HOME SOSIAL BUDAYA RANTAU

  • Minggu, 23 Februari 2020

Kejutan Bro..., Randai Khas Minang Kok Mentas Di CFD Bundaran HI Jakarta

Pemain randai khas Minang menghiasi suasana car free day, bundaran HI Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Pemain randai khas Minang menghiasi suasana car free day, bundaran HI Jakarta, Minggu (23/2/2020).

JAKARTA (Minangsatu) - Memanfaatkan lalu-lalang warga ibukota di Car Free Day (CFD) menjadi pilihan tepat berpromosi, saat Randai Minang ditampilkan, para penggila olahraga jalan kaki pun menghentikan jalannya. Mereka menghibur diri sejenak menyaksikan sajian randai khas Minang. Para pemain  mempertunjukkan kisah perjuangan Syekh Burhanudin Ulak'an Pariaman, karya Sastri Bakry di pentas arena CFD Bunderan HI depan Plaza Indonesia, Minggu 23/2.

Menurut Sastri, flashmob ini adalah upaya manajemen Mahakarya untuk menarik perhatian masyarakat Jakarta terhadap budaya minang khususnya seni tradisi randai.

"Acara ini digelar DPP HWK yang didukung Sumbar Talenta Indonesia, Gemumi dan MMC. Pakaian khas minang Ibu-ibu HWK dan Manajemen memakai baju kurung, sementara pemain randai memakai kostum randai hitam dan berdeta, semakin menjadi daya tarik,"ujar Sastri. Kata Sastri Bakri para pemeran/aktor randai memakai baju taluak balango.

Endru, pemeran utama sebagai Syekh Abdurauf As Singkil mengatakan sebagai mileneal dia bangga menjadi tokoh syekh yang menjadi panutan masyarakat Aceh dan Mainang. "Saya berharap teman-teman mileneal belajar banyak dari sikap dan perilaku para syekh yang dihormati,"ujar Endru.

Manajer produksi Kurniawati mengatakan memanfaatkan CFD, semua komponen terlibat Mahakarya Randai We'e si Pono berpromosi ria membagi-bagikan brosur saat pemain randai sudah berhasil mencuri perhatian peserta CFD atau saat legaran sudah terbentuk penuh . "Setelah itu kami membagikan brosurnya sambil menyapa , datang ya ke PPHUI Kuningan sebelah Pasfest (pasar festival) 7 Maret 2020 sambil senyum manis,"ujar Kurniawati.

Ir Danny Soedarsono, Ketua Umum HWK yang didampingi pengurus DPP HWK Erita,Chitra, Chamsiah, Tuti, Fuji, Mira, Riri dan lain-lain, mengatakan bahwa seni tradisi adalah bagian dari budaya nasional. "Budaya merupakan perekat kuat ketahanan bangsa dan itu perlu dirawat dan selalu dihidupkan sebagai wujud kebanggaan sebagai bangsa yang memiliki warna-warni budaya,"ujar Danny.

Pada  puncak Mahakarya Randai We'e si Pono, 7 Maret bulan depan, selain pertunjukan juga ada peragaan busana minang, ota lapau. Pertunjukan akan menghadirkan anggota DPD RI , Dirjen Kebudayaan, Bupati Padang Pariaman, Kadis Pariswisata Sumbar, Khalifah ke 15 Syekh Burhanuddin dan dari Balai Pelestarian Nilai Budaya regional Sumbar Riau dan Jambi.

Juga di ajang mahakarya itu ada pameran barang antik Minang lama yang sudah berusia ratusan tahun serta kuliner Minang.


Wartawan : relis
Editor : ranof

Tag :#randai hiasi cfd bundaran hi jakarta#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com