HOME PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Jumat, 14 Agustus 2020

Sistem Pembelajaran Dalam Pandemi Covid-19, Dinas Pendidikan Sumbar Sediakan Empat Konsep

Kabid GTK Suindra, S.Pd., M.M.
Kabid GTK Suindra, S.Pd., M.M.

Padang (Minangsatu)-Sehubungan dengan sistem pembelajaran dalam pandemi Covid-19, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat sediakan empat konsep.

Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Suindra, S.Pd., M.M. menyatakan keempat konsep tersebut ialah daring, tatap muka, luring, dan gabungan/blended. "Kita pemerintah provinsi Sumatera Barat sudah memfasilitasi 4 konsep pembelajaran. Kita beri kebebasan kepada sekolah memakai mana yg sesuai untuk kondisi daerahnya masing-masing. Jadi, ada pilihan dan solusi yang ditawarkan", tuturnya saat ditemui di ruang kerja, Kamis (13/8).

Konsep daring diterapkan untuk sekolah yang sudah siap dari segi fasilitas dan kemampuan teknologi. "Untuk daring itu, kita sudah punya portal Learning Management System (LMS) di Sumbar namanya Si Cadiak Pandai. Guru-guru di MGMP kita latih kemampuan IT-nya termasuk mengoperasionalkan Si Candiak Pandai. Guru akan membuka kelas maya dan siswa akan masuk ke kelas itu.  Nanti juga dibuat e-modul yang berisi materi pembelejaran beserta video agar bisa diputar ulang oleh siswa." Tercatat, sudah ada 450 kelas maya yang dibentuk dengan sekitar 4.000 orang guru dan 26.000 orang siswa.

Sementara, tatap muka diperbolehkan untuk sekolah yang terletak di daerah berzona hijau dengan tetap mematuhi protokol penanganan Covid-19. Siswa dan guru diwajibkan memakai masker, melakukan pengecekan suhu tubuh, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Lingkungan sekolah disemprot secara berkala dengan disinfektan, kantin ditutup, dan waktu pembelajaran dikurangi.

"Kita atur yang biasanya 1 jam menjadi 30 menit, yang tadinya sehari ada 10 jam menjadi 4 jam. Aturannya kita serahkan ke sekolah. Anak juga hanya boleh sekolah maksimal 50% dengan menerapkan sistem shift perminggu ganjil dan genap", paparnya.

Berikut, sistem pembelajarannya ialah luring bagi sekolah dengan siswa yang tidak memiliki fasilitas pendukung. Anak hadir ke sekolah untuk menjemput tugas dan mengantarkannya kembali kepada guru wali kelas.

Berbeda dengan blended learning yang menggabungkan dua konsep secara bersamaan. Akan hal ini, ia berharap agar masyarakat turut bekerja sama. "Kita berharap kepada masyarakat untuk bisa bekerja sama. Kondisi ini merupakan pengalaman pertama, kita sedang mencari posisi yang tepat bagaimana pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan kita tetap mempertahankan prestasi", tandasnya.


Wartawan : Sabrina Fadilah Az-Zahra
Editor : melatisan

Tag :#Disdik Sumbar #Covid 19 # Sumbar

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com