- Sabtu, 30 November 2024
Kementerian PPPA Dukung Langkah PLN Tingkatkan Kepemimpinan Perempuan Di Lingkungan Perseroan
Jakarta, (minangsatu) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mendukung langkah PLN dalam mengedepankan prinsip _Environmental, social, and governance_ (ESG) melalui peningkatan kepemimpinan perempuan di lingkungan perusahaan.
Ketika membuka diskusi _CEO Insight_ yang bertajuk "Women's Leadership Driving ESG: Empowering Women in Corporate Leadership" pada acara di Jakarta pada Selasa (26/11), Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi menjelaskan, penguatan peran perempuan adalah bagian program dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Hal ini sejalan dengan pembangunan sumber daya manusia, sains-teknologi, hingga kesetaraan gender di Tanah Air.
"Hal tersebut merupakan komitmen peranan kami di pemerintah saat ini, terutama dalam meningkatkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dan penguatan peran perempuan pada tingkat kepemimpinan," ujar Arifah.
Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Sosial dan Budaya Kementerian PPPA, Eko Novi Ariyanti Rahayu Damayanti, menambahkan bahwa mendorong kesetaraan gender membutuhkan upaya luar biasa dan berkelanjutan. Oleh sebab itu, pihaknya mengapresiasi langkah konkret PLN yang mampu mendorong perempuan untuk semakin berperan di perusahaan.
“Kami berterima kasih kepada PLN yang sudah memasukkan strategi pengarusutamaan gender menjadi salah satu bagian dari strategi PLN. Ini bisa menjadi praktik baik juga untuk perusahaan-perusahaan lain. Jadi, proses menuju kesetaraan gender bukan hal yang mudah dan bukan sesuatu yang bisa dilakukan dengan cepat. Memerlukan proses yang panjang serta mengubah pola pikir,” kata Eko.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Didi Setiarto menyatakan komitmen manajemen dalam mendorong keterlibatan perempuan di tiap lini perusahaan.
"Hal ini dibuktikan melalui peran aktif Srikandi PLN dalam membantu manajemen mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan perusahaan terkait pengarustamaan gender dan lingkungan kerja yang kondusif, bebas dari kekerasan dan diskriminasi," jelas Didi.
Direktur Utama PLN Enjiniring (PLN E) sekaligus Ketua Harian Srikandi PLN, Chairani Rachmatullah, menyampaikan bahwa persentase pegawai perempuan PLN terus meningkat. Peningkatan jumlah pegawai perempuan tersebut turut diikuti dengan kenaikan jumlah kepemimpinan perempuan yang memegang jabatan di PLN Group.
Selain itu, dari sisi _Nominated Talent_ (Penetapan Talenta Ternominasi) sebagai calon pemimpin, PLN berhasil meningkatkannya calon pemimpin perempuan dari 22% menjadi 30%.
“Jadi, kita sudah punya stok calon pemimpin perempuan yang cukup. Sehingga, nanti kepemimpinan PLN bisa diwarnai oleh pemimpin-pemimpin perempuan yang memenuhi standar,” ucap Chairani.
Berkat peningkatan keterlibatan perempuan tersebut, PLN sukses memperoleh penghargaan sebagai perusahaan listrik dengan ESG Risk Rating terbaik di ASEAN tahun 2023. Secara global, PLN menempati posisi ke-4 dunia dengan Risk Rating ESG yang mencapai 30,3.
“Jadi, kalau ditanya apakah ada hubungan perbaikan kinerja dengan adanya pemimpin perempuan, saya percaya iya. Karena perempuan biasanya lebih detail, lebih teliti, dan terus mengawal, mengawasi, serta memastikan sampai target tercapai,” tutup Chairani.
Editor : boing
Tag :#PLN #UID #Sumbar #Minangsatu
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
RICO ALVIANO DAN DINAMIKA PARLEMEN: MENGAWAL ASPIRASI RAKYAT DI RAPAT PARIPURNA KE-8
-
SEMANGAT HARI PAHLAWAN, PLN LUNCURKAN PROGRAM “POWER HERO”, BERI DISKON 50% TAMBAH DAYA
-
HPN BUKAN HANYA SEREMONI, SELALU BAWA EFEK DOMINO EKONOMI DI DAERAH
-
GUBERNUR MAHYELDI DIPERCAYA PIMPIN SIDANG PEMILIHAN KETUA UMUM APPSI PERIODE 2025-2029
-
KOLABORASI PLN - KAI, SIAP ELEKTRIFIKASI JALUR KERETA INDONESIA
-
PENERAPAN AKUNTANSI MANAJEMEN PADA FURNITURE BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
-
DIMANA MUSEUM KOTA BUKITTINGGI?
-
"ANAK DARO" DIKLAIM KOPI KERINCI JAMBI OLEH ROEMAH KOFFIE, POTENSI PENCAPLOKAN BUDAYA MINANG PICU KONTROVERSI
-
MEMBUMIKAN KOPI MINANG: DARI SEJARAH 1840 HINGGA GERAKAN MENANAM KAUM
-
FWK MEMBISIKKAN KEBANGSAAN DARI DISKUSI-DISKUSI KECIL