- Selasa, 7 September 2021
Dua Tabuah Larangan Istano Pagaruyung, Manggaga Di Bumi Dan Mambang Di Awan

Penulis : Chandra Antoni
Tabuah Larangan, adalah sejenis bedug di halaman istana Basa Pagaruyung, Tanahdatar, Sumatera Barat.
Disebut tabuah larangan karena tidak dipukul atau dibunyikan setiap saat. Namun, dibunyikan pada saat-saat tertentu.
Tabuah larangan di Istana Pagaruyung berjumlah dua buah, yang satu namanya Manggaga Dibumi dan satu lagi namanya Mambang Diawan.
Disini penulis akan menjelaskan tentang dan fungsinya kedua tabuah larangan ini. Kedua sarana informasi memiliki fungsi yang berbeda.
Tabuah larangan Manggaga di bumi berfungsi sebagai sarana informasi untuk memberitahu masyarakat tentang adanya musibah seperti gempa bumi, kebakaran serta bencana alam lainnya.
Sedangkan Tabuah Larangan Mambang Diawan dibunyikan ketika ada kegiatan kerajaan seperti pengangkatan gelar kebesaran dalam istana kerajaan maupun gelar datuak, menaiki rumah, acara kebesaran adat dan budaya di Istana Basa Pagaruyung.
Tabuah Larangan di Istana Basa Pagaruyung berada di sisi kanan, berdekatan dengan surau.
Tabuah Larangan ini diletakan pada sebuah bangunan yang atapnya terbuat dari ijuk, dengan tonggak kayu.
Tabuah Larangan ini berbahan dasar batang kayu dengan kualitas tinggi, pada bagian tengah yang telah dilobangi dari pangkal hingga ujung. Pada sisi depannya dipasangi kulit jawi yang telah dikeringkan.
Tabuah Larangan yang ada pada Istano Pagaruyung saat ini merupakan replika, karena yang aslinya sudah terbakar.
Menurut sejarah, Tabuah Larangan pertama, di akhir tahun 1804 ikut terbakar pada zaman perang padri. Selama tahun berselang Tabuah Larangan kembali dibikin dan kembali terbakar pada tahun 1976. Dan pada tahun 2007 Tabuah Larangan juga terbakar dan dibikin lagi pada akhir tahun 2008.(*)
Sumber :
- Drs. Kamaruzzaman, MA, Pemerhati Adat dan Budayawan.
Tag :#tanahdatar, #pagaruyung
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SUMATERA BARAT RAIH PENGHARGAAN DI FESTIVAL HOMESTAY NUSANTARA 2025, GUBERNUR MAHYELDI DIGANJAR IHSA AWARD
-
FARIANDA, PEMIMPIN MUDA PERS SUMUT YANG TEGASKAN ETIKA: CIPTAKAN SUASANA NYAMAN BAGI POLDA SUMUT
-
MERAJUT SILATURAHMI DAN GAYA HIDUP SEHAT: TURNAMEN BANK NAGARI HUT KE-63 MENGINSPIRASI SEMANGAT KERJA
-
MERAJUT KEBERSAMAAN DALAM KERAGAMAN: REFLEKSI DARI TADARUS PUISI & PAMERAN PUISI EKSPERIMENTAL
-
WASPADA, MODUS PENIPUAN M-BANKING SEMAKIN CANGGIH, BANK NAGARI DAN OJK BERIKAN 11 TIPS KEAMANAN
-
TRANSFORMASI PSIKOLOGI ANAK MELALUI PENDIDIKAN INKLUSIF DAN HUMANISTIK
-
PSIKOLOGI HUMANISTIK PADA TOKOH YASUAKI YAMAMOTO DALAM NOVEL “TOTTO-CHAN GADIS KECIL DI PINGGIR JENDELA” KARYA TETSUKO KUROYANAGI
-
MANARI DI LADANG URANG: ANTARA KEBEBASAN DAN KESADARAN SOSIAL DALAM BINGKAI KEARIFAN MINANGKABAU
-
BARA KATAJAM LADIANG,LABIAH TAJAM MULUIK MANUSIA: SEBUAH PRIBAHASA MINANGKABAU
-
BUKAN CUMA REBAHAN: CARA PRODUKTIF MENGISI LIBURAN SEMESTER