Jusuf Hamka, Raja Jalan Tol Yang Dermawan

(Minangsatu) - Ketika mendengar nama Jusuf Hamka, tentu terdengar sudah tidak asing lagi mengenali  sosok pengusaha dermawan yang kerap disebut orang-orang sebagai raja jalan tol. Penampilannya yang sederhana, dermawan dan religius membuatnya juga dijuluki warganet sebagai crazy rich sejati. 

Jusuf Hamka merupakan pribadi yang sederhana, melalui akun sosial medianya, ia menuliskan motonya "Banyak duit jangan sombong, gak banyak duit jangan bohong, gak punya duit jangan nyolong."

Sosoknya pun menjadi inspirasi banyak orang, Jusuf Hamka mempunyai cita cita yang mulia yaitu membangun 1.000 mesjid

Biografi Jusuf Hamka

Joseph Alun atau lebih kerap dipanggil Jusuf Hamka merupakan salah satu tokoh pengusaha, politisi, dan motivator yang lahir di Jakarta, 5 Desember 1957 dari pasangan suami istri yaitu bapak Joseph Suhaimi (Jauw To Tjiang) dan ibuk Suwanti Suhaimi (Siaw Po Swan).

Jusuf Hamka yang akrab dipanggil Babah Alun ini lahir dari keluarga yang berpendidikan. Ayahnya adalah seorang Dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, dan Ibunya seorang guru. Kedua orangtuanya mendukung penuh pendidikan yang dijalankan Jusuf Hamka.

Masa kecil Jusuf Hamka dihabiskan di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Dia telah belajar hidup keras sedari kecil. Ia menghabiskan waktunya selepas pulang sekolah dengan berjualan keliling. Ia menjual berbagai makanan untuk teman teman sejawatnya, mulai dari es Mambo, hingga kacang-kacangan. 

Beranjak dewasa, pria keturunan Tionghoa ini melanjutkan pendidikannya di beberapa perguruan tinggi, namun tidak diselesaikannya. Dalam beberapa kesempatan, Jusuf Hamka mengakui tak menyelesaikan kuliah karena tidak suka dengan formalitas.

Jusuf Hamka merupakan alumnus Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945. Tidak hanya di situ, ia juga menyelesaikan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Bisnis Administrasi Columbia College, Kanada, hingga Administrasi Negara Fisip Universitas Jayabaya.

Memilih untuk menjadi Mu'alaf

Jusuf Hamka tumbuh dan dibesarkan di lingkungan Tionghoa. Pada berumur 23 tahun Jusuf Hamka memilih jalan hidup dengan menjadi Mu'alaf. Ia memeluk agama islam ketika bertemu dengan Buya Hamka, oleh karena itu nama Jusuf Hamka diambil dari nama Buya Hamka. 

Saat menjadi Mu'alaf Jusuf Hamka langsung diangkat menjadi anak oleh Buya Hamka. Orang tuanya yang moderat justru memberikan dukungan kepadanya. Bahkan, orang tuanya berharap supaya Jusuf Hamka menjadi muslim yang baik. Selang tiga tahun menjadi mualaf, Jusuf Hamka menunaikan ibadah haji pada tahun 1984. 

Pengusaha yang sukses  

Jusuf Hamka memiliki jabatan di berbagai perusahaan seperti, Komisaris Independen PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, Presiden Direktur di PT Citra Waspputhowa, Presiden Komisaris PT Mandara Permai, Presiden Direktur di PT Citra Margatama Surabaya, dan masih banyak lagi.

Beberapa ruas tol utama yang dikelola Jusuf Hamka membuatnya dijuluki Raja Jalan Tol. Setidaknya ada 7 ruas jalan tol yang dikelola Jusuf Hamka, yaitu: 

- Ruas tol Ir Wiyoto Wiyono Cawang-Tanjung Priok
- Ruas tol Bogor Outer Ring Road. 
- Ruas tol pelabuhan atau lebih sering dikenal sebagai tol Ancol atau Pluit.
- Ruas tol Depok-Antasari
- Ruas tol Waru-Juanda
- Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan
- Tol Soreang-Pasirkoja

Warung Nasi Kuning untuk Dhuafah dan 1000 Mesjid

Kekayaan Jusuf Hamka yang melimpah tak menjadikan dirinya hidup dalam kelimpahan justru ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan dermawan.

Jusuf Hamka sempat menjual nasi kuning untuk kaum dhuafah. Dia menjual nasi kuning beserta lauknya dengan harga Rp3.000,- perporsinya pada tahun 2008,. Selain itu ia juga mewakafkan 10 hektar tanah miliknya sebagai lokasi pemakaman jenazah pasien covid

Selain itu, Jusuf Hamka juga memiliki cita-cita mulia, yakni ingin membangun 1.000 masjid. (*)