HOME BIROKRASI KABUPATEN SOLOK SELATAN
- Kamis, 23 Oktober 2025
Sinergi BBTNKS, KemenLHK, Dan Pemkab Solsel Wujudkan Hutan Lestari Dan Ekonomi Tumbuh
Sinergi BBTNKS, KemenLHK, dan Pemkab Solsel Wujudkan Hutan Lestari dan Ekonomi Tumbuh
Solok Selatan (Minangsatu) - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Kehutanan, Petugas Pendamping Desa, dan Masyarakat Mitra Polhut (MMP).
Kegiatan ini bertujuan memperkuat peran petugas lapangan sebagai garda terdepan dalam menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi.
Kepala Balai Besar TNKS menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wadah untuk membangun sinergi antara aspek ekologi dan ekonomi.
“Penyuluh, pendamping desa, dan MMP adalah ujung tombak di lapangan yang berperan menyeimbangkan kelestarian alam dengan kebutuhan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan diikuti 162 peserta, terdiri dari penyuluh kehutanan, pendamping desa, kepala resor pengelolaan taman nasional (RPTN), dan MMP dari empat provinsi: Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.
Materi pelatihan mencakup teknik komunikasi dan pendampingan masyarakat, patroli SMART, navigasi, pengumpulan bahan keterangan (PULBAKET), hingga manajemen perjalanan dan logistik.
Para narasumber berasal dari BP2SDM Kementerian LHK, Ditjen KSDAE, POLRI, Basarnas Solok Selatan, Fauna & Flora International (FFI), dan Yayasan Konservasi Hutan Harimau.
Kepala BP2SDM Kementerian LHK drh. Indra Exploitasia Semiawan menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas SDM sebagai kunci pengelolaan hutan berkelanjutan.
"Kementerian tidak bisa bekerja sendiri. Pelestarian hutan hanya bisa berhasil dengan kolaborasi, sinergi, dan komunikasi semua pihak,” ujarnya.
“Kami menyambut baik ajakan Bupati Solok Selatan untuk bersinergi menjaga kelestarian hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Ia menjelaskan, jumlah penyuluh kehutanan di kawasan TNKS masih terbatas — sekitar 60 orang di seluruh wilayah, dan 4 orang di Solok Selatan. Namun, keterbatasan itu bisa diimbangi dengan peningkatan kualitas.
“Yang penting bukan hanya jumlah, tapi kualitas. Kalau kapasitasnya meningkat, empat orang bisa berdampak seperti seratus orang,” jelasnya.
Ia juga mendorong penyuluh untuk tidak hanya fokus pada konservasi, tetapi juga pada peningkatan ekonomi masyarakat melalui usaha berbasis lingkungan.
"Hutan harus tetap lestari, ekonomi harus tumbuh, dan masyarakat harus sejahtera. Kuncinya sinergi dan kerja sama semua pihak,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Solok Selatan H. Khairunas mengapresiasi kegiatan ini dan menegaskan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap program konservasi dan pemberdayaan masyarakat di sekitar TNKS.
“Pemerintah daerah siap berkolaborasi agar hutan tetap lestari dan masyarakat di sekitarnya bisa lebih sejahtera,” ujarnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat sinergi antara TNKS, pemerintah daerah, dan masyarakat, sehingga kelestarian alam dan pembangunan ekonomi dapat berjalan seimbang dan berkelanjutan.(vino/solsel)
Editor : melatisan
Tag :#Hutan Lestari
Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News
Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com
-
SOLOK SELATAN FOKUS DORONG INVESTASI STRATEGIS, OPTIMALKAN POTENSI ENERGI, PERTANIAN, DAN PARIWISATA
-
PLTP MUARA LABOH UNIT 2 RESMI MEMULAI TAHAPAN PENGEMBANGAN: WUJUD NYATA KOMITMEN MENUJU ENERGI TERBARUKAN DI SUMATERA BARAT
-
INVESTASI 7,6 TRILIUN, BUPATI KHAIRUNAS DUKUNG PENUH PENGEMBANGAN PLTP MUARA LABOH UNIT 2
-
SERENTAK! KETUA DAN WAKIL BUNDA PAUD SOLOK SELATAN KUKUHKAN POKJA DAN BUNDA PAUD KECAMATAN-NAGARI: WUJUDKAN SATU NAGARI, SATU PAUD BERKUALITAS
-
KOMISI V DPR RI DAN BMKG GELAR SEKOLAH LAPANG GEMPA DI SOLOK SELATAN: WUJUDKAN MASYARAKAT TANGGUH BENCANA
-
BERMULA DARI LUHAK KE NEGERI ORANG MEMAKNAI SUMPAH PEMUDA ALA PERANTAU MINANGKABAU
-
ILUSI KEBEBASAN; MEMBACA ULANG RUANG DIGITAL DAN RELASI TERSELUBUNGNYA
-
PENSIUNKAN SEMUA JENDERAL POLISI
-
KONFLIK POLITIK DI INDONESIA: CERMIN KETEGANGAN SOSIAL ATAU KEGAGALAN DEMOKRASI?
-
UPAYA MELINDUNGI BAHASA ABORIGIN DI TENGAH ARUS GLOBALISASI