- Selasa, 30 Januari 2024
Merantau Dan Menyatu: Peran Solidaritas Dalam Perjalanan Masyarakat Minangkabau
Merantau dan Menyatu: Peran Solidaritas dalam Perjalanan Masyarakat Minangkabau
Penulis : Sowatul Islah
Selain sebagai negara kepulauan, Indonesia juga merupakan rumah bagi populasi yang cukup besar. Lebih dari 300 kelompok etnis dan suku yang berbeda tersebar di seluruh Indonesia, menghasilkan populasi yang beragam di setiap daerah. Contoh dari kelompok-kelompok ini adalah suku Jawa, Batak, dan Kelompok etnis Melayu dan Minangkabau.
Penduduk Indonesia tersebar di seluruh penjuru negeri dan mewakili berbagai latar belakang etnis, bahasa, dan asal-usul ras.Budaya yang menonjol dari kelompok etnis Minangkabau adalah contoh kelompok etnis yang berbeda dari kelompok etnis lainnya dalam hal bahasa dan budaya.Salah satu ciri khas dari kelompok etnis yang dikenal sebagai Minangkabau adalah budaya nomadennya.
Hingga saat ini, perantau Minangkabau tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kota Metro yang berada di Provinsi Lampung.
Perantau Minangkabau tersebar di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya di Kota Metro, Provinsi Lampung, yang juga menjadi tempat yang dipilih oleh peneliti dalam menetapkan topik penelitian ini.
Pada masa lalu, para imigran Jawa bermukim di Kota Metro dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk.Imigrasi suku Jawa untuk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa, sehingga banyak masyarakat yang bermigrasi ke Kota Metro, salah satunya dari berbagai daerah.
Salah satunya adalah etnis Minangkabau. menunjukkan bagaimana para perantau etnis Minangkabau biasanya saling mengenal satu sama lain dan hidup berdampingan dengan pola hidup berkelompok, yang berarti bahwa menemukan etnis MinangkabauMasyarakat etnis Minangkabau masih mempertahankan hubungan kekerabatan atau kekeluargaan.kekerabatan - hubungan kekeluargaan Di antara budaya bawaan yang terdapat dalam Sikap solidaritas dalam menjunjung tinggi nilai-nilai adat merupakan ciri khas etnis Minangkabau dan telah menjadi budaya perantauannya.adalah semangat persatuan dan kesatuan dalam melestarikan tradisi-tradisi leluhur yang dibawa oleh etnis Minangkabau dari kampung halamannya.
Untuk melestarikan kohesi sosial yang telah terbentuk di dalam kelompok, solidaritas sosial merupakan komponen penting dalam kehidupan kelompok.Kohesivitas sosial yang telah terbangun di dalam kelompok dipertahankan oleh kelompok.
Namun demikian, perantau etnis Minangkabau tetap membutuhkan persatuan untuk menjamin keberlangsungan hidup mereka.Mereka harus tetap bersatu agar dapat bertahan hidup.Menurut teori Emile Durkheim, solidaritas diartikan sebagai ikatan yang menyatukan dan memperkuat sekelompok orang berdasarkan prinsip-prinsip moral dan cita-cita yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas adalah ikatan yang menyatukan dan memperkuat sekelompok orang berdasarkan prinsip-prinsip moral dan cita-cita yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
Cita-cita bersama dari adat Minangkabau mengikat kelompok etnis ini bersama-sama, memastikan bahwa orang Minangkabau di mana pun mereka berada tetap melestarikan adat istiadat mereka, Adat Minangkabau memiliki prinsip mengenai ajaran budi dan malu yang banyak berorientasi terhadap akhlak dan nilai-nilai moral. Filosofi asli masyarakat Minangkabau dibentuk oleh pemahaman dan interpretasi mereka terhadap alam, di mana semua komponen disamakan dengan keberadaan manusia. Pemikiran masyarakat adat Minangkabau
Pemikiran adat masyarakat Minangkabau menganggap bahwa manusia memiliki kedudukan yang sama.Pepatah lama "tagak samo tinggi, duduak samo randah" - yang secara kasar diterjemahkan menjadi "berdiri sama tinggi, duduk sama rendah" - mencerminkan hal ini.sama rendah sama tinggi Menurut filosofi tradisional Minangkabau, yang terdiri dari dua konsep: gagasan tentang manusia sebagai makhluk individu dan gagasan tentang manusia sebagai manusia, manusia memiliki sifat-sifat yang melekat, baik sebagai pribadi (makhluk individu) maupun sebagai bagian dari kolektif (makhluk sosial). entitas kolektif (makhluk sosial).
