HOME BIROKRASI KABUPATEN DHARMASRAYA

  • Kamis, 22 Mei 2025

Olah Sampah, DLH Kabupaten Dharmasraya Terapkan Inovasi Gagah Pisan

Sosialisasi pengolahan sampah dengan inovasi Cegah Pisan di SMPN Unggul Dharmasraya
Sosialisasi pengolahan sampah dengan inovasi Cegah Pisan di SMPN Unggul Dharmasraya

Olah Sampah, DLH Kabupaten Dharmasraya Terapkan Inovasi Gagah Pisan  

Dharmasraya (Minangsatu) - Usai membasmi gundukan sampah berada di Pasar Minggu Pulau Punjung. Dinas lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Dharmasraya rambah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Unggul, dalam rangka edukasi pengolahan sampah, sesuai dengan program 100 hari kerja Bupati peduli terhadap lingkungan.

Kegiatan sosialisasi Inovasi Gagah Pisan (Gerakan Keluarga dan Sekolah Pilah Sampah) ditelorkan DLH tersebut, bertempat di gedung sekolah SMPN Unggul Dharmasraya, Rabu (21/5/25), dihadiri Bupati Dharmasraya diwakili Kepala DLH, Budi Waluyo, SPKP., Kabid Pengelolaan Limbah dan B3. Saisis, S. H., dan Marlis, penyuruh lingkungan beserta staf lainnya.

Selain itu, juga dihadiri Camat Pulau Punjung Julius Monti Labiah, Kepsek SMPN Unggul Asripal, majelis guru, PGRI, Wali Murid, dan pelajar.

Kepala DLH Budi Waluyo menyampaikan, Sesuai intruksi bupati. Agar segala bentuk persoalan sampah di wilayah Kabupaten Dharmasraya dapat teratasi. Sehingga daerah tampak indah dan nyaman dipandang mata.

Sebagai pilot proyek 100 hari kerja pasangan Bupati Annisa Suci Ramadhani, S. H., LL. M., bersama Wabup Leliarni, S. Pd., M. Si., DLH lebih fokus dan mengambil sample dalam pengelolaan sampah berada di wilayah Kenagarian Empat Koto Pulau Punjung.

Menurutnya, karena lebih memiliki tantangan serius. Terutama terhadap sampah pasar. Karena menjadi persoalan utama selama ini. Banyak pengunjung, maupun pedagang berada di Pasar Minggu Pulau Punjung, merasa kurang nyaman.

Untuk itu, DLH hadir. Walaupun baru 3 pekan mengambil alih pengolahan sampah di pasar tersebut. Tumpukan sampah tidak tampak lagi. Bahkan sistem cepat dalam pengangkatan sampah, sangat optimal dilakukan. Menyapu lorong setiap hari juga dilaksanakan. Dengan sistem ini, pengunjung sudah merasa nyaman.

Lebih mengembangkan sayap dalam mengendalikan lingkungan. Terutama persoalan sampah. DLH juga menerapkan program jemput sampah. Petugas akan langsung menjemput sampah ke rumah warga. Untuk saat ini, kita terapkan kepada warga berada di Kenagarian IV Koto Pulau Punjung. Dengan memakai peralatan becak motor.

"Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan jemput sampah ke rumah. Agar mendaftarkan diri ke petugas DLH. Sebagai distribusi, setiap rumah tangga wajib membayar setiap bulannya senilai Rp8.000. Warung kecil Rp10.000. Warung kategori besar, Rp 40.000. Rumah makan dan restoran besar Rp150. 000." Jelas Budi Waluyo.

Adapun rute dilalui petugas sampah jemput kerumah, dengan memakai kendaraan becak motor. Meliputi dari simpang 4 Pulau Punjung hingga perbatasan Lubuk Bulang Kenagarian Gunung Selasih. Rute selanjutnya, dari Simpang Tesko, hingga perbatasan Jorong Sungai Belit, Kenagarian Gunung Selasih. Sedangkan Rute ke tiga, dari simpang Pogang, hingga pasar lama Pulau Punjung.

Sukses program perangi sampah di Kenagarian IV Koto Pulau Punjung. Pihak DLH juga akan bekerjasama dengan Kenagarian Sikabau. Disamping sampah konsumsi warga. Juga memiliki tantangan sampah pasar. Setelah itu, baru dijalankan program merancah seluruh nagari secara bertahap.

Bidang Edukasi hidup bersih, dan sampah menjadi sumber penghasilan. Juga dilakukan ke setiap sekolah. Sebagai percontohan, saat ini pihak DLH bekerja sama dengan SMPN Unggul Dharmasraya.

Dalam hal ini, pelajar harus mengerti dan dapat membedakan jenis sampah. Seperti sampah organik, anorganik, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk jenis sampah organik, adalah sampah yang mudah terurai, seperti sisa makanan, sayuran, dan daun kering. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai, contohnya plastik, kaca, dan logam. Untuk jenis Sampah B3 adalah sampah yang mengandung zat berbahaya dan beracun, seperti sisa medis, deterjen, dan pembasmi serangga, dan baterai bekas.

Dari sampah Anorganik, pelajar akan diajak untuk menggalakan aksi reuse, reduce, dan recycle. Dalam hal ini, untuk mengurangi sampah plastik. Sampah yang di kumpulkan dapat ditukar dengan uang. Pembeli akan didatangkan ke sekolah untuk menjeputnya. Dampaknya, disamping lingkungan bersih, juga menghasilkan cuan.

"Pelajaran pola hidup bersih di sekolah, dengan memisahkan sampah. Akan berdampak kepada keluarga saat pelajar berada di lingkungan rumah tangga. Disinikah nilai edukasi dilakukan oleh DLH terhadap pelajar", jelas Budi Waluyo.

Kedepannya, juga akan dikembangkan ke sekolah Adiwiyata lainnnya. Sehingga persoalan sampah tidak lagi menjadi momok bagi masyarakat. Namun akan menjadi sumber penghasilan tambahan. (Syaiful Hanif.)


Wartawan : Syaiful Hanif
Editor : melatisan

Tag :#Pengolahan Sampah #Cegah Pisan

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com