- Senin, 26 Februari 2024
Kata “Nak” Dalam Khasanah Bahasa Minangkabau
Kata “Nak” dalam khasanah Bahasa Minangkabau
Oleh: Bahren*
Dilansir dari data statistik kebusayaan kementrian kebudayaan mnyebutkan bahwa Bahasa Minangkabau menduduki urutan keenam bahasa dengan penutur terbanyak setelah Bahasa Jawa, Sunda, Madura, Betawi, dan Bugis. Setidkanya ada sebanyak 4.232.226 penutur Bahasa Minangkabau hingga tahun 2016, artinya dengan data tersebuty dapat diperkirakan akan terjadi peningkatan maupun penurunan jumlah penutur ditahun-tahun berikutnya. Sebagai salah satu bahasa yang memiliki panutur terbanyak, Bahasa Minangkabau juga memiliki keunikan dalam penggunaan kata-katanya. Ada kata yang jika kita perhatikan pemakaiannya dalam konteks tertentu akan memiliki makna yang berbeda satu sama lainnya. Salah satunya kata “nak”. Apa saja makna dar kata “nak” ini jika kita lihat dari berbagai konteks yang menyertainya.
Pertama kata “nak’, yang memiliki makna ‘anak”, penggunaan kata nak yang merujuk pada makna anak seringkali terjadi dalam konteks tuturan lisan, JIka seorang ibu atau ayah akan memanggil anaknya maka yang akan dituturkannya adalah nak, dalam fenomena ini terjadi penesapan huruf pertama dari kata “anak” menjadi nak, seperti terlihat pada tuturan, “kama juo lai nak?, ari lah malam”, “Mau kemana lagi nak, hari sudah malam”. Atau dalam peristiwa tutur lain juga sering kita dengar tuturan. “Dima nak bujang kau kini Yen, sasudah salasai kuliah nyo?”, “Anak lelaki mu sekarang dimana yen, setelah kuliahnya selesai”.
Kedua, kata “nak” dengan makna “ingin”. Selain memiliki makna “anak” kata “nak” juga memiliki makna jika’ingin. Makna ini dapat kita lihat dalam penggunaan kata nak seperti contoh berikut ini:
Nak kayo rajin mancari Ingin kaya rajin lah bekerja
Nak pandai rajin baraja Ingin pandai rajin lah belajar
Dua contoh di atas, terlihat bahwa kata “nak” yang ada dalam adagium adat itu memiliki makna “ingin atau mau”. Sehingga jika dibuatkan artinya dalam bahasa Indonesia maka makna “ingin atau mau” jauh lebih mendekati makna yang dirujuk oleh kata “nak” ini dibandingkan dengan makna “jika”.
Ketiga, kata “nak” memiliki makna “agar”, kata “nak” dengan makna “agar” ini bisa kita lihat dalam beberapa contoh kalimat berikut ini.
“Nak jaleh duduak pakaro nyo tolong ang jawek nan sabananyo”
Agar jelas duduk perkaranya, tolong kamu jawab dengan jujur
“tambah nan tinggi nak, samo randah jo nan randah”
Tambah yang tinggi, agar sama rendah dengan yang rendah
“Kurangi nan randah, nak samo tinggi jo nan tinggi”
Kurangi yang rendah agar sama tinggi dengan yang tinggi
Tiga kalimat di atas kata “nak” memiliki makna “agar” namun pada contoh pertama kata “nak” dapat dengan cepat dan mudah kita maknai dengan kata “agar”. Namun, pada kalimat kedua dan ketiga perlu pemahaman kebudayaan dalam memberi makna kata “nak” di sini sehingga memiliki makna “agar” karena secara logika kalimat kedua seolah-olah tidak relevan dengan makna keseluruhan karena jika menambah yang tinggi mestinya akan sama tinggi bukan sama rendah, dan menambah yang rendah logikanya akan sama rendah, tapi dalam kenyataanya kalimat kedua dan ketika bertolak belakang adanya.
Pemaknaan dengan pemahaman kebudayaan ini perlu dilihat konteks dua kalimat tersebut. Sesungguhnya konteks kalimat tersebut berkaitan dengan neraca atau timbangan yang biasa digunakan oleh pandai mas dalam mengukur berat mas yang akan ditempanya. Jika pada timbangan itu ada salah satu neraca yang tidak seimbang maka tukang emas akan menambah atau mengurangi salah satu bagian yang tinggi neracanya atau yang rendah neraca sehingga seimbang dan sama berat. Itulah beberapa fenomena menarik dari kata “nak” dalam bahasa Minangkabau. Mungkin saja masih ada makna lain selain yang ditulis di atas.
*Dosen Sastra Minangkabau FIB Unand
Tag :#Opini #Didaktika #Minangsatu
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PANGAJARAN BAHASA MINANGKABAU
-
PENERAPAN MACHINE LEARNING DALAM SISTEM TELEKOMUNIKASI
-
PANTAI BARAT SUMATERA: PESONA ALAM, MAKANAN, DAN SITUS BERSEJARAH
-
PENERAPAN BIG DATA DALAM SISTEM TENAGA LISTRIK
-
ETNOBIOLOGI
-
SURAT TERBUKA SETELAH POLISI TEMBAK POLISI: PAK PRESIDEN, HENTIKAN MAFIA TAMBANG
-
MARAKNYA PERILAKU KENAKALAN REMAJA YANG BERUJUNG DENGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
-
GALA MUDO, ADAT YANG DIADATKAN DI MINANGKABAU
-
SUMANDO NINIAK MAMAK
-
SUMANDO KUTU DAPUA