Sesuai dengan kepercayaan peradaban Minangkabau, setiap orang sangat terhubung dengan struktur sosial mereka, dan tujuan keberadaan manusia adalah untuk mengejar kebahagiaan melalui prinsip-prinsip tersebut,"Orang dengan orang, dan orang untuk orang" menunjukkan bahwa setiap orang memiliki peran tertentu dalam kehidupan sosial berdasarkan keahliannya masing-masing.
Konsep-konsep adat Minangkabau berpusat pada moralitas dan nilai-nilai dan berkaitan dengan ajaran budi dan malu yang memiliki orientasi moral dan etika. Banyak adat istiadat masyarakat Minangkabau yang menekankan pada etika kemanusiaan, seperti saukua mako manjadi, sasuai mako takanak, urang jadi dunsanak kalau piawai bamain budi, yang mengandung makna bahwa jika sesuatu ditakar, maka akan jadi dan digunakan dengan tepat, dan jika piawai dalam budi, maka orang lain akan menjadi saudaramu.
Sejalan dengan filosofi konvensional. Menurut filosofi adat Minangkabau, kesopanan memiliki empat dimensi: raso, pareso, malu, dan sopan. Pareso, di sisi lain, mengacu pada kontrol atau akal yang terkonsentrasi di dalam hati, sedangkan rasa adalah emosi atau keinginan yang dipegang di dalam hati.Seperti kata pepatah, "raso dibawo naiak, pareso dibawo turun" (rasa dinaikkan, cek diturunkan).diturunkan. Menurut pepatah tersebut, segala sesuatu yang diinginkan harus dipikirkan dengan matang dan disengaja.
Hal-hal yang diinginkan diberi perhatian atau pertimbangan yang masuk akal; sebaliknya, hal-hal yang tidak sesuai dengan hati diberi pertimbangan tetapi tidak perlu dilaksanakan.
Orang Minangkabau menganggap ritual mereka sebagai identitas mereka, dan mereka mematuhi prinsip-prinsip moral mereka ke mana pun mereka pergi.Mereka terus hidup dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip adat Minangkabau meskipun telah merantau.mempertahankan.
Demikian pula halnya dengan masyarakat Minangkabau di Kota lampung yang terus melestarikan adat istiadat dan nilai-nilainya.Masyarakat keturunan Minangkabau yang tetap menjalankan ritualnya di kota lampung ntensitas hubungan sesama masyarakat Minangkabau terbilang sangat intens karna diwadahi oleh paguyuban etnis Minangkabau di Kota Metro yang Bernama Keluarga Besar Sumatra Barat, yang bertujuan untuk menjaga silaturahmi dan saling bergotong royong dalam kegiatan-kegiatan seperti pernikahan, musibah, dan kegiatan lainnya.
Secara alamiah, ada komponen-komponen yang membentuk solidaritas sosial yang dibangun oleh komunitas etnis Minangkabau di Kota Metro, seperti semangat kedaerahan dan primogenialisme, rasa senasib sepenanggungan dan empati, rasa bangga menjadi orang Minang.
(Penulis Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabu, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Tag :#Merantau dan Menyatu #Solidaritas #Masyarakat Minangkabau
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
LEMBAH HARAU DAN POTENSI EKOWISATA YANG RAMAH LINGKUNGAN
-
PERJALANAN KOPI DARI TANAH MINANG
-
FENOMENA KEBANGKITAN SENI RANDAI DI KALANGAN GEN-Z SUMATERA BARAT
-
DINAMIKA KAHIDUPAN NALAYAN TRADISIONAL DI PASISIA SUMATERA BARAT
-
KENAPA NOFI CANDRA?
-
LEMBAH HARAU DAN POTENSI EKOWISATA YANG RAMAH LINGKUNGAN
-
PERJALANAN KOPI DARI TANAH MINANG
-
FENOMENA KEBANGKITAN SENI RANDAI DI KALANGAN GEN-Z SUMATERA BARAT
-
DINAMIKA KAHIDUPAN NALAYAN TRADISIONAL DI PASISIA SUMATERA BARAT
-
KENAPA NOFI CANDRA?