HOME OPINI OPINI

  • Minggu, 30 Juni 2024

Ketupat Santan Gulai Asam Padeh: Rasa Warisan Nenek Moyang Tiku

penulis: Sitiina Hidayah
penulis: Sitiina Hidayah

Ketupat Santan Gulai Asam Padeh: Rasa Warisan Nenek Moyang Tiku

Oleh: Sitiina Hidayah

Provinsi Sumatra Barat dengan didominasi masyarakat etnik Minangkabau, merupakan provinsi yang kaya akan budayanya, baik itu kebudayaan secara lisan, bukan lisan maupun Sebagian lisab. Salah satu daerah di Provinsi Sumatra Barat yang memiliki keunikan dan makanan khasnya sendiri adalah Nagari Tiku.

Tersimpan sebuah kisah kuliner yang telah melampaui zaman yakni Ketupat Santan Gulai Asam Padeh, hidangan yang kini menjadi ikon masyarakat Tiku, memiliki cerita yang menarik untuk diungkap.

Menurut penuturan Sdr. Netti, seorang warga setempat, hidangan ini sudah ada sejak lama. Awalnya, masyarakat Tiku memiliki dua pilihan: ketupat dengan gulai santan atau ketupat dengan gulai asam padeh. Namun, seiring berjalannya waktu, lidah masyarakat Tiku jatuh cinta pada perpaduan unik antara ketupat santan yang lembut dengan kuah gulai asam padeh yang pedas dan asam.

Proses pembuatan ketupat santan ini sendiri merupakan suatu ritual yang menarik. Beras pilihan dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa yang disebut "sarang ketupat". Saat ketupat hampir matang, santan kelapa ditambahkan ke dalam air rebusan, menciptakan aroma yang menggoda dan rasa yang kaya. Proses ini berlangsung hingga santan mengering, menghasilkan ketupat yang gurih dan beraroma.

Namun, cerita tidak berhenti di sini. Ketupat santan ini kemudian dipadukan dengan gulai asam padeh, sebuah kuah yang menggugah selera dengan kombinasi ikan teri, kacang panjang, dan japan (labu siam). Perpaduan ini menciptakan harmoni rasa yang unik, mewakili kekayaan alam pesisir Tiku.

Ketupat Santan Gulai Asam Padeh bukan sekadar hidangan, melainkan bagian dari identitas masyarakat Tiku. Hidangan ini hadir di meja makan saat sarapan pagi, menjadi pengikat dalam pertemuan keluarga, dan tak pernah absen dalam perayaan-perayaan besar seperti hari raya umat islam dan perayaan lainnya.

Melalui hidangan ini, kita dapat merasakan bagaimana nenek moyang masyarakat Tiku dengan cerdasnya memanfaatkan hasil alam sekitar. Beras dari sawah yang subur, kelapa dari kebun yang rimbun, dan ikan teri dari laut yang kaya, semua berpadu dalam satu hidangan yang mencerminkan kearifan lokal.

Ketupat Santan Gulai Asam Padeh bukan hanya sebuah makanan. Ia adalah cerita tentang kreativitas, adaptasi, dan cinta akan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap suapan adalah pengalaman merasakan sejarah dan budaya  daerahTiku yang kaya.

Saat ini, di era di mana banyak tradisi mulai terlupakan, Ketupat Santan Gulai Asam Padeh tetap berdiri kokoh sebagai pengingat akan kekayaan kuliner nusantara. Ia adalah bukti bahwa di setiap sudut Indonesia, tersimpan cerita-cerita menarik yang menunggu untuk ditemukan dan dinikmati.

(Penulis Mahasiswa Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya,  Universitas Andalas)


Tag :#Ketupat Santan #Gulai Asam Padeh

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com