HOME OPINI FEATURE

  • Jumat, 19 November 2021

Aktor Rano Karno Dan Pematung Yusman, Sama Putra Pasaman, Sama "excellent"

Rano Karno dan Yusman, teman lama yang tak pernah kehabisan energi di bidang seni.
Rano Karno dan Yusman, teman lama yang tak pernah kehabisan energi di bidang seni.

Yogyakarta (Minangsatu) - Rano Karno (61 th) aktor dan sutradara serta mantan Gubernur Banten, menyatakan kekagumannya sekaligus mengapresiasi kegiatan seni budaya di Sumatera Barat yang sejak lama hingga kini terus menggeliat di tengah-tengah kemajuan dan perkembangan zaman.

Hal itu ditandai tinggi dan beragamnya kegiatan seni budaya Sumatera Barat tampil untuk publik, baik di tanah leluhur kelahiran ayahnya Sukarno M. Noer asal Pasaman, Sumatera Barat maupun di tingkat nasional bahkan internasional yang sejatinya harus tetap dipertahankan setiap ruang dan waktu.

Demikian dikemukakan Rano Karno saat melakukan kunjungan silaturahmi ke studio pematung Sumatera Barat asal Pasaman, Yusman (57 th) di Yogyakarta. Yusman, baru saja usai mengikuti pameran besar seni rupa Sumatera Barat 8 s/d 13 November 2021 lalu di kota Payakumbuh.

Yusman merupakan salah seorang teman dekat dan sahabat Rano Karno yang telah lama dikenalnya melalui dunia seni rupa yang bermukim di Tegal Senggotan RT 02/RW 11, No. 53, Tirtonirmolo, Kasihan Bantul, Yogyakarta.

Menurut Rano, melalui ayahnya Sukarno M. Noer, semasa beliau masih hidup serta sumber-sumber lain yang ditelusurinya, ia mengaku banyak belajar tentang kebudayaan Minangkabau terutama dalam persoalan seni budaya leluhur kelahiran orang tuanya itu.

Dalam seni budaya tersebut terdapat seperti seni pertunjukan, sastra, teater, randai, saluang, rabab dan musik secara umum, juga tidak ketinggalan dunia seni rupa dalam etalase seni rupa Indonesia yang tetap saja terus menggeliat sekalipun dalam kondisi Covid-19 yang melanda dunia hingga saat ini.

Selain dunia seni, tokoh-tokoh Sumatera Barat umumnya Minangkabau khususnya sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia, banyak menjadi pemimpin di medan perang, pemikir di kancah diplomasi dan kreator pemerintahan.

Kemudian, Minangkabau pun pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, peradaban dan juga pembaharuan dengan menjamurnya sekolah dan pesantren. Para ulama pembaharu dan sejumlah tokoh dilahirkan dari ranah Minang ini. Ketokohan mereka diakui di pentas naional dan dunia. "Kita mungkin bangga dengan masa lalu Minangkabau yang harum semerbak," ujar Rano Karno yang telah membintangi puluhan film layar lebar dan sinetron yang sambung-bersambung.

Hal yang menarik, Rano Karno juga menyatakan kekagumannya atas kegiatan dunia seni rupa Sumatera Barat, baik oleh seniman di daerah sendiri maupun urang awak di perantauan. "Saya amati sejumlah katalogus dan pemberitaan pameran seni rupa dari media massa dalam beberapa bulan terakhir sangat meriah," ujar mantan gubernur Banten itu.

Dalam pertemuan dengan Yusman, Rano berkisah tentang masa kecilnya. Ia pernah tinggal di Kemayoran di Gang 7, yang disebut sebagai Gang Tai. Jangan dibayangkan masa kecil Rano Karno tampil sebagai orang hebat. Kedua orang tua saya hidup apa adanya. Bahkan saya makan sepiring berlima adik kakak dengan telur yang dipotong lima. Saat masih anak-anak bersekolah dulu, tiap hari jalan kaki dari Kemayoran, hingga Gunung Sahari. Ini pulalah yang menjadi kekuatan almarhumah ibu saya untuk selalu bahagia," ujar Rano Karno putra ketiga dari enam bersaudara pasangan Soekarno M. Noer (Minang) dan Istiarti M Noer (Jawa).

Sementara, Yusman pematung urang awak kelahiran Sukamenanti, Pasaman, Sumbar, 12 November 1964 dan telah 30 tahun lebih menetap dan berkarya di Yogayakarta, mengaku senang atas kunjungan Rano Karno ke studionya. Kunjungan tersebut sudah kedua kalinya dilakukan Rano Karno ke studionya, kunjungan pertama tahun 2020 lalu, dan 17 November 2021.

Selama kariernya sebagai pematung, studionya di Tegal Senggotan RT 02/RW 11, No. 53, Tirtonirmolo, Kasihan Bantul, Yogyakarta Jogjakarta telah dikunjungi 5 Presiden RI beserta keluarganya, mulai dari keluarga Suharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono serta petinggi lainnya di Indonesia. Kunjungan SBY dilakukan menjelang akhir jabatannya tahun 2014 lalu sebagai persiapan pemasangan patung 6 enam Presiden RI di Istana Bogor saat itu.

Soal kunjungan silaturrahmi Rano Karno ini, Yusman mengisahkan perjalanan hidupnya yang nyaris sama dengan Rano Karno yang masa penuh lika-liku hidup. "Jika Rano Karno masa kecilnya saat berusia 12 tahun pernah menjual gorengan di kediaman orang tuanya di Jakarta sementara saya masa kecilnya pernah menjual es lilin di kampung halaman, Pasaman," ujar pematung yang karya-karya monumentalnya telah bertebaran di banyak provinsi dan daerah di Indonesia.

"Semua itu tentulah bagian dari perjalanan hidup kami berdua saat masih anak-anak jelang remaja. Beda dengan anak-anak milenial sekarang," ujar Yusman tersenyum, yang disambut gelak tawa Rano Karno.

 

Penulis : Muharyadi

Editor : Ranof

 


Tag :#Rano karno#Aktor#Mantan Gubernur Banten#Yusman#Pematung#Pasaman#Sumbar#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com