- Senin, 24 Juni 2024
Asal Usul Minangkabau Menurut Tambo
Asal Usul Minangkabau Menurut Tambo
Oleh: Siti Fatimah
Tambo adalah asal usul minangkabau, undang undang adat, hukum dan adat istiadat minangkabau, di dalam tambo sendiri tertulis bahwa tambo berasal dari pada sejarah dan adat, setengahnya berasal dari pada syariat sekalian ambiangan yang dahulu dahulu, setengahnya atas mufakat segala orang orang yang ahli akal pada tiap tiap nagari.
Awal mula adanya nama Minangkabau
Dahulu datanglah beberapa peralu dari laut membawa kerbau panjang tanduk yang panjangnya lima bleas dapo, gadangnya delapan dapo, tanduknya dapo sebelah. Berkatalah nahkoda itu kepada Dt. Katumanggungan dan Dt. Perpatih Nan Sebatang serta orang orang besar bahwa nahkoda tersebut ingin mengajak adu kerbau jika kerbau mereka kalah maka diserahkannya semua perahu yang mereka miliki, lalu rapatlah Dt. Katumanggungan dan Dt. Perpatih Nan Sebatang serta orang orang besar dan meminta perjanjian tujuh hari lamanya.
Maka dicarikanlah oleh orang laras nan dua itu seekor anak kerbau yang sedang kuat menyusu, dan dibuatkanlah tjawang besi, sembilan tjabangnya, enam buah tiap tiap puncaknya, telah sampai tujuh hari perjanjian, maka semalam anak kerbau itu tidak diberikan menyusu kepada induknya. Pada keesokan harinya dilekatkanlah tjawang besi itu kepada anak kerbau.
Keluarlah semua masyarakat untuk melihat adu kerbau, dibawalah anak kerbau tersebut ke tengah padang dan dilepaskannya maka anak kerbau tersebut mengejar kerbau orang laut karena disangka itu induknya dan tjawang besi tadi mengenai mengenai perut kerbau orang laut itu sehingga tembus dan matilah kerbau orang laut, bersorak lah seluruh masyarakat manang kabau yang berarti menang kerbau. Setelah terjadinya keadaan tersebut, maka luhak nan tiga dahulu, sekarang dinamai minangkabau.
Adapun tempat mengadu kerbau itu sekarang bernama minang, setelah kerbau orang jawa itu kalah, larilah kerbau itu ke tempat yang tidak jauh dari sana dan keluarlah isi perut kerbau itu, tempat itu sekarang bernama sipurut dan lari juga kerbau itu pada suatu tempat yang di namai sekarang sidjangek sebab di situlah kerbau itu mati dan ditempat itulah dahulunya dikubak jangek kerbau orang jawa tadi. Alam sudah berkembang yaitu negeri sudah dinamai minangkabau dan negeri sudah diisi tiap tiap koto.
Laras yang Dua
Sebab terjadinya laras dibaginya dua laras negeri itu yaitu karena yang menjadi raja pada masa itu adalah Dt. Katumanggungan karena anak dari raja, dan Dt. Perpatih dibawah Dt. Katumanggungan berpangat mangku bumi (perdana menteri) karena dia adalah orang yang pandai mengantur segalanya.
Pemerintahan Dt. Katumanggungan bernama koto piliang berasal dari kata pilihan dan kata yang tidak boleh dipaling, keselarasan koto piliang ialah sehingga laut nan berdabur sampai kedarat sehingga Gunung Merapi hilir, dan hingga keliling Gunung semuanya. Sedangkan pemerintahan Dt. Perpatih bernama bodi caniago berasal daro budi yang berharga, keselarasan bodi caniago ialah sehingga Muara Mudik Padang Tarok hingga hilir simabur.
Referensi: Datoek Batoeah Sango. Tambo Alam Minangkabau. Cetakan Keempat. Payakumbuh: Limbago
(Penulis Mahasiswa Sastra Minangkabau Universitas Andalas Padang)
Tag :#Minangkabau #Artikel
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT
-
ANGGOTA DEWAN JANGAN SEKADAR JADI TUKANG SALUR PROYEK
-
SEMUA ADA AKHIRNYA
-
PERKEMBANGAN TERKINI PENGGUNAAN BIG DATA DI SISTEM E-GOVERNMENT
-
MERASA PALING HEBAT, JANGAN MAIN LABRAK SAJA
-
KALA NOFI CANDRA MENEBUS JANJI KE TANAH SUCI
-
PEMANFAATAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK E-GOVERNMENT