HOME PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Jumat, 24 September 2021

Sumbar Antisipasi Persoalan Sampah Di TPA Aia Dingin Padang Dan TPA Regional Payakumbuh

Gubernur dan rombongan meninjau ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Aia Dingin Padang, Jumat (24/9/2021).
Gubernur dan rombongan meninjau ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Aia Dingin Padang, Jumat (24/9/2021).

Padang (Minangsatu) - Pemerintah Sumatera Barat berharap pengembangan dua TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di daerah ini untuk mengantisipasi persoalan sampah bisa dilakukan menggunakan APBN yang didukung dana pendamping dari APBD.

"Anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan TPA di Sumbar cukup besar sekitar Rp34 miliar. Jika tidak memungkinkan semua menggunakan APBN kita siapkan dana pendamping dari APBD," kata Gubernur Sumbar, Mahyeldi, selesai peninjauan bersama Nani Hendiarti, Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, di Aia Dingin Kota Padang, Jumat (24/9/2021).

Pengembangan TPA Aia Dingin Padang direncanakan dilengkapi dengan pembangunan Refuse Derived Fuel (RDF, teknik mengolah sampah bermanfaat) yang berfungsi untuk memusnahkan sampah sekaligus menjadi bahan penghasil energi. Sementara untuk TPA Regional Payakumbuh dengan pembangunan sel baru untuk mengantisipasi kondisi yang sudah kelebihan kapasitas.

Gubernur Mahyeldi menyebut persoalan TPA ini sangat mendesak mengingat banyak persoalan sosial yang akan mengiringi jika tidak diselesaikan secepatnya. TPA Aia Dingin Padang diperkirakan akan penuh pada 2026, jika tidak segera diantisipasi, sedangkan TPA Regional Payakumbuh terancam jebol karena kelebihan kapasitas.

"Anggaran pendamping dari APBD akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan, sementara anggaran untuk pengembangan lain diharapkan melalui APBN," katanya.

Wali Kota Padang, Hendri Septa, mengungkapkan produksi sampah di kota itu mencapai 450 ton perhari dengan 70 persen diantaranya adalah sampah organik. Saat ini TPA Aia Dingin masih bisa menampung sampah itu, namun diperkirakan 2026 sudah penuh dan tidak bisa dimanfaatkan jika tidak ada pengembangan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Siti Aisyah, mengatakan RDF di TPA Aia Dingin Padang sangat tepat karena dekat dengan PT Semen Padang yang akan memanfaatkan hasil pengolahan sampah itu sebagai bahan bakar, sedangkan TPA Regional Payakumbuh lebih tepat menggunakan Bioteknologi seperti dengan maggot (larva dari lalat BSF, pemakan sampah organiik, red).

Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, mengatakan untuk pembangunan RDF di TPA Aia Dingin maka lahan yang tersedia harus sudah clear and clean (urusan status tanah sudah selesai). "DED juga harus segera disiapkan," ujarnya.

Ada beberapa alternatif pendanaan yang bisa digunakan yaitu APBN atau swasta karena saat ini cukup banyak swasta yang tertarik berinvestasi di bidang sampah. Untuk TPA Regional Payakumbuh pihaknya segera mengkoordinasikan dengan Kementrian PUPR untuk dicarikan solusi terbaik. Dalam rakor itu juga membahas rencana pengolahan sampah dan pusat pengolahan insinerator LB3 Medis Provinsi Sumatera Barat yang juga sangat mendesak karena produksi sampah itu sekitar 7 ton perhari dari banyak Rumah Sakit, Tempat Isolasi Mandiri dan Puskesmas.

Turut hadir pada acara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) Sinta Saptarina Soemiarno, Kepala Balitbang Prov Sumbar, Reti Wafda, Kepala Dinas PUPR Sumbar dan pihak Semen Padang.


Wartawan : Rilis/Adpim-Sbr
Editor : ranof

Tag :#Tpa#Adia Dingin#Regional Payakumbuh#Sumbar#

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com