HOME PENDIDIKAN KABUPATEN LIMAPULUH KOTA

  • Minggu, 6 Januari 2019

Seminar Dalam Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru

Bupati Irfendi Arbi bersama para guru
Bupati Irfendi Arbi bersama para guru

Limapuluh Kota (Minangsatu) - Sebanyak 3.657 orang guru di Kabupaten Limapuluh Kota menghadiri seminar dalam rangka meningkatkan profesionalisme, Sabtu (5/1), bertempat di Aula Politeknik Payakumbuh. 

Seminar yang juga dihadiri Bupati Irfendi Arbi dan Sekretaris Jenderal PGRI Muh Qudrat Nugraha tersebut diadakan dalam rangka memperingati HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-73 dan Hari Guru Nasional (HGN) ke-24 tahun 2018.

Sebagai pemakalah adalah Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Barat Burhasman Bur, Zulfikri Anas dari Kementeria Pendidikan dan Kebudayaan.

Bupati Irfendi mengapresiasi dilaksanakannya seminar itu. Dia juga memuji hasil kerja guru di kabupaten itu yang telah berhasil meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Limapuluh Kota.

"Sebagai kepala daerah, saya banyak melihat hasil kerja keras guru-guru," tutur Irfendi Arbi.

Sementara itu, Burhasman Bur memaparkan bahwa pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan potensi.

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara," kata Burhasman Bur yang mengutip pasal 1 ayat 1 UU No. 20/Sisdiknas 2003, di Aula Politeknik Payakumbuh, Sabtu (5/1) . 

Lebih lanjut Burhasman mengatakan, penguatan pendidikan karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah piker,dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satua pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Ini juga sebagai bagian dari gerakan nasional revolusi mental.

Pada bagian lain,Burhasman menyebutkan, pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi dalam  kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler. Kegiatan pemenuhan kurikulum yang memuat materi pembelajaran, antara lain, pendidikan agama dan budi pekerti, pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, serta mata pelajaran lain yang relevan.

Di tempat yang sama, Zulfikri Anas, dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Litbang Kemendikbud dan Direktur Institut Indonesia Bersatu menyoroti tentang pentingnya kurikulum. Menurutnya, kurikulum merupakan jantung pendidikan. Hidup matinya pendidikan tergantung ruh yang membuat jantung itu berdenyut. 

“Ada dua sumber kekuatan utama yang membuat ruh itu ada, yaitu substansi dan cara pengelolaan kurikulum,” ujarnya.

Substansi kurikulum adalah alam dan segala bentuk kehidupan di dalamnya. Sementara keseluruhan isi jagat raya adalah ciptaan Sang Maha Pencipta. Dengan demikian, kurikulum menjadi jembatan yang mengantarkan kita pada puncak kesadaran bahwa dibalik semua kekuatan yang kita miliki ada Tuhan Yang Maha Kuasa. 

“Artinya, semakin dalam kajian ilmiah yang kita lakukan, maka semakin paham tentang berbagai rahasia alam dan kehidupan. Semakin tinggi ilmu yang kita miliki, semakin dekat kita dengan-Nya. Artinya, muara dari semua   pembelajaran setiap disiplin ilmu adalah penguatan kepribadian, akhlak dan karakter,” lanjutnya.

Sementara itu, dalam kaitan dengan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sekjen PB PGRI Muh. Qudrat Nugraha, Ph.D.,M.Si menyebutkan, berdasarkan AD/ART, PGRI adalah organisasi perjuangan, profesi, dan ketenagakerjaan. Organisasi PGRI bersifat unitaristik, independen, dan non partisan. PGRI juga memperjuangkan hak dan martabat anggota serta memajukan pendidikan nasional.

Nugraha menambahkan, kebijakan PGRI adalah meningkatkan kompetensi guru dan pendidik, melindungi/memberikan perlindungan hukum bagi guru dan pendidik,meningkatkan kesejahteraan guru dan mempertahankan NKRI.

Beberapa catatan kontribusi hasil perjuangan  PGRI. Yaitu, UU Sisdiknas No. 20/2003, Dana Pendidikan 20% dari APBN, UU Guru dan Dosen No. 14/2005, Melahirkan tunjangan fungsional guru dan dosen, kenaikan pangkat otomatis, perlindungan hukum guru/pendidik, membela semua guru honor, meningkatkan kompetensi guru melalui berbagai pelatihan guru (ratusan ribu setiap tahun) bekerja sama pemerintah  dan non pemerintah, dan meningkatkan mutu guru dan kualitas pendidikan Indonesia setiap  tahun melalui berbagai kegiatan. 

Sementara untuk program profesionalitas guru dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kompetensi guru.   Yakni, melalui pelatihan, penelitian, konsultasi, simulasi, rumah produksi, dan hubungan teknologi.

Hadir dalam acara tersebut, antara lain, mantan Kepala Dinas Pendidikan Limapuluh Kota Drs. Zadri Hamzah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Limapuluh Kota Indrawati, M.Pd, Ketua PGRI Limapuluh Kota Drs. Radimas.

Dalam kesempatan tersebut,Ketua Umum Panitia Seminar PGRI, Zulhikmi, S.Pd, M.M.Pd, yang didampingi Sekretaris Umum Alpa Edison, S.Pd, M.Pd menyebut seminar dihadiri 3.657 guru dari berbagai sekolah mulai tingkat TK, SD, SMP, SMA, SMK serta beberapa sekolah swasta.

“Para peserta berasal dari 13 kecamatan di Kabupaten  Limapuluh Kota. Seperti Kecamatan Gunung Emas, Suliki, Bukit Barisan, Guguk, Payakumbuh, Lareh Sago Halaban, Luhak, Harau,Pangkalan,  Akabiluru dan Kecamatan Kapur IX, kecamatan paling ujung  Timur  Sumatera Barat Limapuluh Kota,” paparnya. (Fegi AP)


Wartawan : te
Editor :

Tag :PGRI

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com