- Minggu, 24 November 2024
Gala Sako
Gala Sako
Oleh: Andika Putra Wardana
Gala sako adalah gelar adat Minangkabau yang menunjukkan kehormatan dan tanggung jawab. Gelar-gelar seperti Datuk atau Niniak Mamak Kepala Kaum harus diwariskan melalui garis ibu, atau batali darah. Gelar tidak boleh diberikan kepada orang asing atau orang yang tidak memiliki hubungan darah dengan orang Minangkabau menurut adat Minangkabau.
Etek Bimo pai malala,
Sibuntu pai kalapau,
Ketek banamo gadang bagala,
Coitu iduik di Minangkabau.
( By : Andika Putra Wardana)
Pantun tersebut berbunyi, "Ketek banamo, gadang bagala, coitu iduik di Minangkabau." Pantun ini memiliki makna bahwa setiap orang di Minangkabau memiliki nama ketika mereka kecil, tetapi ketika mereka dewasa, mereka diberi gelar yang menunjukkan peran dan tugas mereka dalam masyarakat.
Makna dan Fungsi Gala Sako
Laki-laki yang dianggap memiliki kemampuan leadership diberikan gala sako. Seluruh anggota kaum berkolaborasi untuk memberikan gelar ini. Hal ini mencerminkan sistem demokrasi yang telah lama ada di masyarakat Minangkabau.
"Gelar sako adalah simbol identitas adat yang menandai seseorang sebagai pemimpin kaum. Ini bukan hanya tentang kehormatan, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga adat dan menyelesaikan berbagai persoalan kaum," kata H. Arifi, seorang tokoh adat Minangkabau. Seorang datuk, sebagai pemegang gelar tertinggi, memiliki hak dan kewenangan untuk mengatur, memimpin, dan melindungi kaumnya. Ia juga menjaga tradisi nenek moyang.
Proses Pemilihan Datuk
Di Minangkabau,pemilihan Datuk tidak dilakukan secara sembarangan. Seorang calon Datuk dipilih berdasarkan kualitas kepemimpinan, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memahami adat, dan prosesnya sangat demokratis. Untuk mendapatkan dukungan penuh dalam menjalankan tugasnya, calon ini harus mendapat persetujuan dari seluruh anggota kaum.
Gelar ini tidak hanya memberikan status sosial tetapi juga kewajiban yang signifikan. Seorang datuk harus mampu menjadi penengah dalam konflik, menjaga tanah ulayat, dan memastikan bahwa adat Minangkabau tetap hidup di tengah pergeseran zaman.
Menjaga gala sako, bagaimanapun, tidak selalu mudah. Seringkali, modernisasi mengikis pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai adat, terutama generasi muda. Karena itu, penting bagi masyarakat adat untuk terus memberi tahu generasi penerus tentang pentingnya gala sako sebagai identitas dan pijakan hidup.
Editor : melatisan
Tag :#Gala Sako #Minangkabau
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
PENGARUH AGAMA ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN SILEK MINANGKABAU
-
PENDIRI SILEK MINANGKABAU: DATUAK SURI DIRAJO DAN WARISANNYA
-
MENYINGKAP FAKTA DI BALIK PERKEMBANGAN SENI BELA DIRI SILEK MINANG
-
ASAL USUL SILEK MINANGKABAU
-
GERAKAN BERPINDAH DALAM SILEK MINANGKABAU
-
SARILAMAK, NAGARI ADAT LENGGANG 1000 TALAM
-
“BINGUNG”
-
NAGARI PASA DAN ICON MASJID RAYA PARIAMAN
-
LUBUK BASUNG, NAGARI KAN TERBAIK SATU SUMBAR, DINILAI SEBAGAI PENGIMPLEMENTASI ABS SBK
-
JAHO, NAGARI TOKOH