Tandatangani MoU, Kabupaten Solok Menuju Smart City

AROSUKA (Minangsatu) – Inilah inovasi meningkatkanlayanan kepada masyarakat. Dengan menggulirkan Gerakan Menuju 100 Smart City, Kabupaten Solok terpilih menjadi 50 kota/kabupaten yang akan bertransformasi menjadi smart city di seluruh Indonesia.  

Gerakan dimaksud diselenggarakan secara bertahap dari Tahun 2017 hingga Tahun 2019, diharapkan adanya seratus (100) Kota/ Kabupaten yang dapat dijadikan teladan (rote modet) dalam mengimplementasikan Program Smarl City.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, smart city adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Perbaikan layanan kepada masyarakat yang terus ditingkatkan menjadi sebuah kota/kabupaten itu dikategorikan kota pintar.Karena dinamika terus berjalan. Pelayanan harus tambah baik terus dan sekarang masing-masing kota beda fokusnya. Gerakan ini ditujukan untuk memaksimalkan pemanfaatan Teknologi lnformasi dan Komunikasi dalam ekosistem Smarl City. 

Terkait gerakan smartcity, Bupati Solok H. Gusmal mengaku sangat siap menuju 100 smartcity. Daerah dengan topografi yang spesifik itu, justru harus memiliki rencana pembangunan smart city agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan. Kesiapan bupati Solok itu, dibuktikan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama antara Ditjen Aplikasi lnformatika, Kementerian Komunikasi dan lnformatika dengan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten yang terpilih, Selasa (8/5/2018), di Redtop Hotel, Jakarta.

Diungkapkan Gusmal, pemilihan  kabupaten Solok untuk membentuk master plan pembangunan smart city adalah sebuah penghargaan. Pihaknya harus memanfaatkan kesempatan itu, karena memiliki  kesiapan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), memiliki ruang dari APBD, sampai pola pikir dari pemimpin daerah." Terutama soal mindset atau pola pikir dari pemimpinnya, harus punya passion untuk meningkatkan lebih baik. Smart city itu intinya mengubah jadi layanan yang lebih bagus," tuturnya.

Dengan dilakukan penandatangan ini, maka menandai dimulainya rangkaian kegiatan yang bertujuan mendorong pemanfaatan teknologi, di mana untuk menjawab permasalahan sekaligus mendorong potensi di masing-masing daerah.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pemanfaatan teknologi beriringan dengan tumbuhnya pengguna internet di Indonesia. Dengan melakukan digitalisasi, kata dia, maka  bisa sharing informasi, dimana itu bisa diakses di mana saja melalui gadget maupun aplikasi. “ Dengan smart city, pemerintah bisa jadi lebih efektif, bisa meningkatkan potensi di daerah, sampai meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)," ujar Semuel seperti dirilis Humas pemkab. Solok

Dari sisi masyarakat terkait dampak dari implementasi smart city,  warga bisa jadi lebih sejahtera, tempat yang ditinggali jadi lebih aman, terutama menciptakan kota nyaman bagi penduduknya."Dengan datangnya para kepala daerah pada hari ini, menandatakan komitmen untuk membangun smart city itu adalah kunci. Pemimpin merupakan salah satu faktor yang didukung birokasi yang kuat. Melibatkan juga masyarakat, karena membangun kota jadi smart city tanpa tanpa melibatkan masyarakat, tidak akan terjadi," tuturnya.

Gerakan Menuju 100 Smart City sudah dilaksanakan sejak tahun 2017. Progresnya telah  dijalankan di 25 kota/kabupaten di berbagai daerah Tanah Air. Tahun 2018  ini, gerakan tersebut yang sudah memasuki tahap kedua meliputi 50 kota/kabupaten, sehingga total Gerakan Menuju 100 Smart City telah menembus 75 kota/kabupaten.

Konon, hasil akhir Gerakan Menuju 100 Smart City ini adalah terbentuknya master plan yang memuat rencana pembangunan smart city masing-masing kota/kabupaten dalam 5-10 tahun ke depan.

[ verizal sarosa ]