HOME EKONOMI KABUPATEN SOLOK

  • Minggu, 16 Juni 2019

Cerita Tentang H Yunasman, SE M.Si, Pensiunan Pejabat Pemkab Solok Yang Sukses Bertani Buah Naga

H Yunasman, SE M.Si, pensiunan pejabat yang sukses bertani
H Yunasman, SE M.Si, pensiunan pejabat yang sukses bertani

Solok (Minangsatu) - Meskipun sudah memasuki masa pensiun sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan jabatan terakhir sebagai Asisten Ekbangkesra Setdakab Solok, namun H Yunasman, SE, M.Si tetap produktif menjalani kesehariannya sebagai petani Buah Naga dengan lahan mencapai enam hektar di Rawang Basuang, Jorong Data Tampunik, Nagari Aripan, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok.

Saat dikunjungi di kebunnya, Minggu (16/6) Yunasman terlihat segar bugar, dan mengaku jauh lebih sehat selama memasuki masa purna bakti (pensiun). "Saya sudah mempersiapkan untuk bertani, sejak tahun 1997, dengan membuat perusahaan yang bergerak di pertanian," tuturnya kepada Minangsatu. 

Perusahaan bernama Dhademuti Garden, belakangan lebih dikenal dengan sebutan "ladang buah naga pak Yu, mulai berkiprah serius sejak 31 Agustus 2016. "Nama Dhademuti  adalah akronim dari nama tiga orang anak kami; Dhanny Fadlan, Dedek (M. Hamdan ) dan Siti Nurul Mutiah," ujar suami Yeni Meldia ini.

Dikatakan Yunasman, dulu saat masih sebagai pejabat di Pemkab Solok, sejak tahun 1997 dia mendirikan usaha tani dengan komoditas pisang kepok, manggis, durian, coklet. Namun komoditas itu belum berhasil dengan baik. Lalu pada akhir tahun 2014 dia mulai berfikir, apa kegiatan yang akan digeluti setelah purna tugas. Pada awal tahun 2015 diputuskan  bersama istri untuk mencoba menanam buah naga. Alhamdulillah sesuai modal yang ada, pada bulan Mei 2015, mulai ditanam 400 tiang Buah Naga," ujarnya.

Meskipun bertanam buah naga adalah hal baru baginya, namun berkat tangan dingin, ketelatenan dan keuletannya membuahkan hasil yang menggembirakan. "Secara pendapatan, bahkan lebih dari gaji saat jadi pejabat dulu. Apalagi kami juga bisa menggaji secara tetap beberapa orang sebagai tenaga kerja di ladang," ungkap Yunasman. 

Dikatakan, hasil panen buah naga selanjutnya dijadikan modal ekstensifikasi tanaman. Sampai dengan Juli 2018 tanaman buah naga sudah berjumlah 1.500 tiang. Dan yang sudah berproduksi sebanyak 1.000 tiang. "Rata-rata produksi per bulan 2,5 ton. Dan harga berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram," ujar Yunasman dengan mata berbinar-binar.

Sejak berkutat sebagai petani buah naga, Yunasman tidak kesulitan untuk pemasaran. Para toke selalu bersedia menampung berapapun produksi dari ladangnya. Karena itu, dalam rentang tiga tahun, dia sudah balik modal. Dan dengan laba itu, dia terus mengembangkan, bahkan juga melakukan penelitian sederhana bagaimana bertanam buah naga yang baik. 

Misalnya, pada tahap awal dia bertanam dengan meniru orang lain, yakni dengan membuat tiang beton untuk jalaran buah naga. "Sekarang saya coba dengan pohon kedondong dan pohon mahoni sebagai tiang jalaran," katanya seraya menyebut jika tanpa tiang beton, biaya dapat ditekan lebih rendah.

Kendati di ladang Dhademuti Garden juga ditanam durian, manggis, jeruk lemon, jeruk nipis dan jeruk kacang, namun agaknya buah naga lah primadonanya. 

Ditanya tentang rencananya pengembangan ke depan, Yunasman mengaku akan fokus untuk bertanam buah naga. "Ini tidak ada pensiunnya," pungkas Yunasman. Seperti buah naga yang juga tidak pensiun berbuah sepanjang tahun.


Wartawan : te
Editor : T E

Tag :Yunasman

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com