HOME LANGKAN TAMBO

  • Sabtu, 7 Desember 2024

Pendiri Silek Minangkabau: Datuak Suri Dirajo Dan Warisannya

Silek Minangkabau
Silek Minangkabau

Pendiri Silek Minangkabau: Datuak Suri Dirajo dan Warisannya

Oleh: Andika Putra Wardana

Silek, juga dikenal sebagai pencak silat, adalah seni bela diri tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat. Datuak Suri Dirajo, yang diperkirakan mendirikan sistem silek di daerah Pariangan, Padang Panjang pada tahun 1119 Masehi, adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan silek. Dia dikenal sebagai seorang penasehat kerajaan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam banyak hal, termasuk seni bela diri.

Tradisi dan budaya masyarakat Minangkabau sangat kaya, dan Datuak Suri Dirajo adalah bagian dari sejarah panjang mereka. Dalam situasi ini, silek berfungsi sebagai identitas budaya dan alat pertahanan diri. Empat pengawal Datuak Suri Dirajo Kambiang Utan, Harimau Campo, Kuciang Siam, dan Anjiang Mualim berperan besar dalam mengembangkan gerakan silek, yang menggabungkan teknik dari berbagai tradisi.

Kambiang Utan - Diperkirakan berasal dari Kamboja.
Harimau Campo - Berasal dari daerah Champa.
Kuciang Siam - Diyakini datang dari Thailand.
Anjiang Mualim - Diperkirakan berasal dari Persia.

Keberadaan pengawal ini menunjukkan bahwa silek adalah hasil perpaduan berbagai tradisi bela diri yang memperkaya teknik dan filosofi dalam pencak silat.

Datuak Suri Dirajo tidak hanya membuat teknik silek mekanis, tetapi juga memasukkan prinsip moral dan spiritual ke dalamnya. Dalam ajarannya, silek harus dilandasi oleh moralitas dan tanggung jawab, dan gerakannya harus digunakan dengan bijaksana. Oleh karena itu, silek menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari orang Minangkabau.

Seiring berjalannya waktu, berbagai aliran silek berkembang di Minangkabau, seperti Silek Tuo, Silek Sitalarak, dan Silek Harimau. Masing-masing aliran memiliki karakteristik unik yang mencerminkan budaya lokal. Datuak Suri Dirajo dianggap sebagai perintis yang merumuskan dasar-dasar teknik dan filosofi dalam silek.

Silek juga berfungsi sebagai media untuk mengekspresikan seni dan budaya Minangkabau. Unsur-unsur seni pertunjukan seperti Randai, yang menggabungkan musik, tarian, dan drama dengan elemen silek, menjadi salah satu contoh bagaimana silek beradaptasi dengan perkembangan zaman. Randai sendiri merupakan bentuk hiburan yang menyampaikan cerita rakyat dengan menggunakan gerakan-gerakan silat sebagai bagian dari pertunjukan.

Datuak Suri Dirajo adalah sosok sentral dalam sejarah pencak silat di Minangkabau. Melalui ajarannya, ia tidak hanya menciptakan teknik bela diri tetapi juga menanamkan nilai-nilai budaya yang mendalam dalam masyarakat Minangkabau. Hingga saat ini, silek tetap menjadi simbol identitas budaya dan warisan yang harus dijaga oleh generasi mendatang.


Wartawan : Andika Putra Wardana
Editor : melatisan

Tag :#Silek

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com