HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Kamis, 9 Februari 2023

Kepemimpinan Dalam Karya Sastra

Opini Bahren
Opini Bahren

Kepemimpinan dalam karya sastra

Oleh: Bahren*

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, memotivasi, dan memimpin orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Ini termasuk membuat keputusan, membuat rencana, dan memimpin tim untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kepemimpinan berkaitan erat dengan keterampilan komunikasi, keterampilan manajerial, dan empati. Ada berbagai gaya kepemimpinan, termasuk kepemimpinan transformasional, transaksional, dan situasional, dan gaya kepemimpinan yang efektif bervariasi tergantung pada situasi dan orang yang dipimpin.

Secara Umum sorang pemimpin digambarkan sebagai seorang yang memiliki visi yang jelas artinya Pemimpin memiliki pandangan jelas tentang tujuan dan visinya, dan mampu menyampaikan visinya dengan jelas dan meyakinkan kepada orang lain. Selanjutnya seorang pemimpin juga harus memiliki sifat yang terbuka dalam arti kata seorang pemimpin mampu menerima masukan dan pendapat dari orang lain, dan mampu bekerja dengan tim untuk mencapai hasil yang diinginkan. Lebih lanjut digambarkan bahwa seoranhg pemimpin harus memiliki Kemampuan komunikasi. Pemimpin yang baik mesti mampu berbicara dengan jelas dan meyakinkan, dan mampu menyampaikan pesan dengan efektif kepada orang lain.

Hal yang tidak kalah penting bagu seorang pemimpin adalah kemampuan memimpin diri sendiri, artinyasebagai pemimpin seseorang harus memiliki kemampuan untuk mengontrol emosinya dan membuat keputusan yang tepat dalam situasi yang sulit.Pemimpin yang baik juga harus memiliki keterampilan manajerial, ia diharapkan mampu mengelola sumber daya dan memimpin tim untuk mencapai tujuan bersama. Syarat lain seorang pemimpin adalah memiliki rasa empati. Empati dimaknai sebagai kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain, dan membuat keputusan yang memperhatikan kepentingan semua pihak. Namun, harus diingat bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang sesuai untuk semua situasi, dan bahwa beberapa pemimpin yang efektif memiliki beberapa, tetapi tidak semua, dari ciri-ciri ini.

Mencermati beberapa uraian di atas, karya sastra pun sesungguhnya menyajikan karakter dan ciri-ciri yang disampaikan tersebut. Namun, penyampaiannya tentu saja sedikit berbeda dengan model-model penyampaian formal. Kepemimpinan dalam karya sastra dapat ditemukan dalam karya-karya sastra lokal (daerah) maupun dalam karya Sastra Indonesia. Pada  karya sastra Indonesia bisa ditemukan dalam berbagai jenis karya sastra, seperti puisi, prosa, atau drama. Unsur kepemimpinan seringkali diangkat sebagai tema utama atau subtema dalam sebuah karya, hal ini dapat digunakan untuk membahas berbagai aspek kepemimpinan, seperti kepemimpinan yang baik, kepemimpinan yang buruk, atau kepemimpinan yang memotivasi.

Karakter tokoh senantiasa menjadi cerminan seagai petunjuk yang digunakan salam menentukan kepemimpinan. Melalui karakter-karakter utama atau tokoh-tokoh yang memiliki kepemimpinan sebuah karya menggiring pembacanya untuk memahami bagaimana pemimpin dalam karya tersebut watak dan perilakunya. Sebagai Contoh, dalam drama "Lutung Kasarung" karya R.A. Kartini, tokoh utama Lutung Kasarung memiliki kepemimpinan yang baik dan berintegritas, yang memotivasi orang-orang di sekitarnya untuk mengikuti jejaknya. Dalam puisi "Pantun" karya Chairil Anwar, tokoh utama menunjukkan kepemimpinan yang memotivasi dengan cara berbicara secara langsung dan jujur kepada pembaca.

Pada sastra daerah Minangkabau juga bisa kita lihat. Misalnya karakter arih bijaksana seorangtokoh bernama Bundo Kanduang dalam sastra lisan Kaba Cindua Mato. Atau juga bisa dilihat bagaimana karakter sombong dan pongahnya Datuk Maringgih dalam karya sastra Siti Nurbaya karahnagn Marah Rusli. Kepemimpinan dalam karya sastra Indonesia juga dapat digunakan untuk membahas peran kepemimpinan dalam masyarakat. Dalam karya sastra, kepemimpinan seringkali dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat. Contohnya, dalam novel "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer, kepemimpinan buruk dalam masyarakat kolonial Belanda ditunjukkan sebagai salah satu penyebab masalah sosial dan politik yang dihadapi oleh rakyat Indonesia.

Secara keseluruhan, kepemimpinan dalam karya sastra Indonesia merupakan tema yang sangat penting dan relevan bagi perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Karya sastra dapat menjadi medium untuk membahas dan memahami berbagai aspek kepemimpinan, seperti kepemimpinan yang baik, kepemimpinan yang buruk, atau kepemimpinan yang memotivasi.

*Dosesn Sastra Minangkabau FIB Unand


Tag :#Opini #Didaktika #Kempemimpinan #Sastra #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com