- Minggu, 17 November 2024
Sumando Langau Hijau
Oleh: Andika Putra Wardana
Di Minangkabau, seorang sumando diharapkan menjadi pemimpin, pelindung dan pemberi nafkah bagi keluarga. Namun, tidak semua pria mampu memenuhi tanggung jawab tersebut. Dalam adat Minangkabau, istilah sumando langau Hijau muncul untuk menggambarkan suami buruk yang hidup tidak bertanggung jawab dan hanya memanfaatkan pernikahan untuk kepentingan pribadi.
a. Makna Istilah Sumando Langau Hijau
Istilah ini merujuk pada perilaku lalat hijau (langau hijau) yang hidup di tempat kotor, bertelur di sampah, lalu pergi begitu saja. Seperti yang dijelaskan oleh tokoh adat Minangkabau, Haji M. Dt. Rajo Basa, "Istilah ini adalah perumpamaan keras untuk suami yang tidak memedulikan kebersihan dirinya dan tidak bertanggung jawab terhadap keluarganya." Sumando ini digambarkan hanya hadir untuk melahirkan anak, kemudian pergi tanpa memberikan dukungan atau perhatian.
b. Ciri-Ciri Sumando Langau Hijau
Tidak Peduli Kebersihan dan Kehidupan Teratur
Seperti yang disampaikan oleh sosiolog Minangkabau, Dr. Nurlina Yunus, "Sumando langau hijau adalah sosok yang mencerminkan kehidupan berantakan, baik secara fisik maupun moral. Ia tidak peduli dengan kebersihan dirinya maupun lingkungannya." Hal ini membuatnya menjadi sosok yang dijauhi masyarakat.
Hanya Fokus pada Kepuasan Pribadi
Perilaku sumando langau hijau mencerminkan sikap egois yang hanya memanfaatkan istri untuk kepentingannya sendiri. "Ia tak peduli pada kesejahteraan keluarga, hanya hadir untuk menambah keturunan tanpa tanggung jawab," ujar tokoh adat lainnya, Buya H. Abdul Wahid.
Tidak Bertanggung Jawab
Salah satu sifat buruk sumando langau hijau adalah meninggalkan istri dan anak, bahkan ketika sang istri sedang hamil. "Meninggalkan keluarga di saat sulit menunjukkan bahwa ia tidak memahami makna pernikahan sebagai amanah besar," ungkap penulis adat, Irwan Saputra.
Cenderung Berpoligami Sembarangan
Sosok ini kerap mencari istri baru tanpa menyelesaikan tanggung jawabnya terhadap keluarga sebelumnya. Sebagaimana dikatakan oleh budayawan Minangkabau, Zulfikar Arif, "Perilaku ini merusak tatanan adat dan menyebabkan keretakan dalam keluarga."
Istilah ini menjadi peringatan keras bagi generasi muda Minangkabau. Menurut Buya H. Abdul Wahid, "Pernikahan bukan hanya hubungan biologis, melainkan tanggung jawab sosial dan moral." Seorang suami harus menjaga kehormatan keluarga dan menjalankan kewajibannya dengan baik.
Pendidikan agama dan moral menjadi kunci agar generasi muda tidak terjerumus menjadi sumando langau hijau. Dr. Nurlina Yunus menegaskan, "Tanpa pendidikan yang baik, generasi berikutnya mungkin akan mengulang kesalahan yang sama."
Tag :#Sumando Langau Hijau #Opini
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
“BINGUNG”
-
MARAKNYA PERILAKU KENAKALAN REMAJA YANG BERUJUNG DENGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
-
GALA MUDO, ADAT YANG DIADATKAN DI MINANGKABAU
-
SUMANDO NINIAK MAMAK
-
SUMANDO KUTU DAPUA
-
SARILAMAK, NAGARI ADAT LENGGANG 1000 TALAM
-
“BINGUNG”
-
NAGARI PASA DAN ICON MASJID RAYA PARIAMAN
-
LUBUK BASUNG, NAGARI KAN TERBAIK SATU SUMBAR, DINILAI SEBAGAI PENGIMPLEMENTASI ABS SBK
-
JAHO, NAGARI TOKOH