Sidang Pidana UU ITE Mantan Wali Kota Bukittitinggi Diwarnai Penganiayaan

Bukuttinggi (Minangsatu) - Sidang keenam kasus pelanggaran Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) dugaan tindak pidana penyebaran surat palsu PDI Perjuangan, yang melibatkan mantan Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias diwarnai penganiayaan, Selasa (17/5/2022). 

Korban bernama Dodi Radesa (43), menderita luka memar akibat cekikan di bagian leher ditandai dengan jejak jari pelaku. 

Hasil visum et repertum menunjukkan ada tanda bekas tindak kekerasan di leher korban. 

Namun, terduga pelaku berinisial BA (31), membantah terjadi penganiayaan sebelum persidangan dimulai. 

Ia mengatakan, insiden tersebut bukan penganiayaan melainkan perkelahian sesama pengunjung sidang tersebut. 

Ia juga mengaku menderita cekikan serupa yang dilakukan korban. Di lehernya, ada jejak jari bekas cekikan. 

"Leher saya juga kena cekik. Jadi ini bukan penganiayaan melainkan perkelahian," ungkap Bonar. 

Seorang saksi Feri Raden menjelaskan, sebelum penganiayaan itu terjadi, tangan korban ditarik dari ruang samping utama oleh terduga pelaku. 

Sampai di kelompok pengunjung lainnya, terjadi percekcokan antara korban dengan pelaku. 

Korban tiba-tiba dicekik terduga pelaku hingga korban kesulitan bernapas. Beruntung ia bisa melepaskan cengkeraman 

Merasa teraniaya, Dodi lalu melaporkan kasus tersebut ke Polres Bukittinggi, didampingi pengacara Riyan Permana Putra, yang juga pengacara mantan Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias. 

Humas Pengadilan Negeri Bukittinggi Lukma Nulhakim membenarkan terjadinya insiden adu jotos tersebut, namun ia tidak mengetahui kejadian tersebut. 

"Iya, tadi ada kejadian adu jotos tapi saya tidak mengetahui pelakunya," ungkapnya.*