HOME LANGKAN TAMBO

  • Kamis, 26 Oktober 2023

Ritual Basirompak Di Minangkabau

Penulis: Miza Fitria
Penulis: Miza Fitria

Ritual Basirompak di Minangkabau

Penulis: Miza Fitria

Suku Minangkabau mempunyai budaya, adat istiadat, dan kesenian yang unik. Selain itu, masih ada hal-hal unik lainnya, seperti benda-benda yang berbau mistis. Tepatnya di Payakumbuh, pada  kecamatan Taeh baruah, terdapat di Kabupaten lima puluh kota. Di daerah  Taeh ini terdapat kegiatan ritual magis yang disebut basirompak.

Basirompak merupakan  seni pertunjukan yang pernah digunakan  masyarakat Minangkabau sebagai alat upacara adat. Basirompak adalah ritual yang dipakai mengguna- guna perempuan yang terlanjur menyakiti hati laki-laki. Anak jaman sekarang bilang cinta ditolak dukun bertindak. Dalam ritual basirompak, terdapat berbagai jenis media yang digunakan sebagai pelengkap saat ritual atau yang dinamakan sesajian.

Gasiang tangkurak yang pertama bukanlah alat yang suka dimainkan anak - anak , gasiang tangkurak tidak seperti gasiang yang biasa dijual orang dipasar. Bahan pendukung pembuatan gasiang tangkurak adalah dari tengkorak manusia yang diambil dari jidatnya. Tengkorak manusia dapat dijadikan gasiang yang berasal dari  kuburan baru. Tali yang digunakan disebut tali pinjono.

Gasiang tangkurak, tidak semua orang bisa memainkannya, namun para pengidap ilmu hitam atau sering disebut pesulap lah yang bisa memainkan permainan ritual tersebut. Yang kedua adalah seruling Sirompak yang membedakan dengan seruling lainnya. Karena lubangnya hanya 5, orang bilang kalau melubangi lubang  pertama harus menunggu ada orang di desa yang mati mendadak / mati secara tidak wajar.  Melubangi lubang kedua adalah ketika seorang ibu meninggal saat melahirkan anak nya . Lubang ketiga tercipta saat kejadian tersebut.

Pembunuhan keempat adalah kematian akibat pertarungan antara dua jagoan. Lubang kelima adalah kematian karena kecelakaan alam atau terseret ke dalam air dan tenggelam. Makhluk halus yang menghuni lubang  tersebut disebut Simambang Hitam, Putiah, Sirah, Tungga dan Barantai. Masing-masing makhluk halus tersebut menghuni sebuah lubang di Saluang Sirompak dan konon mampu melancarkan sihir pada manusia.

    Untuk keberlangsungan ritual tidak lupa Juga meminta kepada penyelenggara upacara untuk mempersembahkan sesaji antara lain nasi kuning, beras rendang, bunga panggia-panggia,  dan yang tidak kalah pentingnya, unsur-unsur wanita seperti foto, rambut, kuku, bagian pakaian, dan lain-lain.Ritual ini dilakukan di tempat tersembunyi pada malam hari. Selain lagu-lagu yang mengandung mantra, beberapa orang juga  akan menari. Tariannya mempunyai aturan, para penari mengayunkan tangan dan kaki  mengikuti  irama dendang. Iblis atau  roh jahat yang menyebarkan mantra-mantra ini disebut sijundai.

Wanita yang menjadi sasaran akan merasa sangat gelisah dan gila sehingga ada juga yang sampai memanjat tembok. Penyakit ini disebut sijundai. Satu-satunya orang yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut adalah orang yang mengirimkan penyakit tersebut kepada wanita tersebut. Sijundai merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, seolah-olah merupakan penyakit genetik. Biasanya keluarga yang memiliki sijundai harus mendapat hukuman sosial. Dalam hal perjodohan akan sulit didapat. Seperti dalam perumpamaan kuriak induaknyo rintiak anaknyo, kalaupun seseorang sembuh, jika  mendengar orang bermain Sirompak maka penyakitnya akan  kembali.

   Sejak  Islam berkembang di Minangkabau  pada awal abad ke-14 dan sebagian besar menjadi agama mayoritas,  masyarakat mulai menganut dan berpedoman pada ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang lazim di masyarakat seperti sabung ayam, praktek-praktek yang mengandung unsur animisme, dan masih banyak lagi unsur-unsur  kebudayaan Minangkabau kuno lainnya yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam mulai ditinggalkan, termasuk basirompak sebagai kegiatan ritual magis, yang mana ritual dan tujuannya didasarkan pada kepercayaan pada kekuatan magis.

Keadaan ini disebabkan karena ajaran Islam melarang kegiatan yang didasarkan pada kekuatan magis atau kekuatan lain yang berasal dari jiwa leluhur, dewa, dll. Basirompak sebagai sebuah kegiatan budaya yang bermuatan musikal, berada pada posisi yang sulit untuk dikembangkan dalam  masyarakat modern.

Namun seiring berjalannya waktu sejak tahun 1970, aktivitas basirompak yang bertujuan  memanfaatkan atau membalas dendam pada seseorang berubah peran.kini kegiatan tersebut menjadi salah satu jenis seni pertunjukan yang diadakan pada saat pernikahan atau pesta yang diselenggarakan oleh masyarakat adat untuk merayakan hari besar keagamaan atau  nasional. Budaya mistis masih banyak juga kita temui di daerah lain tidak hanya di Minangkabau .Namun sebutan atau nama nya saja yang berbeda.

Seiring perkembangan zaman ritual - ritual mistis ini akan mulai hilang. Contohnya pada ritual basirompak yang kini sudah menjadi Seni pertunjukan yang menghibur orang banyak,tidak dapat dipungkiri jika ritual itu masih dijalankan secara  sembunyi - sembunyi. Sebagai orang Minang yang kuat akan adat istiadat nya kita harus bisa bertutur kata yang sopan jika berbicara dengan orang lain, mangango lah dulu sabalun mangecek yang artinya sebelum berbicara pikirkan dulu supaya orang lain tidak tersinggung atau sakit hati kepada kita .

(Penulis Mahasiswa Jurusan: Sastra Minangkabau Universitas Andalas)

 


Wartawan : Miza Fitria
Editor : melatisan

Tag :#Ritual #Basirompak #Minangkabau

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com