- Senin, 24 Juni 2024
Mengenal Tradisi Adat Minang Yang Tetap Lestari Di Era Modern
Mengenal Tradisi Adat Minang yang Tetap Lestari di Era Modern
Oleh: Fina Rahmadani
Minangkabau berasal dari dua kata yaitu, minang memiliki arti “menang” dan kabau yang berarti “kerbau”. Arti Minangkabau adalah kemenangan orang Minangkabau dalam adu kerbau di bawah pimpinan Datuak Parpatih Nan Sabatang dan Datuk Katumanggungan. Sumatera Barat dikenal sebagai rumah bagi masyarakat Minangkabau, sebuah suku bangsa dengan budaya yang beragam. Ditengah arus modernisasi dan globalisasi ini, banyak tradisi adat Minang yang masih tetap dilestarikan, yang menjadi simbol identitas dan kebanggan bagi masyarakatnya.
Berikut merupakan contoh adat Minang yang masih lestari sampai sekarang ini :
Alek Nagari Sijunjuang Bakua Adat
Kegiatan tradisi Bakaua Adat di Nagari Sijunjung merupakan ungkapan rasa syukur yang diluapkan oleh masyarakat atas berkat dan karunia dari Allah SWT atas hasil panen pertanian yang diberikan. Selain itu, Bakua Adat ini juga untuk menjalin silaturahmi dan kekompakan masyarakat dalam menggarap sawahnya. Di dalam tradisi Bakua Adat juga diadakan prosesi Makan Bajamba (Makan Bersama).
Tradisi Pacu Jawi
Tradisi Pacu Jawi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, yang berasal dari Nagari Tuo Pariangan, Kabupaten Tanah Datar. Arti dari Pacu Jawi ini adalah pacu “kecepatan” dan Jawi “sapi”. Pacu Jawi adalah tradisi balapan sapi khas dari Minangkabau. Tradisi ini biasanya dilakukan sehabis memanen padi. Tradisi ini juga dilakukan atas dasar rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah.
Upacara Batagak Pangulu
Batagak Pangulu merupakan sebuah proses tradisi pengangkatan seorang pemimpin kaum (penghulu) yang dilakukan secara musyawarah mufakat melalui beberapa aturan yang harus dipenuhi oleh suku yang akan mengangkat penghulu di dalam sukunya tersebut. Batagak Pangulu harus segera dilaksanakan, dan penghulunya sudah layak untuk diganti karena pangulu lah yang berkewajiban membimbing anak dan kemenakannya.
Kesenian Tradisional Randai
Randai merupakan permainan tradisional Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantian. Randai dalam sejarah Minangkabau dimainkan oleh masyarakat Periangan Padang Panjang saat mereka berhasil menangkap rusa. Cerita yang ada di dalam Randai berasal dari kaba yang bertemakan budi, malu, susila, dan pendidikan.
Tradisi Makan Bajamba
Makan Bajamba adalah tradisi turun temurun yang merupakan kegiatan makan secara bersama-sama di tempat khusus yang sudah ditentukan. Tradisi ini umumnya dilangsukan pada hari-hari besar, seperti upacara adat, atau pertemuan penting. Makan Bajamba berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat yang sudah dimulai sejak abad ke-7. Makan Bajamba ini akan memunculkan rasa kebersamaan tanpa melihat perbedaan status sosial.
Balimau
Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau, dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu dan memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Tradisi Balimau dilakukan pada saat akan memasuki bulan Ramadhan yaitu menyucikan diri dengan mandi yanng bersih.
Upacara Tabuik
Tabuik adalah istilah yang menunjuk pada legenda tentang keberadaan makhluk berwujud kuda bersayap dan berkepala manusia yang disebut buraq. Upacara ini sebagai bentuk penghormatan atas meninggalnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib, pada tanggal 10 Muharram.
(Penulis: Mahasiswa Sastra Minangkabau, Universitas Andalas Padang)
Tag :#Tradisi Adat Minang #Artikel
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
DAMPAK UJARAN KEBENCIAN DI MEDIA SOSIAL DAN SOLUSINYA
-
“BINGUNG”
-
MARAKNYA PERILAKU KENAKALAN REMAJA YANG BERUJUNG DENGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
-
GALA MUDO, ADAT YANG DIADATKAN DI MINANGKABAU
-
SUMANDO NINIAK MAMAK
-
DAMPAK UJARAN KEBENCIAN DI MEDIA SOSIAL DAN SOLUSINYA
-
SARILAMAK, NAGARI ADAT LENGGANG 1000 TALAM
-
SARILAMAK, NAGARI ADAT LENGGANG 1000 TALAM
-
“BINGUNG”
-
NAGARI PASA DAN ICON MASJID RAYA PARIAMAN