HOME LANGKAN TAMBO

  • Kamis, 12 Desember 2024

Perjalanan Silek Minangkabau Menuju Pengakuan UNESCO Sebagai Warisan Budaya Dunia

Silek Minangkabau
Silek Minangkabau

Perjalanan Silek Minangkabau Menuju Pengakuan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia

Oleh : Andika Putra Wardana

Pada 12 Desember 2019, UNESCO mengakui Silek Minangkabau, seni bela diri tradisional dari Ranah Minang, sebagai Warisan Budaya Takbenda. Pengakuan ini sangat penting untuk melestarikan budaya Minangkabau dan memperkenalkannya ke seluruh dunia. Namun, ada proses panjang yang terlibat dari pemerintah hingga komunitas budaya lokal di balik pencapaian ini.

Silek Minangkabau tidak hanya merupakan seni bela diri, lebih dari itu, ia berfungsi sebagai simbol filosofis dari kehidupan masyarakat Minangkabau. Silek mengajarkan adab, kehormatan, dan ketahanan. Menurut ahli seni bela diri Minangkabau Mid Djamal, "Silek adalah warisan nenek moyang yang mengajarkan nilai-nilai adab dan ketahanan." Gerakannya tidak hanya bermaksud menyerang, tetapi juga mempertahankan kehormatan.

Silek juga berfungsi sebagai sarana pendidikan moral, mengajarkan pentingnya menghormati lawan, menjaga harmoni, dan mengutamakan perdamaian. Filosofi ini selaras dengan adat Minangkabau yang menjunjung tinggi prinsip "adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah."

Proses Pengakuan oleh UNESCO

Pengakuan Silek Minangkabau oleh UNESCO tidak terjadi secara instan. Prosesnya dimulai dari pengusulan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Dalam wawancara, Nadjamuddin Ramly, Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, menjelaskan bahwa, “Pencak silat dari berbagai provinsi telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, termasuk Silek dari Minangkabau, yang akhirnya diusulkan ke UNESCO.”

Pencatatan dan penetapan ini membutuhkan pemeriksaan sejarah dan keberlanjutan tradisi. Dukungan dari komunitas lokal adalah komponen penting dari proses ini. Data dan dokumentasi telah diberikan oleh komunitas silek Minangkabau, pemerintah daerah Sumatera Barat, dan akademisi untuk memperkuat keyakinan bahwa silek Minangkabau layak mendapatkan pengakuan internasional.

Pengakuan ini membawa manfaat lokal dan internasional. "Keberadaan UNESCO sangat terasa manfaatnya, terutama bagi kita di Sumatera Barat," kata Irwan Prayitno, gubernur Sumatera Barat saat itu. Ini meningkatkan kesadaran masyarakat lokal akan pentingnya melestarikan budaya sekaligus memberikan peluang untuk memperkenalkan silek ke dunia internasional. Pengakuan ini juga meningkatkan pariwisata budaya, membuka peluang ekonomi. Sekarang, atraksi silek menjadi salah satu daya tarik wisata Sumatera Barat, menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Tapi, meskipuni telah mendapatkan pengakuan internasional, tantangan dalam melestarikan Silek Minangkabau masih ada. Salah satunya adalah memastikan bahwa seni ini tetap relevan di kalangan generasi muda. Banyak anak muda yang mulai kurang tertarik dengan tradisi lokal karena pengaruh budaya global dan modernisasi.

“Generasi muda harus dapat memanfaatkannya dengan baik, menjadikannya sebagai inspirasi untuk lebih produktif,” ujar Irwan Prayitno. Hal ini membutuhkan inovasi, seperti mengintegrasikan silek ke dalam pendidikan formal, serta memanfaatkan media digital untuk promosi dan pembelajaran.

Silek Minangkabau telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia dan perlu dijaga keberlanjutannya. Untuk menjaga warisan ini tetap hidup, perlu ada komitmen dari semua pihak, mulai dari pemerintah, komunitas budaya, hingga generasi muda. Pengakuan ini menunjukkan kebanggaan bagi orang Sumatera Barat dan menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat tetap relevan dan beradaptasi dengan dunia modern. Selama pelestarian yang berkelanjutan, Silek Minangkabau akan terus menjadi inspirasi dan kebanggaan bagi Indonesia dan dunia.


Wartawan : Andika Putra Wardana
Editor : melatisan

Tag :#Silek #Minangkabau

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com