HOME PENDIDIKAN RANTAU

  • Jumat, 7 Agustus 2020

Temukan Antibiotika Alternatif Untuk Ayam Pedaging, Hardi Julendra Jadi Doktor Ke 42 Departemen Biologi FMIPA UI

Dr Ir Hardi Julendra Radjo Djawa, M.Sc
Dr Ir Hardi Julendra Radjo Djawa, M.Sc

Jakarta (Minangsatu) - Temukan antibiotika alternatif untuk ayam pedaging, Hardi Julendra meraih gelar doktor dari Program Pascasarjana Biologi FMIPA UI.

Setelah melalui Sidang Terbuka Promosi Doktor, Jumat (7/8), di Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) selama sekira dua jam, dilanjutkan sidang tertutup dekan dan para penguji selama tujuh menit, akhirnya Dekan FMIPA UI, Dr. Rokhmatulah, S.Si, M.Eng mengumumkan Hardi Julendra lulus dengan cumlaude, dan berhak menyandang gelar doktor. 

Dr Ir Hardi Julendra Radjo Djawa, M.Sc, laki-laki kelahiran Alahan Panjang (Kabupaten Solok), 4 Juli 1969 ini menjadi doktor ke 46 di Departemen Biologi FMIPA UI, atau doktor ke 182 FMIPA UI. Dia memulai pendidikan S3 di Pascasarjana Biologi FMIPA UI tahun 2017, sambil bekerja sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan sukses mempertahankan disertasi berjudul Studi Efektivitas Konsorsium Bakteri Asam Laktat dan Khamir Isolat Lokal Dengan Penambahan Oligosakarida dalam Mendukung Sistem Pencernaan dan Performa Ayam Pedaging. 

Dengan Promotor Dr. Drs. Abinawanto, M.Si, Dr. rer nat Yasman, dan Dr. Ahmad Sofyan, M. Sc, Hardi Julendra melakukan penelitian untuk mengevaluasi efektivitas konsorsium Lactobacillus plantarum AKK30 dan Saccharomyces cerevisiae B18 dalam mendukung sistem pencernaan dan kinerja ayam pedaging. 

Dengan hipotesis yang diajukan adalah konsorsium L. plantarum AKK30 dan S. cerevisiae B18 serta oligosakarida dapat mengoptimalkan kondisi saluran pencernaan ayam broiler dengan mengurangi bakteri patogen dan memperbaiki mikrostruktur usus sehingga mempengaruhi pencernaan, imunitas dan performa ayam broiler, Hardi Julendra melaksanakan penelitian dari Maret 2018 hingga Desember 2019, dengan tiga tahap penelitian. 

Dari penelitian yang oleh para penguji disebut sebagai inovasi dan terobosan penting buat ilmu pengetahuan, dan diharapkan segera dilanjutkan untuk penelitian skala penerapannya, menyimpulkan bahwa penggunaan L. plantarum AKK 30 dan S cerevisiae B18 dengan inulin 0,5 dan 1,0% (b / v) dapat digunakan sebagai alternatif antibiotic growth promoters untuk ayam pedaging. 

Pada sidang terbuka yang digelar secara virtual itu, para penguji, terdiri dari Prof Dr Drs Wibowo Mangunwardoyo, M.Sc (FMIPA UI), Prof Dr Ir Zuprizal, DEA (Fakultas Peternakan UGM), Dr Anuraga Jayanegara (Fakultas Peternakan IPB), dan Dr L T Handoko (Kepala LIPI), memuji penelitian yang disebut merupakan harapan buat peningkatan peternakan ayam pedaging. 

Atas keberhasilan meraih gelar doktor itu, putra pasangan Tarik Ch Sampono (alm) dan Zuriah Nazir ini mengatakan bahwa capaian tersebut merupakan awal untuk dilaksanakan penelitian pada skala aplikasi. "Tentu ini akan kita lanjutkan, dari penelitian skala lab, ke arah penelitian aplikatif. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh peternak," ujarnya kepada Minangsatu. 

Dijelaskan, penelitian ini disebut inovatif karena dia menggunakan dua sumber probiotik endogenus yang berbeda. Satu dari jenis bakteri asam laktat yang diisolasi dari perut ayam kampung, dan satu dari perut itik. "Kedua mikroba ini memberikan efek asosiatif di perut ayam, sehingga kemampuan ayam untuk membunuh bakteri patogen bertambah," ungkapnya.

Dengan bertambahnya kemampuan ayam membunuh bakteri patogen, tentu peluang ayam untuk hidup dan berkembang lebih besar, dan pada akhirnya meningkatkan produktifitas peternak.

Selain itu, lanjut Hardi Julendra, karena pemerintah sudah melarang penggunaan antibiotik pada ayam pedaging, sebagaimana tertuang dalam UU 41/2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewaan, dan Permentan nomor 14 tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, karena residunyo membuat manusia resisten terhadap antibiotik tertentu, sehingga bisa menurunkan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

"Nah, saya menemukan penggantinya, namanya konsorsium Lactobacillus plantarum dengan S  cerevisiae. Maka ini adalah alternatif yang sangat bermanfaat," pungkasnya.


Wartawan : boing
Editor : boing

Tag :#LIPI#Departemen Biologi FMIPA UI#HardiJulendra#Antibiotika Alternatif#CumLaude#Sumbar#AlahanPanjang

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com