- Sabtu, 8 Maret 2025
Kerajaan Pasumayan Koto Batu: Kerajaan Pertama Di Minangkabau

Kerajaan Pasumayan Koto Batu: Kerajaan Pertama di Minangkabau
Minangkabau memiliki sejarah panjang yang kaya akan budaya dan peradaban. Salah satu kerajaan yang pertama berdiri di wilayah ini adalah Kerajaan Pasumayan Koto Batu. Kerajaan ini diyakini sebagai cikal bakal sistem pemerintahan dan adat yang berkembang di Minangkabau, terutama dalam pembentukan struktur adat Koto Piliang dan Bodi Caniago yang bertahan hingga kini.
Sejarah Kerajaan Pasumayan Koto Batu
Menurut tambo, Kerajaan Pasumayan Koto Batu berdiri sekitar abad ke-1 Masehi di lereng Gunung Marapi, yang kini dikenal sebagai Pariangan Padang Panjang. Kerajaan ini didirikan oleh Sri Maharajo Dirajo, yang kemudian menjadi raja pertama dengan permaisurinya Puti Indo Jolito. Mereka memiliki seorang putra bernama Sutan Maharajo Basa, yang kelak dikenal sebagaiDatuk Katumanggungan, salah satu tokoh penting dalam sejarah adat Minangkabau.
Setelah wafatnya Sri Maharajo Dirajo, istrinya menikah kembali dengan Cati Bilang Pandai, penasihat kerajaan. Dari pernikahan ini, lahir tiga orang anak, yaitu Sutan Balun, Sutan Bakilap Alam, dan Puti Jamilan. Sutan Balun kemudian dikenal dengan gelar Datuk Perpatih Nan Sebatang, tokoh yang mengembangkan sistem adat demokratis di Minangkabau.
Struktur Pemerintahan dan Hukum
Pemerintahan Kerajaan Pasumayan Koto Batu memiliki struktur yang khas. Dewan pertimbangan kerajaan dipimpin oleh Datuk Suri Dirajo, yang memiliki peran sebagai penasihat tertinggi dalam kerajaan. Hukum yang berlaku di kerajaan ini disebut sebagai Undang-undang Simumbang Jatuh, yang terbagi menjadi dua bagian utama yaitu Si Gamak-gamak (Tariak Baleh) dan Si Lamo-lamo.
Pelaksanaan hukum di kerajaan ini sangat bergantung pada keputusan penguasa, yang memiliki wewenang penuh dalam menjatuhkan hukuman berdasarkan kebijakan dan pertimbangannya sendiri.
Pusat Pemerintahan dan Balai Adat
Kerajaan Pasumayan Koto Batu memiliki beberapa balai yang digunakan sebagai tempat bermusyawarah dan pengambilan keputusan. Balai utama yang didirikan antara lain:
- Balai Saruang– Tempat utama untuk musyawarah kerajaan.
- Balai Nan Panjang – Terdiri dari 17 ruang dan digunakan untuk pertemuan penting.
- Balai Pasujian– Tempat berkumpulnya para pemuka adat.
- Balai Kaciak – Ruang pertemuan yang lebih kecil.
Balai Nan Panjang yang masih berdiri di Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, kini dijadikan sebagai situs kepurbakalaan dan menjadi salah satu bukti keberadaan kerajaan ini.
Peran Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang
Dalam perkembangan selanjutnya, adat Minangkabau yang mulai disusun pada masa Kerajaan Pasumayan Koto Batu kemudian disempurnakan oleh dua tokoh utama, yaitu Datuk Katumanggungan dan Datuk Perpatih Nan Sebatang. Mereka berperan dalam membentuk dua sistem adat utama Minangkabau:
- Datuk Katumanggungan menyusun Adat Koto Piliang, yang bersifat aristokratis dan berjenjang.
- Datuk Perpatih Nan Sebatang menyusun Adat Bodi Caniago, yang bersifat demokratis dan egaliter.
Sistem adat ini kemudian diwariskan turun-temurun dan masih digunakan dalam struktur pemerintahan adat di Minangkabau hingga saat ini.
Kerajaan Pasumayan Koto Batu adalah titik awal sejarah peradaban Minangkabau. Sebagai kerajaan pertama yang berdiri di wilayah ini, Pasumayan Koto Batu menjadi cikal bakal sistem pemerintahan dan hukum adat yang terus berkembang hingga kini. Dengan pusat pemerintahan di Pariangan, kerajaan ini membentuk struktur sosial, politik, dan budaya Minangkabau yang tetap dijaga oleh masyarakatnya hingga saat ini. Warisan terbesar kerajaan ini adalah sistem adat yang terus diwariskan oleh para penghulu dan tetap menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.
Editor : melatisan
Tag :#Kerajaan Pasumayan #Koto Batu
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SIGINYANG SALUANG PAUH: MENJAGA WARISAN BUDAYA MINANGKABAU DI KOTA PADANG
-
GALA: GELAR ADAT YANG MENJADI IDENTITAS MASYARAKAT MINANGKABAU
-
PERAN IBU DAN MAMAK DALAM KELUARGA MINANGKABAU: MENGAPA AYAH HANYA TAMU?
-
SISTEM KEKERABATAN MATRILINEAL MINANGKABAU: MENGAPA LAKI-LAKI MENJADI PILAR KOMUNIKASI ANTAR SUKU?
-
PERAN HARIMAU NAN SALAPAN DALAM PERANG PADRI: KONFLIK YANG MENGUBAH MINANGKABAU
-
NGALAU BUNIAN DI LINTAU BUO UTARA: MISTERI GUA YANG MENGUNDANG MITOS,DUNIA GHAIB DAN KEPERCAYAAN TERHADAP MAKHLUK HALUS ATAU ROH
-
BADAI PHK MASSAL DI SRITEX: PENYEBAB, DAMPAK, DAN TANGGAPAN PEMERINTAH
-
SAWAHLUNTO KOTA LAYAK ANAK DAN PENDAPATAN DAERAH
-
MEROSOTNYA KEPERCAYAAN PUBLIK TERHADAP POLRI: ANTARA "KEBAPERAN" DAN REFORMASI YANG DIPERLUKAN
-
TRADISI MAANTA PABUKOAN KE RUMAH MINTUO DI PESISIR SELATAN: WARISAN BUDAYA RAMADAN MINANGKABAU