HOME POLITIK PROVINSI SUMATERA BARAT
- Selasa, 11 Juni 2019
Jelang Pilkada Sumbar: Masyarakat Antusias, Polling Mulai Marak
Padang (Minangsatu) - Pemilihan umum (pemilu) untuk memilih wakil rakyat (pemilihan legislatif/pileg) dan memilih presiden/wakil presiden (pemilihan presiden/pilpres) sudah usai, tapi tensi politik belum akan turun lantaran tidak berapa lama lagi genderang pemilihan kepala daerah (pilkada) pun akan ditabuh. Tigabelas kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar) plus Provinsi Sumbar sendiri akan berpesta demokrasi untuk memilih kepala daerah (kada) masing-masing.
Geliat dinamika menunggu pesta demokrasi sudah mulai terlihat di media sosial (medsos) dan media pers. "Ini adalah hal yang positif, pertanda masyarakat tidak buta politik. Tinggal lagi bagaimana para politisi dan parpol menanggapi sesuai kepentingan masing-masing," ujar Faldo Maldini, politisi milenial dari Partai Amanat Nasional (PAN) kepada Minangsatu, Selasa (11/6).
Hal senada juga disampaikan anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Ir H Mulyadi. Selain menyambut baik dinamika dan antusiasme masyarakat Sumbar untuk menentukan kada mereka, peraih suara pribadi terbanyak dari semua calon legislatif (caleg) untuk DPR RI yang bertarung di Ranah Minang itu melihat peran medsos dan media pers akan sangat menentukan dalam menggiring opini.
"Karena itu perlu pencerahan juga untuk masyarakat supaya lebih cerdas menyikapi arus deras informasi perpolitikan di Sumbar," tutur Ketua DPD Partai Demokrat Sumbar ini.
Ditanya tentang dorongan masyarakat supaya dirinya maju bertarung di Pilkada Sumbar, Mulyadi menyikapinya dengan arif. "Yang paling penting harus kita pahami dulu, Sumbar saat ini butuh apa? Sumbar punya potensi-potensi, tapi juga punya banyak keterbatasan. Gubernur Sumbar nanti harus bisa membawa Sumbar lebih maju. Apalagi kita mulai tertinggal dari propinsi lain," tukasnya.
Faldo Maldini, yang juga adalah anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dan kerap tampil di televisi nasional, mengatakan dinamika dan antusiasme masyarakat harus dikelola sebaik-baiknya oleh parpol serta para politisi dan para tokoh. "Harus diperbanyak diskusi supaya nama-nama yang muncul bisa ditimbang-timbang dan dilihat track record serta kapasitasnya oleh masyarakat. Jangan sampai masyarakat diberi pilihan yang terbatas. Demokrasi yang sehat adalah yang banyak alternatif," tutur putra asli Pesisir Selatan ini.
Sama dengan Mulyadi, saat ditanya apakah dirinya akan ikut bertarung di Pilkada Sumbar, Faldo Maldini justru balik bertanya,"Apakah kita sudah paham tentang Sumbar saat ini, potensi dan peluangnya untuk lebih maju, dan bagaimana strategi pengelolaan propinsi yang juga punya banyak keterbatasan ini. Sumbar tidak bisa hanya mengandalkan duit dari pusat saja, tapi gubernur dan wakik gubernur harus lebih kreatif untuk menggenjot perekonomian daerah. Saat ini ada teknologi informasi, kenapa tidak dimanfaatkan untuk pembangunan yang lebih tepat sasaran? Juga peluang Sumbar di ekonomi kreatif justru harus menjadi fokus, karena kita minim sumberdaya alam," pungkasnya.
Sementara itu, pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Asrinaldi menegaskan tidak ada masalah dengan dinamika dan antusiasme masyarakat tersebut. Begitu pula dengan sudah mulai mengapung sejumlah nama di medsos dan media pers. Beberapa nama bahkan muncul pada polling online.
"Nama-nama tentu dari apa yang diperbincangkan masyarakat, ditambah preferensi mereka yang membuat survei atau polling. Saya pikir sah-sah saja, sepanjang itu mewakili perbincangan publik," kata Asrinaldi.
Namun Asrinaldi menggarisbawahi bahwa yang paling penting saat ini belum tentang siapa, tapi tentang mau apa, mau dibawa kemana Sumbar ke depan? "Harus jelas visi dan misinya, mau diapakan Sumbar ini ke depan, dengan potensi dan masalah yang dihadapi. Ini yang penting. Selama ini visi dan misi hanya sebagai pelengkap pendaftaran saja," ujar Asrinaldi.
Terkait nama-nama yang muncul dari polling online, pakar survey politik dari Unand, Andri Rusta, menegaskan seharusnya ada penjelasan bagaimana survey dilakukan, termasuk sampel dan lokasi. "Survey yang baik kan mestinya mengikuti kaedah survey, teknik samplingnya harus ketat," ucap Andri Rusta.
Lebih lanjut ditegaskan, dalam hal survey, responden yang diambil juga menggunakan kaedah ilmiah, belum lagi pertanyaan-pertanyaannya. "Kalau polling internet, kan tidak semua orang bisa mengakses internet, sehingga yang mengisi pun tidak acak," ulasnya.
Karena itu polling online, menurut Andri Rusta tidak bisa diakui sebagai survey ilmiah. "Secara metode survei sebenarnya tidak valid, karena datanya bisa saja dimainkan!" pungkasnya.
Editor : T E
Tag :Pilkada Sumbar #polling online #Faldo Makdini #Mulyadi
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
DPRD DAN GUBERNUR SUMBAR SAHKAN RANPERDA KEMUDAHAN BERUSAHA DAN FASILITASI PESANTREN
-
H. ARISAL AZIZ AJAK KADER PAN SUMBAR UNTUK SELALU DEKAT DENGAN RAKYAT
-
KOMISI IV DPR RI APRESIASI POTENSI SUMBAR, SAATNYA SEKTOR UNGGULAN DIANGKAT KE PUSAT
-
GUBERNUR MAHYELDI TARGETKAN RPJMD PROVINSI SUMBAR TAHUN 2025–2029 TUNTAS AWAL JULI MENDATANG
-
WAGUB VASKO TERIMA LHP LKPD 2024 DARI BPK, PEMPROV SUMBAR KEMBALI RAIH OPINI WTP KE-13 SECARA BERUNTUN
-
CHERRY CHILD FOUNDATION BERSAMA BERBAGAI KOMUNITAS SALURKAN BANTUAN KE WILAYAH TERDAMPAK BANJIR BANDANG DI PADANG
-
MENANAM POHON, MENUAI KESELAMATAN: KONSERVASI LAHAN KRITIS UNTUK KETAHANAN HIDUP KOMUNITAS.
-
MUSIBAH
-
KEMANA BUPATI TAPSEL
-
BANJIR DALAM MANUSKRIP SEBAGAI CATATAN PENGALAMAN KOLEKTIF MASYARAKAT