Rumah Tahfizd, Pondok Pendidikan Quran, Desa Lunto Timur, Wisuda 19 Santri Penghafal Alquran

Sawahlunto (Minangsatu) - Menghafal Alquran dengan sebanyak  30 juz, 144 surat, dan 6.666 ayat bukanlah keterampilan yang mudah untuk dikuasai. Apalagi, Alquran adalah kitab suci sekaligus pedoman hidup umat Islam. 

Bisa menghafal ayat-ayat Alquran adalah suatu prestasi yang patut dibanggakan. Menurut Alquran dikatakan bahwa orang yang mahir membaca Alquran nantinya akan ditempatkan bersama malaikat-malaikat pencatat yang patuh kepada Allah yang selalu berbuat kebaikan. 

Sebanyak 19 Santri dari Pondok Pendidikan Quran (PPQ) Desa Lunto Timur diwisuda sebagai Hafizd Alqur'an atau Penghafal Al-Qur'an. Para Santri itu berusia dari 9 tahun sampai 15 tahun. Mereka lulus dengan hafalan 1 sampai 2 Jus Alquran. 

Pembacaan ayat-ayat suci Alquran dengan irama Tajwid dan Tartil dibacakan sangat baik oleh  Santri, Nahyat Barkoti dalam pembukaan acara wisuda PPQ Ke - 1 tersebut. 

"Prestasi santri ini harus ditingkatkan dan harus  dilanjutkan. Jangan terputus sampai disini. Hari ini bisa hafal 1 sampai 2 Juz, besok bisa hafal 3 sampai 4 Juz," kata Irwan, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat ( Kesra) Setdako Sawahlunto memberi sambutan yang mewakili Walikota Sawahlunto pada acara tersebut. 

Irwan menyampaikan, bahwa orang tua yang mendidik anak anaknya menjadi Hafidz Alquran berarti telah membentengi generasi bangsa ini dengan keimanan. Ilmu tanpa keimanan tidak ada artinya, bahkan, bisa menjadi biang kehancuran dan malapetaka. 

"Anak anak inilah yang nantinya menjadi "Mahkota" pembimbing jalan orang tua ke Syurga nantinya," ujar Irwan yang juga seorang Khatib dan Ustadz penceramah.

Lebih jauh dijelaskannya, keberadaan Pondok Pendidikan Qur'an (PPQ) Desa Lunto Timur sangat sejalan dengan program dan visi misi pemerintah daerah yang pertama yaitu Bidang Keagamaan. 

Membangun  rumah-rumah Tahfizd merupakan perwujudan dari  visi misi pemerintah daerah. Ini harus mampu diterjemahkan oleh seluruh OPD termasuk  pemerintah desa. 

Dijelaskannya, sejauh ini Pemko Sawahlunto sudah membangun sebanyak 28 Rumah Tahfidz dimana 25 diantaranya akan diresmikan tahun ini. 

Pembangunan rumah rumah tahfizd saat ini tumbuh pesat. Irwan mencontohkan daerah tetangga yaitu di Kabupaten Tanah Datar. Rumah Tahfizd di Batusangkar berkembang sangat pesat. Menurut Irwan, Banyak masyarakat mewakafkan rumah mereka untuk dijadikan Rumah Tahafidz.

"Begitu tingginya keimanan seseorang dengan iklash mewakafkan rumahnya. Saya yakin, ini akan banyak ditiru oleh masyarakat lainnya. Yakinlah, selama Rumah Tahfizd tersebut berdiri maka selama itu pulalah pahalanya mengalir kepada Bapak Ibu sekalian. Jangan takut untuk berwakaf,  Insya Allah, Tuhan pasti akan membalasnya," pungkasnya 

Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 91/2020 menerangkan bahwa Rumah Tahfizh adalah satuan pendidikan keagamaan Islam non-formal yang mengkhususkan untuk menghafal, mengamalkan, dan membudayakan nilai-nilainya dalam sikap hidup sehari-hari yang berbasis hunian, lingkungan, dan komunitas.

Adapun yang dimaksud dengan pendidikan keagamaan Islam adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islam dan/atau menjadi ahli ilmu agama Islam dan mengamalkan ajaran agama Islam (PMA 13/2014).

Rumah Tahfizh, nyatanya, telah lahir, tumbuh, dan berkembang, bahkan sebelum dua aturan tersebut hadir. Lebih “heroik” dari itu, entitas pendidikan bernama pondok pesantren bahkan lahir dan berkembang sebelum republik ini lahir. 

Rumah Tahfizh lahir dari inisiatif, ide kreatif, dan dari cita-cita mulia sekelompok masyarakat yang terpanggil untuk berpartisipasi dalam pembangunan manusia melalui jalan pendidikan Alquran di berbagai pelosok negeri.*