HOME LANGKAN TAMBO

  • Rabu, 25 Desember 2024

Berakhirnya Kerajaan Dharmasraya: Jejak Sejarah Yang Tertinggal

Berakhirnya Kerajaan Dharmasraya: Jejak Sejarah yang Tertinggal

Oleh : Andika Putra Wardana

Sebagai bagian dari peradaban Melayu kuno, kerajaan Dharmasraya berjaya dari abad ke-12 hingga ke-14 dan memainkan peran strategis dalam perdagangan internasional, terutama sebagai penghubung jalur perdagangan antara India, Cina, dan Nusantara. Namun, seperti banyak kerajaan besar lainnya di Sumatra, keruntuhannya disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Beberapa penyebab keruntuhan ini telah di dirangkulm didalam artikel ini yang terdiri dari.

1. Ekspansi Majapahit

Ekspansi Majapahit ke Sumatra adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan Kerajaan Dharmasraya runtuh. Impian Majapahit untuk menguasai jalur perdagangan dan meningkatkan kekuatan politik mereka mendorong mereka untuk menaklukkan wilayah penting di Sumatra, termasuk Dharmasraya. Dalam Kakawin Negarakertagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca, disebutkan bahwa Majapahit berhasil menguasai banyak wilayah Sumatra selama pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Dalam upaya ini, Dharmasraya, salah satu pusat kekuasaan Melayu, menjadi target utama. Otonomi Dharmasraya sebagai kerajaan independen runtuh dengan penaklukkan ini.

2. Penaklukan oleh Adityawarman

Penguasa Majapahit yang terkenal Adityawarman melakukan penaklukan terhadap Dharmasraya pada tahun 1339. Ia menguasai Dharmasraya dan memindahkan pemerintahannya ke Pagaruyung, yang kemudian menjadi pusat kebudayaan Minangkabau. Selain mengubah struktur politik Dharmasraya, penaklukkan ini juga menandai kehilangan otonomi kerajaan. Identitas politik Dharmasraya secara bertahap hilang, dan wilayahnya mulai terpengaruh oleh Majapahit, baik secara langsung maupun tidak langsung.

3. Kemerosotan Ekonomi

Ekonomi Dharmasraya merosot setelah dikuasai Majapahit dan Adityawarman. Jalur perdagangan yang sebelumnya menjadi andalan kerajaan terganggu karena perubahan kekuasaan. Selain itu, rakyat Dharmasraya menghadapi beban pajak yang tinggi dari penguasa baru, yang menimbulkan ketidakpuasan masyarakat dan memperburuk kondisi sosial ekonomi. Ketidakstabilan ekonomi merupakan salah satu faktor utama yang mempercepat runtuhnya kerajaan Dharmasraya sebagai kerajaan yang mandiri.

4. Kerusuhan Internal dan Ancaman dari Luar

Setelah kehilangan kuasa, Dharmasraya juga menghadapi kerusuhan internal. Permusuhan atas kekuasaan dan hak-hak yang diambil oleh pemerintah baru menyebabkan konflik di antara kelompok masyarakat lokal. Selain itu, Dharmasraya menghadapi ancaman dari luar, seperti serangan perompak Tionghoa yang aktif di perairan sekitar Sumatra. Kegagalan kerajaan untuk melindungi wilayahnya dari serangan ini membuat posisinya semakin lemah.

5. Perubahan Identitas Budaya

Budaya Jawa yang kuat masuk ke Dharmasraya saat Majapahit menaklukkannya. Budaya Majapahit secara bertahap mengubah identitas budaya dan politik Dharmasraya. Tradisi lokal mulai hilang dan digantikan oleh kebiasaan baru yang dibawa oleh penguasa baru.

Kerajaan Dharmasraya runtuh karena berbagai faktor yang bekerja sama. Berbagai faktor ini termasuk ekspansi Majapahit, penaklukan Adityawarman, kemerosotan ekonomi, kerusuhan internal, dan ancaman dari luar. Semua faktor ini bekerja sama, membuat kerajaan tidak mampu bertahan sebagai kerajaan sendiri. Artefak sejarah, tradisi budaya, dan karya seni kuno seperti Kakawin Negarakertagama masih menunjukkan sisa-sisa Kerajaan Dharmasraya hingga hari ini. Kita dapat belajar dari sejarah panjang Dharmasraya bahwa stabilitas sebuah kerajaan atau negara tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer, tetapi juga oleh kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan ekonomi, sosial, dan budaya.


Wartawan : Andika Putra Wardana
Editor : melatisan

Tag :#Kerajaan #Minangkabau

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com