HOME RANCAK KOTA PADANG

  • Rabu, 8 Desember 2021

In Memoriam: Karikaturis Armansyah Nizar, Yang Lucu Dan Humoris

Karya Armansyah Nizar yang kocak dan menghibur pembaca koran Haluan Padang.
Karya Armansyah Nizar yang kocak dan menghibur pembaca koran Haluan Padang.

In Memoriam: Karikaturis Armansyah Nizar yang Lucu, Menggelikan dan Penuh Humor

Oleh : Muharyadi

 

Sesekali saat saya ke Padang dari provinsi Bengkulu yang saat itu bertugas bersama Noverman (alm), Edi Suandi dan M. Zein di tahun 1982 hingga 1990 menjadi wartawan Harian Haluan di provinsi Bengkulu selalu menyempatkan diri datang ke redaksi harian Haluan Padang, Jalan Damar, nomor 59 F Padang, Sumatera Barat.

Kebiasaan saya selalu pengen bertemu Armansyah Nizar yang saat itu bertugas sebagai pembuat ilustrasi, karikatur disamping me layout koran secara manual, kadang juga membuat berita, feature dan lainnya. Di ruang kerjanya, jari jemarinya dengan lincah menorehkan garis-garis liar kepermukaan kertas gambar kecil berukuran tak lebih 15 x 20 cm, memakai pena sketsa dan tinta china.

Gambar ini merupakan representasi kejadian-kejadian aktual di tengah-tengah masyarakat dalam sehari atau sepekan dengan tokoh gambar bernama "Mangkutak" yang disebut Armansyah Nizar "Mangkutan Raun Sabalik".

Menurut Da Man, demikian panggilan akrabnya, kejadian atau peristiwa aktual itu ia ketahui setelah membaca banyak berita dari rekan-rekan wartawan yang siap diterbitkan keesekoan harinya. Dengan membaca kejadian demi kejadian ia segera mengeksplorasinya menjadi karikatur, yang menarik, unik bahkan kadang memiliki nilai humoris tinggi. Tak jarang ia sendiri sambil menggambar juga ikut ketawa. Maka meluncurlah karyanya dalam bentuk visual karikatur bernilai estetis.

Sejak di Surat Kabar Haluan bahkan ketika Armansyah Nizar tahun 1970 hingga 2000 an dan pindah ke Koran Padang 2009 sd 2011 semua kumpulan karikatur dan ilustrasinya ratusan bahkan lebih, yang sempat saya amati satu persatu terutama di kediamannya galery Sabai Nan Aluih Jalan Dr. Soetomo I Blok A 1 No 17 Depan Mesjid Al-Hijrah, Padang terlihat banyak hal menarik yang direpresentasikannya ke permukaan. Apalagi saat melihat obyek-objek karikatur yang dibuatnya tak jarang memiliki kesan lucu, menggelitik dibumbui humor tinggi.

Sebagaimana lazim kita ketahui, bahwa karikatur pada hakikatnya merupakan gambar atau penggambaran mengenai suatu objek atau peristiwa konkret di tengah-tengah masyarakat kemudian divisualkan dengan cara melebih-lebihkan ciri khas pada suatu gambar untuk memberikan kesan lucu kepada publik. Berbeda dengan kartun suatu gambar yang memiliki rangkain cerita tersendiri. Sementara sesungguhnya karikatur merupakan unsur yang ada di dalam kartun.

Dalam sejarah, karya karikatur sebenarnya bukan merupakan karya baru dalam dunia seni rupa, karena karikatur telah hadir sejak abad ke-16. Di zaman Mesir Kuno sudah banyak ditemukan berbagai gambar hewan yang memiliki tingkah laku seperti manusia. Namun demikian popularitas dari karikatur mulai popular di Italia, yaitu saat abad Renaissance.

Sejumlah seniman seperti Leonardo da Vinci serta Carracci dan beberapa seniman lain sengaja membuat karikatur guna menghibur diri serta menghibur teman-temannya. Hingga pada akhirnya seorang seniman bernama Pier Leone Ghezzi mulai menekuni seni tersebut dan berhasil menciptakan lebih dari 2.000 karya karikatur selama hidupnya.

Menafsir apa yang diolah dan dikerjakan Armasyah Nizar selama ini, saya cendrung melihatnya sebagai karikatur jurnalistik yang digunakan untuk menafsirkan sebuah berita dengan sudut pandang kritis tanpa kehilangan nilai-nilai gelitik dan humorisnya.

Karikatirnya bermuatan masalah sosial dan kehidupan sehari-hari bahkan kadang terkait masalah politik atau beberapa fakta dalam kehidupan nyata yang bertujuan untuk melebihkan beberapa figur atau situasai tertentu untuk mengomunikasikan kritik sosial dengan mencirikan tokoh seperti "Mangkutak Raun Sabalik" dengan obyek lucu beberapa helai rambut dikepala sebagai tokoh utama yang divisualkan dengan perubahan anatomi, nyeleneh penuh humor tanpa kehilangan nilai kritis yang sifatnya menghibur.

Berbeda dengan ilustrasi yang dibuat Mangkutak Raun Sabalik ini. Ia lebih membaca secara detail dan rinci dari cerita pendek atau cerbung yang akan dimuat melalui media koran. Tentu ilustrasi ini juga menggambarkan secara ringkas dari rangkaian cerpen dan cerbung yang akan dikonsumsi publik.

Dalam pengamatan kita Armasyah Nizar, dalam kesehariannya merupakan sosok yang selalu resah dan gelisah untuk senantiasa melahirkan karya-karya baik berupa karikatur dan ilustrasi hingga menulis berita dan feature di surat kabar tempat ia menjalani profesinya.

Bahkan di waktu-waktu luangnya, Armansyah Nizar teman seangkatan sastrawan Darman Moenir, Yose Rizal, Risman Marah, Darvies Rasyidin, Misrawati semasa di SSRI (SMSR/SMKN 4) Padang angkatan ke tahun 1968 - 1971 itu juga sangat kreatif melukis obyek-obyek lukisan naturalis. Ia mengaku selain belajar di sekolah bersama gurunya Hasan Basri DT. Tumbijo, Amir Syarif, Hasnul Kabri, Salahuddin, Syakban dan lainnya juga pernah menggali ilmu melukis dengan sang maestro Wakidi semasa hidupnya. Sebagai pelukis ia berulangkali mengikuti pameran di berbagai daerah dan provinsi di tanah air.

Semua itu, kini hanya tinggal kenangan. Karena Armansyah Nizar telah mendahului kita untuk selama-selamanya di usianya 71 tahun lebih di rumah sakit BMC Padang Kamis sore (7/12/21). Almarhum sejak beberapa tahun silam menderita stroke hingga akhir hayatnya.

Karya-karyanya yang sebagian besar terletak di studionya galery "Sabai Nan Aluih" jalan Dr. Soetomo I Blok A 1 No 17 depan Mesjid Al-Hijrah, Padang, Sumatera Barat kini menjadi saksi bisu perjalanannya selama ini dalam jurnalistik dan seni rupa.

Innalillahi Wainna Illahi Rojiun. Selamat jalan Armansyah Nizar.


Wartawan : Muharyadi
Editor : ranof

Tag :#Karikatur#Armansyah Nizar#Berpulang#7 Desember 2021#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com