- Sabtu, 15 Maret 2025
Peran Ibu Dan Mamak Dalam Keluarga Minangkabau: Mengapa Ayah Hanya Tamu?

Peran Ibu dan Mamak dalam Keluarga Minangkabau: Mengapa Ayah Hanya Tamu?
Dalam budaya Minangkabau, sistem kekerabatan matrilineal menempatkan perempuan sebagai pusat keluarga. Garis keturunan dihitung melalui ibu, dan harta pusaka diwariskan dari generasi ke generasi melalui garis perempuan. Namun, yang menarik, peran ayah dalam keluarga Minangkabau sering dianggap sebagai "tamu". Mengapa demikian? Bagaimana peran ibu dan mamak (saudara laki-laki ibu) menjadi begitu dominan, sementara ayah hanya memiliki peran terbatas?
Menurut Misnal Munir, penulis artikel "Sistem Kekerabatan dalam Kebudayaan Minangkabau: Perspektif Aliran Filsafat Strukturalisme Jean Claude Levi-Strauss", sistem matrilineal Minangkabau menempatkan ibu dan mamak sebagai penanggung jawab utama dalam keluarga. "Ibu adalah pemegang kendali dalam rumah gadang (rumah besar), sementara mamak bertanggung jawab atas pendidikan dan pengawasan anak-anak, terutama anak laki-laki," jelas Misnal Munir.
Dalam sistem ini, ayah tidak dianggap sebagai bagian dari garis keturunan anak-anaknya. Levi-Strauss, antropolog strukturalis, menjelaskan bahwa ayah dalam budaya Minangkabau lebih seperti "tamu" dalam keluarga istrinya. "Ayah tidak memiliki hak penuh atas harta pusaka atau keputusan dalam keluarga istri. Tanggung jawab utama mereka adalah memberikan keturunan dan menjaga hubungan baik antara suku mereka dengan suku istri," ujar Levi-Strauss.
Misnal Munir menambahkan bahwa peran ayah dalam keluarga Minangkabau sangat terbatas karena sistem matrilineal yang ketat. "Ayah dianggap sebagai orang luar dalam keluarga istrinya. Mereka tidak memiliki kekuasaan atas harta pusaka atau keputusan keluarga. Bahkan, anak-anak lebih dekat dengan mamak mereka daripada dengan ayah mereka sendiri," jelas Misnal Munir.
Namun, bukan berarti ayah sama sekali tidak memiliki peran. Levi-Strauss menjelaskan bahwa ayah tetap memiliki tanggung jawab moral terhadap anak-anaknya, meskipun tidak dalam hal materi atau keputusan keluarga. "Ayah bertanggung jawab untuk memberikan nafkah dan menjaga nama baik keluarga, tetapi mereka tidak memiliki kendali atas harta pusaka atau pendidikan anak-anak," ujar Levi-Strauss.
Peran mamak dalam keluarga Minangkabau sangat penting. Misnal Munir menjelaskan bahwa mamak bertindak sebagai pemimpin dalam keluarga dan bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak, terutama anak laki-laki. "Mamak adalah sosok yang mengajarkan adat-istiadat, nilai-nilai budaya, dan tanggung jawab sosial kepada anak laki-laki. Mereka juga bertanggung jawab atas pengelolaan harta pusaka," jelas Misnal Munir.
Sistem ini menciptakan dinamika keluarga yang unik. Levi-Strauss menambahkan bahwa sistem matrilineal Minangkabau menciptakan struktur sosial yang kuat dan terorganisir. "Dengan menempatkan ibu dan mamak sebagai pusat keluarga, sistem ini memastikan bahwa harta pusaka dan nilai-nilai budaya tetap terjaga dari generasi ke generasi," ujar Levi-Strauss.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, peran ayah dalam keluarga Minangkabau mulai berubah. Misnal Munir menjelaskan bahwa pengaruh Islam dan modernisasi telah membawa perubahan dalam sistem kekerabatan Minangkabau. "Sekarang, ayah mulai mengambil peran yang lebih besar dalam keluarga, meskipun sistem matrilineal tetap dipertahankan. Ayah tidak lagi hanya dianggap sebagai tamu, tetapi juga sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab atas kesejahteraan anak dan istri," jelas Misnal Munir.
Dengan demikian, sistem kekerabatan matrilineal Minangkabau menciptakan struktur keluarga yang unik, di mana ibu dan mamak memegang peran sentral, sementara ayah memiliki peran yang lebih terbatas. Meskipun demikian, peran ayah tetap penting dalam menjaga keutuhan keluarga dan hubungan antarklen. Sistem ini telah berhasil mempertahankan keutuhan sosial dan budaya masyarakat Minangkabau selama berabad-abad.
Editor : melatisan
Tag :#Minangkabau #Tradisi
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SIGINYANG SALUANG PAUH: MENJAGA WARISAN BUDAYA MINANGKABAU DI KOTA PADANG
-
GALA: GELAR ADAT YANG MENJADI IDENTITAS MASYARAKAT MINANGKABAU
-
SISTEM KEKERABATAN MATRILINEAL MINANGKABAU: MENGAPA LAKI-LAKI MENJADI PILAR KOMUNIKASI ANTAR SUKU?
-
PERAN HARIMAU NAN SALAPAN DALAM PERANG PADRI: KONFLIK YANG MENGUBAH MINANGKABAU
-
SYARAK MANGATO, ADAT MAMAKAI DI MINANGKABAU
-
NGALAU BUNIAN DI LINTAU BUO UTARA: MISTERI GUA YANG MENGUNDANG MITOS,DUNIA GHAIB DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MAKHLUK HALUS ATAU ROH
-
BADAI PHK MASSAL DI SRITEX: PENYEBAB, DAMPAK, DAN TANGGAPAN PEMERINTAH
-
SAWAHLUNTO KOTA LAYAK ANAK DAN PENDAPATAN DAERAH
-
MEROSOTNYA KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP POLRI: ANTARA "KEBAPERAN" DAN REFORMASI YANG DIPERLUKAN
-
TRADISI MAANTA PABUKOAN KE RUMAH MINTUO DI PESISIR SELATAN: WARISAN BUDAYA RAMADAN MINANGKABAU