan secara partai, Demokrat berada di bawah Partai Gerindra dan PAN.
Boleh dikata, dua kali berturut-turut, menjadi peraih suara tertinggi dari seluruh caleg yang bertanding menuju ke Senayan, adalah rekor bagi perpolitikan di Sumbar. Mulyadi menggoreskannya. Rasanya rekor ini baru bisa dilakukan paling cepat 15 tahun dari sekarang.
Dari data KPU Sumbar, Mulyadi hampir merajai perolehan suara di 8 kota dan kabupaten pada Dapil Sumbar 2. Ia hanya kalah di Kota Pariaman dan Pasaman. Di Pariaman, Ade Rizki Pratama (Gerindra) peraih suara terbanyak dengan capaian 3.566 suara pribadi. Mulyadi meraih 2.298 suara. Di Pasaman, Ade Rizki meraih 16.173 suara dan Mulyadi 13.136 suara.
Mulyadi tak terbendung di enam kota/kabupaten lainnya di Dapil Sumbar II dengan capaian yang begitu tinggi. Di Bukittinggi, Mulyadi mengumpulkan dukungan pribadi hingga 20.035 suara. Di Payakumbuh, Mulyadi berhasil mengumpulkan dukungan 6.056 suara.
Agam, menjadi kantong terbesar menyumbang suaranya, yakni mencapai 41.916 suara. Begitu juga di Limapuluh Kota, Mulyadi mengumpulkan suara hingga 27.699 suara. Di Padang Pariaman, Mulyadi jadi terdepan, meraup 15.623 suara dan dibayangi ketat politisi Golkar, John Kennedy Azis dengan capaian 15.028 suara. Di Pasaman Barat, Mulyadi juga terdepan dengan raihan 18.191 suara.
Dengan suara yang meningkat dari Pemilu sebelumnya, Mulyadi berterima kasih kepada pemilih di Sumbar 2. Menurutnya, hal itu didapat dari begitu kuatnya tekad masyarakat di 8 Kabupaten/Kota itu agar dirinya kembali melaju ke DPR RI. ”Begitu juga dengan tim kami yang bekerja siang malam, serta kader Partai Demokrat yang begitu serius membantu kami,” kata Mulyadi kepada wartawan.
Atas capaian yang fenomenal itu, Asrinaldi, pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) mengatakan bahwa itu memang pencapaian yang luar biasa. “Ini jelas pencapaian luar biasa dari Mulyadi, yang didukung oleh banyak pemilih. Artinya, Mulyadi memiliki legitimasi yang tinggi dari masyarakat di dapilnya,” kata Asrinaldi kepada Minangsatu, Selasa (14/5).
Senada dengan Asrinaldi, pengamat politik dari Unand lainnya, Edi Indrizal, kepada wartawan mengatakan bahwa capaian Mulyadi adalah yang tertinggi sepanjang sejarah pileg di Sumbar.
“Ini adalah persentase elektabilitas tertinggi sepanjang sejarah pileg di Sumbar. Untuk mencapai angka 10 persen saja di tengah kompetisi alot, agak susah,” kata Edi Indrizal.
Edi Indrizal mengatakan pencapaian persentase elektabilitas itu, tak terlepas dari kiprah yang diperbuat Mulyadi selama mengabdi di Senayan. Amanah yang diberikan rakyat kepada Mulyadi, benar-benar dilakoni dengan baik.
Meskipun Pemilu 17 April lalu di Sumbar bisa dikatakan milik Prabowo-Sandi yang memperoleh 87 persen suara. Momentum Pilpres dan Pileg bersamaan ini membuat Partai Gerindra sangat beruntung karena mendapat efek ekor jas yang luar biasa.
Tetapi karena personal Mulyadi sangat kuat dalam ingatan masyarakat Sumbar yang telah berbuat selama ini, walau Gerindra juara di Dapil Sumbar 2, tetapi secara personal, suara Mulyadi tetap tak terkalahkan oleh caleg lain.
“Saat kami survei elektabilitas calon anggota DPR dari Sumbar, khusus Mulyadi tak hanya dikenal, tapi juga paling disukai. Faktor pendorongnya, antara lain adalah sukses menggiring dana APBN ke Sumbar yang boleh dikatakan melebihi porsinya. Hasilnya membekas sehingga rakyat Sumbar, sulit melupakan jasa Mulyadi,” tutur Edi Indrizal.
Analisa Edi Indrizal ini agaknya tak terbantahkan. Kiprah Mulyadi memang menggema luas di tengah masyarakat Sumbar. Masyarakat pun menerima manfaat dari sejumlah pembangunan, terutama infrastruktur yang diupayakan Mulyadi. Misalnya, Fly over kelok sembilan yang ‘berkelas’ dan mendunia itu, sulit masyarakat memisahkannya dengan Mulyadi. Karena dialah aktor percepatan pembangunan kelok sembilan hingga tuntas dan dimanfaatkan hingga sekarang.
Demikian pula dengan kelanjutan pembangunan irigasi Batang Anai di Padang Pariaman, pembangunan rusunawa untuk puluhan pondok pesantren (ponpes) dan sejumlah infrakstruktur lainnya, termasuk hand tracktor,becak motor, lampu penerangan jalan.
Termasuk pula karena juga menggiring program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) untuk Agam, Padang Pariaman, Limapuluh Kota, Pasaman, Pasaman Barat, Payakumbuh, Bukittinggi dan Pariaman, ribuan KK miskin di daerah ini, sulit melupakan jasa Mulyadi.
Editor : T E
Tag :Mulyadi #DPRRI #Demokrat
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
H. ARISAL AZIZ AJAK KADER PAN SUMBAR UNTUK SELALU DEKAT DENGAN RAKYAT
-
KOMISI IV DPR RI APRESIASI POTENSI SUMBAR, SAATNYA SEKTOR UNGGULAN DIANGKAT KE PUSAT
-
GUBERNUR MAHYELDI TARGETKAN RPJMD PROVINSI SUMBAR TAHUN 2025–2029 TUNTAS AWAL JULI MENDATANG
-
WAGUB VASKO TERIMA LHP LKPD 2024 DARI BPK, PEMPROV SUMBAR KEMBALI RAIH OPINI WTP KE-13 SECARA BERUNTUN
-
BAWASLU GANDENG FJPI SUMBAR DALAM PENDIDIKAN POLITIK WARGA DAN PENGAWASAN PARTISIPATIF PEMILU
-
GARUDA MUDA, DARI SEMIFINAL BERSEJARAH KE KUALIFIKASI YANG MEMBEKAS LUKA, BUKTI INKONSISTENSI PSSI
-
HMI DAN REPUTASI GLOBAL PERGURUAN TINGGI
-
BERMULA DARI KIAS “KUSUIK SALASAI KARUAH JANIAH” HINGGA BEBERAPA BENTUK TURUNANNYA
-
MELUNCURKAN BUKU ATAU MENUNGGANGI KARYA?
-
MENGENANG BUNG HATTA SANG PROKLAMATOR, PADA PERINGATAN 80 TAHUN INDONESIA MERDEKA