Museum RANB Ditutup Saat Hujan, Melfi Abra : Antisipasi Menjaga Benda Cagar Budaya

Bukittinggi (Minangsatu) - Penutupan Museum Rumah Adat Nan Baanjuang (RANB) yang ada di dalam TMSBK Bukittinggi, pada Minggu (30/10/2022) cukup hangat diperbincangkan masyarakat. Hal ini membuat Pemko Bukittinggi angkat bicara.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Melfi Abra menjelaskan, penutupan RANB hari Minggu lalu, karena situasi dan kondisi pengunjung yang tidak memungkinkan.

Hal ini terjadi karena pengunjung memanfaatkan RANB untuk berteduh saat hujan lebat mengguyur Bukittinggi sekitarnya.

"Kami meminta maaf pada pengunjung. Memang kemaren itu kita tutup sementara dari pengunjung. Hal ini dilakukan petugas, karena saat hujan kemaren banyak pengunjung yang ingin masuk ke Rumah Adat. Sejak pagi hingga siang hujan, sehingga banyak pengunjung yang hanya sekedar berteduh dan tidak melihat koleksi museum. Untuk itu, kita lakukan penutupan di saat itu," jelas Melfi.

Kebijakan menutup museum dikala hari hujan, memang hanya berlaku Museum Rumah Adat Nan Baanjuang dari keadaan yang melingkupi museum itu sendiri.

"Saat ini keadaan gedung yang sudah tua berumur hampir 90 tahunan, cukup rawan, bila dikunjungi tanpa ada sirkulasi atau pergerakan, bagi yang berteduh di atas bangunan tersebut. Sangat berat beban dan tanggung jawab bagi manajeman dan tim pengelola karena benda-benda yang berada di dalam museum merupakan benda-benda budaya berusia tua dan berkategori cagar budaya," jelasnya.

Perlindungan terhadap cagar budaya telah dipayungi oleh Undang Undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya sehingga konsekuensi terhadap pelanggaran akan berujung pidana.

"Namun demikian, atas nama petugas pengelola RANB, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang telah terjadi. Akan kami jadikan koreksi untuk masa yang akan datang," ujarnya.(*)