HOME ITECH INTERNASIONAL

  • Sabtu, 22 Februari 2025

Starlink, Mineral Langka, Dan Geopolitik: Bagaimana Amerika Mengamankan Kepentingannya Di Ukraina?

Foto merupakan ilustrasi Gemini
Foto merupakan ilustrasi Gemini

Minangsatu - Dalam dinamika geopolitik yang semakin kompleks, layanan internet satelit Starlink dari SpaceX kini disebut-sebut memiliki nilai tawar tinggi bagi Amerika Serikat dalam mendapatkan akses ke mineral langka yang banyak ditemukan di wilayah Ukraina.

Mengutip dari laman Reuters, seorang sumber terpercaya menyatakan bahwa "Jika Kyiv tidak memberikan akses ke mineral langka, maka mereka tidak akan bisa menikmati Starlink lagi. Ukraina adalah pengguna setia Starlink. Bahkan dianggap sebagai Bintang Utara. Tentu kalau diblokir akan menjadi pukulan telak bagi mereka," ujar sumber tersebut pada Minggu, 23 Februari 2025.

Pernyataan ini menegaskan bahwa Starlink bukan hanya alat komunikasi vital bagi Ukraina dalam perang melawan Rusia, tetapi juga bisa menjadi instrumen negosiasi strategis dalam kepentingan ekonomi dan pertambangan Amerika Serikat.

Mengapa Mineral Langka Ukraina Begitu Penting?

Ukraina dikenal memiliki cadangan besar mineral kritis, termasuk lithium, titanium, dan rare earth elements (REE) atau logam tanah jarang. Mineral-mineral ini sangat dibutuhkan dalam pembuatan teknologi canggih, seperti semikonduktor, kendaraan listrik, perangkat militer, dan industri luar angkasa.

Lithium: Diperlukan untuk baterai kendaraan listrik dan perangkat elektronik.

Titanium: Banyak digunakan dalam industri penerbangan dan teknologi pertahanan.

Rare Earth Elements (REE): Esensial dalam produksi peralatan militer dan teknologi tinggi, termasuk radar dan sistem komunikasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah berusaha mengurangi ketergantungan pada pasokan mineral langka dari China, yang saat ini mendominasi pasar global. Dengan kekayaan sumber daya alamnya, Ukraina menjadi salah satu target utama bagi negara-negara Barat dalam mengamankan pasokan alternatif.

Starlink: Senjata Diplomasi Baru?

Sejak awal perang dengan Rusia, Ukraina sangat bergantung pada Starlink untuk komunikasi militer dan infrastruktur sipil. Dengan lebih dari 42.000 terminal aktif, layanan ini memungkinkan pasukan Ukraina tetap terhubung di medan perang. Namun, dengan munculnya laporan mengenai kemungkinan penghentian layanan jika akses ke mineral langka tidak diberikan, spekulasi mengenai penggunaan Starlink sebagai alat tekanan politik semakin menguat.

Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Amerika Serikat atau SpaceX terkait hal ini, situasi ini mencerminkan betapa pentingnya teknologi komunikasi dalam negosiasi geopolitik modern. Jika benar bahwa Washington menggunakan akses ke Starlink sebagai alat tawar-menawar, maka ini akan menjadi preseden baru dalam hubungan antara teknologi, diplomasi, dan sumber daya alam. 

Starlink telah menjadi infrastruktur krusial bagi Ukraina dalam mempertahankan komunikasi di tengah konflik. Namun, dengan meningkatnya kebutuhan Amerika Serikat akan mineral langka, hubungan ini bisa menjadi lebih kompleks dan berbasis kepentingan ekonomi. Apakah Ukraina akan terpaksa mengorbankan sumber daya alamnya demi akses berkelanjutan ke Starlink? Atau adakah jalan lain yang bisa ditempuh untuk menjaga keseimbangan kepentingan kedua belah pihak?

Yang pasti, di tengah ketegangan global yang terus berlanjut, Starlink bukan lagi sekadar layanan internet melainkan senjata diplomasi baru di era modern.


Wartawan : *
Editor : boing

Tag :#Internet #Handphone #Edukasi #Minangsatu

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com